Kontrol Sosial bagi Pembangkang

7. Kontrol Sosial bagi Pembangkang

”Amerika Serikat”, tulis Jethro K. Lieberman (1972:

74) ”mempunyai sejarah panjang untuk menerima orang- orang pembangkan (dissent) dalam hal yang abstrak dan menghukumnya dalam hal yang konkret”. Hukum mendukung pemerintah sebagai pemegang sah dari kekuasaan di dalam masyarakat. Pemerintah, pada gilirannya, terlibat secara sah dalam pengontrolan warganegaranya. Tujuan utama dari pemerintah adalah memberi kesejahteraan bagi warganegaranya, melindungi nyawa dan proper nya, dan memelihara keteraturan / kedamaian (order) di dalam masyarakat. Untuk memelihara keteraturan, pemerintah diberi mandat untuk menangkap dan menghukum pelaku kejahatan. Namun demikian, dalam masyarakat demokra s, ada pertanyaan tentang keabsahan pemerintah dalam ”meminggirkan” pembangkang (s ffl es dissent) dengan alasan untuk memelihara keteraturan / kedamaian. Pada prinsipnya, dalam masyarakat demokra s, tradisi dan nilai-nilai yang menerima (a ffi rm) pembangkang sudah mencukupi. Pada saat yang sama, agar keteraturan sosial dapat diciptakan, suatu masyarakat perlu menjamin bahwa hubungan kekuasaan yang ada dipelihara waktu demi waktu. Selain itu, orang-orang yang dalam posisi berkuasa yang mengambil keuntungan dari pengaturan kekuasaan, akan menggunakan pengaruhnya untuk membiarkan adanya penindasan (repression) terhadap orang-orang yang berani melawan pemerintah. Sebagai konsekuensinya, pemerintah umumnya memilih untuk mengontrol dan menekan para pembangkang.

Salah satu cara yang efek f dalam mengontrol pembangkang Salah satu cara yang efek f dalam mengontrol pembangkang

Kontrol juga dapat dicapai melalui manipulasi struktur keuntungan material (Janowitz, 1975). Sebagai contoh, Frances Fox Piven dan Richard A. Cloward (1971) mengatakan bahwa program kesejahteraan berfungsi sebagai mekanisme kontrol sosial di masa pengangguran massal dengan menyalurkan gejolak sosial (social unrest) dan oleh karena itu mengurangi pembangkang. Mereka berdua berargumen bahwa program bantuan publik digunakan untuk meregulasi ak vitas poli k dan ekonomi dari kaum miskin. Dalam masa depresi ekonomi yang berat, keabsahan dari sistem poli s ada kemungkinan untuk dipertanyakan oleh kaum miskin. Kemungkinan pengdongkelan kekuasaan status quo dan hubungan-hubungan proper di masyarakat akan meningkat. Ada peningkatan permintaan untuk perubahan pengaturan sosial dan ekonomi. Di bawah ancaman ini, program bantuan publik dimulai atau dikembangkan oleh pemerintah. Mereka berdua memberikan banyak contoh Kontrol juga dapat dicapai melalui manipulasi struktur keuntungan material (Janowitz, 1975). Sebagai contoh, Frances Fox Piven dan Richard A. Cloward (1971) mengatakan bahwa program kesejahteraan berfungsi sebagai mekanisme kontrol sosial di masa pengangguran massal dengan menyalurkan gejolak sosial (social unrest) dan oleh karena itu mengurangi pembangkang. Mereka berdua berargumen bahwa program bantuan publik digunakan untuk meregulasi ak vitas poli k dan ekonomi dari kaum miskin. Dalam masa depresi ekonomi yang berat, keabsahan dari sistem poli s ada kemungkinan untuk dipertanyakan oleh kaum miskin. Kemungkinan pengdongkelan kekuasaan status quo dan hubungan-hubungan proper di masyarakat akan meningkat. Ada peningkatan permintaan untuk perubahan pengaturan sosial dan ekonomi. Di bawah ancaman ini, program bantuan publik dimulai atau dikembangkan oleh pemerintah. Mereka berdua memberikan banyak contoh

Salah satu opsi bagi pemerintah untuk menggunakan kontrol terhadap pembangkang adalah melalui aparat kontrol sosial penekan yang berkaitan dengan ndak kejahatan, menegakkan hukum, dan menjaga interaksi sosial secara damai dan teratur. Dibandingkan dengan mekanisme lainnya, ”suatu response menekan terhadap kekacauan sosial adalah cara yang termurah dan yang paling cepat ada untuk mengontrol masyarakat yang dipunyai oleh pemerintah” (Oberschall, 1973: 252). Pemerintah diharapkan oleh warganya, dan dipersyaratkan oleh hukum, untuk melindungi nyawa dan proper , dan untuk menahan pelaku ndak illegal. Sebagai tambahan dari respons menekan terhadap para pembangkang, pemerintah mempunyai sejumlah ”senjata” yang agak nyata ( dak tersembunyi) walaupun sama- sama efek fnya, untuk mekanisme kontrol. Sebagai contoh, David Wise (1978: 399-400) menunjuk bahwa Badan Intelijens Pusat (Central Intelligence Agency – CIA), walaupun dilarang oleh hukum, telah terlibat dalam operasi domes k untuk mengawasi dan mengontrol ak vitas-ak vitas dari warga Amerika. Selama 20 tahun, CIA telah membuka 215.000 surat kilat khusus, mengawasi

28 juta surat, dan memfoto 2,7 juta orang dan ak vitasnya. Selama era Presiden Nixon, dalam Operasi Kekacauan (Opera on Chaos), CIA telah mengiku ak vist an perang, menginfi ltrasi kelompok-kelompok an perang, memasuki rumah orang secara illegal dan menyadap saluran telpon, mengindeks / memasukkan 300.000 nama dalam komputer ”Hydra”, dan mengumpulkan fi le terpisah dari 7.200 orang Amerika.