95
Besarnya volume maupun nilai ekspor–impor di Sumatera Timur selalu di pegang oleh Pelabuhan Belawan. Hal ini terjadi mengingat Pelabuhan Belawan
merupakan pelabuhan utama di Sumatera Timur, selain itu, letak pelabuhan yang berada di pusat pemerintahan Keresidenan Sumatera Timur sehingga Pelabuhan
Belawan dapat dikatakan sebagai pintu gerbang Sumatera Timur. Hal ini juga didukung dengan adanya sarana transportasi yang mengangkut hasil-hasil panen dari
pedalaman ke pelabuhan seperti pembangunan jalur kereta api dan jalan raya yang memudahkan akses barang.
4.2 Afdeling Asahan
Tanjung Balai sebagai pelabuhan terpenting dan terbesar di Afdeling Asahan tentu saja memiliki peran yang sangat besar bagi kegiatan ekonomi ekspor dan impor
di Afdeling Asahan. Kegiatan ekonomi ekspor dan impor didukung pula dengan banyaknya perkebunan-perkebunan yang berdiri di Asahan. Selain itu, peran
Pelabuhan Tanjung Balai Asahan semakin kuat di Asahan karena letak pelabuhan yang berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Keberadaannya di pusat
pemerintahan, semakin memperkuat peran Pelabuhan Tanjung Balai Asahan sebagai pelabuhan ekspor dan impor.
Pelabuhan Tanjung Balai Asahan yang terletak di pusat pemerintahan Afdeling Asahan tentu saja sangat menguntungkan karena hampir semua hasil-hasil
perkebunan dikirim ke pusat pemerintahan, sebagaimana yang dipegang oleh Kota Medan, sebagian besar hasil-hasil perkebunan di Sumatera Timur diangkut ke Medan.
Universitas Sumatera Utara
96
Hal ini juga dipegang oleh Tanjung Balai, sebagai pusat pemerintahan Afdeling Asahan, maka banyak arus lalulintas komoditas perkebunan yang diangkut dari
daerah pedalaman Asahan ke Tanjung Balai yang kemudian diangkut ke Pelabuhan Tanjung Balai Asahan selanjutnya diangkut ke kapal.
Sebenarnya terdapat beberapa pelabuhan yang berdiri di Afdeling Asahan yang fungsinya hampir sama dengan Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Fungsi dari
pelabuhan-pelabuhan tersebut adalah untuk melayani ekonomi ekspor dan impor yang sebagian besar dikendalikan oleh perkebunan, karena memang yang melakukan
kegiatan tersebut adalah pihak perkebunan. Berdasarkan tabel 19 dan 20, pelabuhan-pelabuhan yang berada di Afdeling
Asahan adalah Pelabuhan Tanjung Tiram, Pelabuhan Kualuh dan Pelabuhan Labuhan Bilik. Pelabuhan Tanjung Balai Asahan jika dibandingkan dengan ketiga pelabuhan
tersebut dalam jumlah tonasenya maupun nilainya masih lebih besar dan lebih tinggi baik ekspor dan impornya. Ini menandakan bahwa di Afdeling Asahan, Pelabuhan
Tanjung Balai Asahan dijadikan pelabuhan utama untuk melayani ekonomi ekspor dan impor. Pelabuhan Tanjung Balai Asahan dengan demikian memegang peranan
yang sangat besar di Afdeling Asahan. Peran yang besar ini menandakan bahwa Pelabuhan Tanjung Balai Asahan merupakan pelabuhan yang diperhitungkan di
Afdeling Asahan.
Universitas Sumatera Utara
97
Berikut adalah data-data kuantitatif ekspor dan impor per pelabuhan di Afdeling Asahan yang menandakan bahwa Pelabuhan Tanjung Balai Asahan
merupakan pelabuhan utama di Afdeling Asahan:
Tabel 21 Ekspor per Pelabuhan di
Afdeling Asahan Tahun 1938-1940 Pelabuhan
Volume dalam ton Nilai dalam x 1000 gulden
1938 1939
1940 1938
1939 1940
Tanjung Balai 47.042
44.407 42.882
8.818 8.876
14.373 Tanjung Tiram
5.716 5.212
4.170 1.180
950 1.350
Labuhan Bilik 34.471
38.289 36.433
4.962 5.991
7.208 Kualuh
- -
- -
- -
Jumlah 87.229
82.908 73.485
14.960 15.827
22.931
Sumber:Verslag van de Handelsvereeniging te Medan Over Het Jaar 1940, hlm. 154. Dari tabel di atas, Pelabuhan Tanjung Balai menempati urutan pertama di
Afdeling Asahan dengan total volume ekspornya sebesar 131.331 ton pada tahun 1938 hingga 1940. Dari jumlah tonasenya, Pelabuhan Tanjung Balai membawahi
Pelabuhan Labuhan Bilik, Tanjung Tiram dan Kualuh. Besarnya tonase ekspor di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan karena letaknya yang berada di pusat pemerintahan
Afdeling Asahan, selain itu pembangunan sarana transportasi juga turut menyumbang besarnya tonase karena akses yang lebih mudah untuk mengangkut ke pelabuhan.
Dari keseluruhan total volume ekspor antara tahun 1938 hingga 1940, maka Pelabuhan Tanjung Balai Asahan memiliki persentase sebesar 55 untuk
keseluruhan Afdeling Asahan.
Universitas Sumatera Utara
98
Dari jumlah persentase volume ekspor sebesar 55, Pelabuhan Tanjung Balai Asahan merupakan pelabuhan utama di Afdeling Asahan. Hal tersebut diikuti
dengan nilai ekspornya. Total nilai ekspor di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan pada tahun 1938 hingga 1940 adalah sebesar 3.206.700 gulden. Jumlah ini merupakan
jumlah terbesar per pelabuhan di Afdeling Asahan. Persentase dari jumlah tersebut terhadap jumlah keseluruhan di Afdeling Asahan adalah 61.
Selain sebagai pelabuhan ekspor, Pelabuhan Tanjung Balai Asahan juga sebagai pelabuhan impor. Jumlah impor di Pelabuhan Tanjung Balai merupakan yang
tertinggi di Afdeling Asahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 22 yang memperinci pelabuhan-pelabuhan impor di Afdeling Asahan. Berikut adalah tabel yang
menginformasikan volume impor per pelabuhan di Afdeling Asahan pada tahun 1929 hingga 1940:
Tabel 22 Impor per Pelabuhan di
Afdeling Asahan Tahun 1929-1940 Pelabuhan
Volume dalam ton 1929
1937 1938
1939 1940
Tanjung Balai 40.515
31.676 35.717
28.870 12.240
Tanjung Tiram 2.894
11.608 18.663
12.031 1.392
Labuhan Bilik 25.214
13.101 16.732
12.949 4.235
Kualuh 1.500
- -
- -
Jumlah 70.123
56.385 71.112
53.850 17.867
Sumber:Verslag van de Handelsvereeniging te Medan Over Het Jaar 1940, hlm. 116.
Universitas Sumatera Utara
99
Tabel di atas, membuktikan bahwa Pelabuhan Tanjung Balai Asahan merupakan pelabuhan impor utama di Afdeling Asahan. Ini dibuktikan dengan
tingginya volume impor jika dibandingkan dengan ketiga pelabuhan yang lain di kawasan Afdeling Asahan. Volume impor yang melalui Pelabuhan Tanjung Balai
Asahan adalah sebesar 159.028 ton. Dari keseluruhan total volume impor antara tahun 1929 hingga 1940, maka Pelabuhan Tanjung Balai Asahan memiliki persentase
sebesar 61,5 untuk keseluruhan Afdeling Asahan. Hal ini terjadi karena Pelabuhan Tanjung Balai Asahan yang terletak di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Selain
itu, dengan ditetapkannya Tanjung Balai sebagai gemeente maka banyak memerlukan peralatan maupun perlengkapan operasional pemerintahan yang kebanyakan
kebutuhan tersebut diimpor.
4.3 Onderneming