17
perahu dari wilayah hinterlandseperti toba, panei dan lainnya. Ketika Pemerintah Inggris menguasai Semenanjung Malaya dan Singapura, barulah wilayah ini
melakukan kegiatan ekspor dan impor dari dan ke Tanjung Balai.
2.2.1 Dermaga
Suatu pelabuhan sudah pasti memiliki dermaga untuk bertambatnya kapal atau perahu yang datang atau pergi dari dan ke pelabuhan. Sama halnya dengan
Pelabuhan Tanjung Balai Asahan yang juga memiliki dermaga mengingat pelabuhan ini sering dikunjungi kapal-kapal maupun perahu-perahu dari daerah di sekitar
Asahan. Ini dapat dibuktikan dengan catatan John Anderson yang mengunjungi Sumatera Timur pada tahun 1823.
“The bindahara of batubara was lying in a prow close to where we anchored. I went on board, and he received me with marked attention. He
is an old man, with a large diseases nose, and nearly blind. Unlike his nephews and the chiefs at batubara, who are splendidly attired in gold
cloths and other neat dresses, he was shabbily habited. He told me he had come to assahan to settle some little differences between the king and the
rajah muda. Soon after returning to my boat, the shahbundar of kampong balei, and the brother of the bindahara, came on board and informed me
that the rajah of assahan was still up the country in the batta kingdom, engaged in hostilities with some chiefs there, and that the rajah muda and
bindahara were up the other river, four or five days’ journey. They offered me accomodation in a small hovel on shore......”
19
“Bendahara dari Batubara berbaring di sebuah kapal dekat dengan kapal kami yang sedang berlabuh. Saya mendatanginya di kapal dan di
menerima saya dengan keheranan. Dia seorang laki-laki tua dengan hidung besar yang kelihatannya sakit dan hampir buta. Tidak seperti
keponakannya seorang petinggi Batubara yang mengenakan pakaian Terjemahan:
19
Anderson, op. cit., hlm. 124-125.
Universitas Sumatera Utara
18
yang rapi dengan kain emas, sedangkan ia tampak lusuh. Dia mengatakan kepada saya dia datang ke Asahan untuk menyelesaikan beberapa
masalah kecil antara raja dengan raja muda. Setelah kembali ke kapal saya, syahbandar dari Kampung Balei dan bendahara datang ke kapal dan
memberitahu saya bahwa Sultan Asahan sedang berada di Kerajaan Batak untuk menyelesaikan pertikaian antar kampung di sana, kemudian
raja muda dan bendahara memberitahu jika ingin ke sana harus menyusuri sungai yang memakan waktu 4 sampai 5 hari perjalanan.
Mereka menawarkan akomodasi kepada saya di sebuah gubuk kecil di pantai......”
Keterangan di atas menginformasikan bahwa ketika Anderson berlabuh di dermaga Pelabuhan, dia menemui bendahara Batubara yang datang ke Asahan untuk
menyelesaikan beberapa masalah kecil antara raja dengan raja muda. Dia juga mempromosikan hasil-hasil perdagangan yang kemudian dapat dibawa ke Penang. Ini
menunjukkan bahwa di Pelabuhan Tanjung Balai sudah terdapat dermaga untuk berlabuhnya kapal yang ditumpangi Anderson. Setelah Anderson kembali ke
perahunya, syahbandar dari Tanjung Balai beserta bendahara mendatangi Anderson dan memberitahu bahwa Sultan Asahan sedang pergi ke pedalaman Batak untuk
mengurusi pemberontakan-pemberontakan kecil yang terjadi di sana, karena perjalanan selanjutnya menghabiskan waktu 4-5 hari, maka syahbandar tersebut
menawarkan agar Anderson dan rekan-rekan menginap dahulu di sebuah gubuk kecil. Tawaran tersebut diterima oleh Anderson dan kemudian perahu yang ditumpangi
Anderson disandarkan di dermaga.
2.2.2 Kapal dan Perahu