Situation pengarang mulai melukiskan keadaan Generation Circumstances peristiwa mulai bergerak

commit to user 49

2. Alur Plot

a. Situation pengarang mulai melukiskan keadaan

Pada tahap ini pengarang mengawali cerita dengan memperkenalkan tokoh yang bernama Lely. Ia adalah seorang perempuan yang berumur kurang lebih 20-30 tahun. Lely seorang perempuan lulusan SMA yang hidup di kota yang tidak terlalu besar, dan sejak duduk di bangku SMP tinggal bersama Tantenya yang bernama Esther. Selama tinggal bersama Tante Esther, Lely mulai belajar merancang atau membuat model, mengukur, memotong kain, dan menjahit. Tamat SMA, Lely sudah pandai dan terampil melakukan itu semua dan bekerja di butik pakaian milik Tante Esther. Kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan pendapatan yang ia dapatkan, apalagi butik Tante Esther semakin hari semakin ramai pelanggan yang datang. Pengarang juga memberikan gambaran bahwa Lely sedang merasakan keresahan atau sakit hati karena suaminya. Pengarang di dalam tahap situation ini juga memperkenalkan tokoh yang bernama Rasmoyo, yakni seorang pria yang setengah baya, berumur sekitar 45-50 tahun, kaya, sopan, tidak sombong, menghargai seorang perempuan, dan memiliki sifat kebapakan. Pertemuannya dengan Lely merupakan kebahagiaan buat Rasmoyo. Rasmoyo merasakan telah menemukan sesuatu yang hilang dalam hidupnya, begitu juga yang dirasakan oleh Lely. Hal tersebut membuat Lely suka dengan kepribadian yang dimiliki Rasmoyo. Hubungan diantara mereka pun dapat terjalin dengan baik commit to user 50

b. Generation Circumstances peristiwa mulai bergerak

Peristiwa mulai bergerak yaitu ketika Lely memutuskan untuk menikah dengan Tanoto. Tanoto merupakan seorang atasan di sebuah pabrik sepatu, dan meski kehidupannya terjamin serta semua keinginan Lely dapat terpenuhi. Namun hal itu tidak lantas membuat Lely untuk memutuskan berhenti dari pekerjaannya begitu saja. Apalagi setelah ia ikut mengerjakan pesanan baju, butik Tante Esther semakin ramai. Lely merasa puas kalau dapat mencari uang sendiri. Lima tahun usia pernikahannya, rumah tangganya mulai terusik. Berawal pada saat Lely membersihkan laci, ia menemukan kwitansi pembayaran kelahiran atas nama Nyonya Tanoto. Mengetahui hal tersebut Lely merasa terkejut dan tidak percaya, sampai kwitansi tersebut dibaca tiga kali. Kemudian Lely menemukan beberapa kwitansi-kwitansi yang lain seperti kwitansi pembayaran pemeriksaan dari awal kehamilan, pemeriksaan rutin, pembelian obat, pembelian popok, pembelian susu, kereta bayi, kasur, bantal, guling dan sebagainya. Lely merasa geram dengan hal tersebut. Pada malam harinya, kwitansi-kwitansi tersebut ditunjukkan pada suaminya. Tanoto pun kaget dengan hal itu, dan berusaha menjawab semua pertanyaan Lely. Tanoto berdalih kalau Partiyem hanya meminjam uang kantor, dan menggunakan nama Nyonya Tanoto agar mudah dalam pembukuannya. Partiyem adalah salah satu pegawai toko, namun terkadang membantu pekerjaan rumah di rumah Lely. Lely masih percaya dengan semua penjelasan yang diberikan Tanoto, dan rumah tangganya kembali tentram. Pada suatu pagi, seorang anak laki-laki commit to user 51 datang mengantarkan surat untuk Tanoto. Namun, Lely yang menerima surat tersebut. Setelah membaca surat tersebut, Lely merasa darahnya mendidih sampai sekujur badannya terasa panas. Surat tersebut dari Partiyem, yang menanyakan uang untuk pembelian susu sudah tiga bulan belum dikirim. Putri, anaknya yang berumur empat bulan sakit dan harus segera diperiksakan. Pada saat Tanoto keluar dari kamar mandi, surat tersebut diberikan oleh Lely. Lely menjauh, sedangkan Tanoto membaca dan mulai gemetar setelah mengetahui isi surat tersebut dari Partiyem. Selesai membaca surat itu, Tanoto langsung mengakui kalau perempuan itu hamil dengannya meskipun sudah memiliki suami. Tanpa permisi dan banyak kata-kata Lely langsung berangkat ke butik. Sampai butik tutup pun, Lely belum juga pulang. Tengah malam ia baru pulang dari butik, sesampainya di rumah, Lely memilih untuk mengunci diri di kamar. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Lely berangkat ke butik. Selama tiga bulan lebih sikap Lely seperti itu terus. Lely mulai berpikir panjang, ia pun juga memilih mengalah serta berusaha memaafkan kesalahan Tanoto. Mengingat selama berumah tangga, mereka belum di karuniai seorang anak. Kemudian Lely mengambil keputusan untuk merawat anak hasil hubungan suaminya dan Partiyem, dengan syarat hubungan mereka harus diakhiri. Namun, Partiyem bukanlah seorang perempuan yang bodoh. Partiyem tidak mau memberikan anaknya begitu saja, karena anak tersebut dapat digunakan Partiyem untuk menguras harta Tanoto. Dalam beberapa waktu, rumah tangga Lely dan Tanoto commit to user 52 kembali tentram, karena hubungan Tanoto dengan Partiyem sepertinya sudah benar-benar putus.

c. Rising Action keadaan mulai memuncak

Dokumen yang terkait

ASPEK PENOKOHAN DALAM CERITA BERSAMBUNG LEDHEK KETHEK KARYA SUGENG WIYADI (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra)

0 65 129

ASPEK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA KIDUNG PINGGIR LURUNG KARYA UDYN U.Pe.We: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Naskah Drama Kidung Pinggir Lurung Karya Udyn U.Pe.We: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di

0 1 11

DEFENSE MECHANISM TOKOH UTAMA DALAM CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR KARYA ADINDA AS (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra).

0 0 19

OPTIMISME TOKOH UTAMA DALAM CERITA BERSAMBUNG NGONCEKI IMPEN KARYA SRI SUGIYANTO (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra).

0 0 20

ASPEK KRIMINALITAS DALAM CERITA BERSAMBUNG GETIH SRI PANGGUNG KARYA KUKUH S. WIBOWO (Tinjauan Sosiologi Sastra).

0 0 17

Optimisme Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngonceki Impen Karya Sri Sugiyanto (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) 1.HALAMAN JUDUL

0 0 20

Self adjustment tokoh utama dalam cerbung gurunadi karya ismoe rianto (Sebuah Tinjauan Psikologi Sastra) Halaman Pengesahan

0 0 17

Ajaran Moral dalam Cerita Bersambung “Enting-Enting” Karya A. Soetarno (Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra) IMG 20150928 0001

0 0 1

Sosok Tokoh Sulimah dalam Cerita Bersambung Tangis Biru Karya Ardini Pangastuti BN (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) IMG 20150901 0001

0 0 1

ii PERNYATAAN - ASPEK KRIMINALITAS DALAM CERITA BERSAMBUNG KUNARPO ING GERBONG PUNGKASAN KARYA KUKUH S.WIBOWO (suatu Tinjauan Sosiologi Sastra) - UNS Institutional Repository

0 2 15