Pertanian Rakyat PERAN PELABUHAN TANJUNG BALAI ASAHAN 1865-1942

104 Pada tahun 1911 telah berdiri beberapa perusahaan minyak kelapa sawit yang besar di Sumatera Timur. Sejak saat itu, wilayah Sumatera Timur menjadi salah satu penghasil kelapa sawit yang terbesar di dunia disamping Afrika bahkan melampauinya.Produksi minyak kelapa sawit tahun 1925-1940 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, sehingga sampai tahun 1939 produksi minyak kelapa sawit di Sumatera Timur mencapai 251.000 ton. 104 Besarnya produksi minyak kelapa sawit membawa dampak yang positif bagi aktivitas ke pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Artinya, Pelabuhan Tanjung Balai Asahan memiliki peran dalam mengekspor kelapa sawit itu sendiri. Berdasarkan verslag van de handelsvereeniging te medan tahun 1940, Pelabuhan Tanjung Balai Asahan merupakan pelabuhan pengekspor minyak kelapa sawit terbesar ketiga di bawah Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Labuhan Bilik. 105

4.4 Pertanian Rakyat

Keterangan-keterangan di atas menunjukkan bahwa Pelabuhan Tanjung Balai Asahan memiliki peran yang begitu kuat dalam mengekspor hasil-hasil produksi perkebunan maupun mengimpor kebutuhan hidup serta perlengkapan dan peralatan perkebunan maupun pertanian. Berdasarkan besarnya kuantitas maupun nilainya, Pelabuhan Tanjung Balai Asahan telah dapat menempati urutan kedua setelah Pelabuhan Belawan. 104 Ibid., hlm 73. 105 Verslag van de handelsvereniging....., 1940, op. cit, hlm. 212. Universitas Sumatera Utara 105 Peran yang tidak kalah pentingnya bagi Pelabuhan Tanjung Balai Asahan adalah mengangkut hasil-hasil komoditas milik rakyat bukan milik perusahaan besar. Pertanian rakyat dapat dibagi menjadi dua hal yakni perkebunan yang dikelola secara pribadi oleh rakyat dan perikanan yang dilakukan oleh rakyat. Di Asahan, sektor perikanan merupakan sektor yang tidak dapat dikesampingkan. Sektor pertama adalah pertanian karet rakyat. Karet rakyat merupakan komoditas unggulan rakyat di Asahan pada khususnya dan di Sumatera Timur pada umumnya. Karet rakyat di Asahan jika masa produksi tiba, banyak petani yang menjualnya ke eksportir yang kemudian eksportir tersebut mengirimkan produksi tersebut ke Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Peran ini terus dipegang hingga masa restriksi karet. Masa restriksi karet, banyak petani karet yang mengeluhkan kebijakan ini, sehingga mau tidak mau produksi karet rakyat terus menurun. Produksi yang lainnya adalah hasil-hasil hutan seperti getah, rotan dan lainnya. Hasil hutan di Asahan cukup melimpah mengingat wilayah Asahan sebagian besar berhulu ke Dataran Tinggi yang mayoritas penduduknya beretnis Batak. Masyarakat pedalaman banyak melakukan jaringan pelayaran ke Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Adanya hubungan ini Pelabuhan Tanjung Balai Asahan memiliki peran untuk mengekspor hasil-hasil hutan yang diperdagangkan oleh masyarakat pedalaman yang umumnya menetap di hulu Sungai Asahan yakni di sekitar Danau Toba. Selain hasil hutan, hasil-hasil perkebunan yang dikelola secara pribadi oleh masyarakat adalah kopra dan pinang. Kopra dan pinang banyak di jumpai di Asahan. Universitas Sumatera Utara 106 Secara data, komoditas yang terbesar dan utama yang diekspor oleh Pelabuhan Tanjung Balai Asahan adalah kopra. Kopra umumnya dibudi dayakan oleh masyarakat pribumi. Hal ini dipilih karena biaya untuk merawat tanaman kelapa tidak begitu besar jika dibandingkan dengan karet dan lainnya. Sama seperti halnya dengan karet rakyat, kopra dan pinang dijual kepada perusahaan eksportir yang kemudian di kirim melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Berikut adalah tabel volume ekspor kopra dan pinang di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan tahun 191937-1940: Tabel 23 Volume Ekspor Kopra dan Pinang di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan Tahun 1937-1940 Tahun Kopra dalam kg Pinang dalam kg Tanjung Balai Sumatera Timur Tanjung Balai Sumatera Timur 1937 9.298.461 19.748.885 219.942 14.988.894 1938 8.953.194 20.978.426 394.274 19.970.784 1939 5.451.111 17.038.491 173.055 17.402.371 1940 1.310.858 8.353.389 - - Jumlah 25.013.624 65.219.191 787.271 52.362.049 Sumber: 1937-1939: Verslag van de Handelsvereeniging te Medan over het jaar 1939, 1940: Verslag van de Handelsvereeniging te Medan over het jaar 1940. Tabel di atas merupakan komoditas-kpmoditas pertanian rakyat yang diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Komoditas kopra merupakan komoditas pertanian rakyat yang besar dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Hal ini dapat terjadi karena rakyat di Asahan maupun sekitarnya banyak Universitas Sumatera Utara 107 yang membudidayakan kopra. Dari tabel di atas, jumlah kopra yang diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan dari tahun 1937 hingga 1940 adalah sebesar 25.013.624 kg. Dari jumlah ini, maka Pelabuhan Tanjung Balai Asahan berperan mengekspor kopra rakyat sebesar 38,5 untuk Sumatera Timur keseluruhan. Pinang merupakan salah satu komoditas yang diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Volume ekspor pinang yang melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya di Sumatera Timur. Volumenya hanya 787.271 kg pada tahun 1937 hingga 1940. Kecilnya jumlah volume ekspor pinang yang melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan kecil pula peran yang dipegangnya, jika dipersentasekan, maka peran Pelabuhan Tanjung Balai Asahan dalam mengekspor pinang hanya sebesar 1,5. Selain sektor pertama yang menyangkut mengenai hasil-hasil perkebunan yang dikelola secara pribadi oleh penduduk setempat, terdapat sektor yang lain yakni sektor perikanan sebagai sektor kedua. Sektor kedua yang diusahakan oleh rakyat adalah sektor perikanan. Perikanan di Tanjung Balai Asahan umumnya masyarakat pribumi mengusahakan berbagai jenis olahan ikan seperti ikan asin, terasi, sirip ikan dan ikan pari. Berbeda dengan hasil-hasil perkebunan yang dikelola oleh rakyat, sektor perikanan diperdagangkan langsung di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan tidak lagi melalui perantara eksportir. Pertanian rakyat yang dibedakan atas dua sektor yakni sektor perkebunan dan perikanan banyak menggunakan sarana Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Dengan demikian peran Pelabuhan Tanjung Balai Asahan begitu berarti bagi keberlangsungan pertanian rakyat meskipun sektor perkebunan yang dikelola Universitas Sumatera Utara 108 masyarakat harus melalui perantara eksportir untuk menjualnya yang kemudian dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Balai Asahan. Universitas Sumatera Utara 109

BAB V EKSISTENSI PELABUHAN TANJUNG BALAI ASAHAN 1865-1942