commit to user 38
BAB IV PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pengarang
Karya sastra dan pengarang memiliki suatu hubungan yang akan pernah bisa lepas, hubungan yang dapat mencerminkan segi-segi kejiwaan, pandangan sosial,
ataupun filsafat hidup yang ada dalam diri pengarang yang terdapat dalam hasil karyanya. Namun dalam penulisan suatu karya sastra bukan hanya merupakan
curahan perasaan dan hasil imajinasi pengarang saja. Akan tetapi, karya sastra juga merupakan refleksi kehidupan yaitu pantulan respon pengarang dalam menghadapi
problem kehidupan yang diolah secara estetis melalui kreatifitas yang dimilikinya. Setelah diolah, hasilnya akan disajikan kepada pembaca.
Pengarang dalam menghasilkan sebuah karya-karya sastranya, memiliki suatu kebebasan untuk mengembangkan perasaan, pikiran dan fantasinya untuk disusun dan
diungkapkan hingga menjadi sebuah cerita, cerita itu juga akan dipengaruhi oleh pengalaman dan pandangannya.
1. Riwayat Hidup Pengarang
Pengarang merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Berhasil tidaknya suatu karya sastra tergantung dari luas tidaknya wawasan yang dimilikinya.
Bahkan kejelian pengamatan terhadap sendi-sendi kehidupan yang amat kompleks
commit to user 39
akan sangat membantu, oleh karena itu berbagai macam aspek yang menyangkut diri pengarang perlu sekali untuk diperhatikan. Terlepas dengan hal tersebut di atas maka
dalam penelitian ini akan dipaparkan tentang riwayat hidup pengarang cerbung Mecaki Lurung kang Ilang yaitu Ismoe Rianto. Ismoe Rianto lahir di kota Malang,
tanggal 21 Agustus 1942. Beliau mengawali pendidikan dari SR pada tahun 1950 - 1956, SMP Kristen 1 pada tahun 1956 - 1959 dan STM pada tahun 1959 - 1962 yang
diselesaikan di kota kelahirannya, yaitu Malang. Satu tahun setelah lulus dari STM, beliau diterima masuk dalam jajaran kepolisian di Surabaya pada tahun 1963.
Kemudian tahun 1973, beliau mendirikan kelompok penulis dengan nama 6 Januari 73 Art yakni sebuah grup tempat berkumpulnya anak-anak muda Surabaya yang
gemar bersastra. Ismoe Rianto pernah menjadi koordinatornya, disitu Ismoe Rianto mulai menulis dalam arti sesungguhnya dan beliau mulai berkenalan dengan karya-
karya sastra. Empat tahun kemudian, yaitu pada tahun 1977 beliau membidangi kelahiran PPSJS dan dipercaya sebagai ketua umum PPSJS yang pertama
berdasarkan pertemuan pengarang pada tanggal 31 Juli 1977. Pada tahun 1991 beliau pensiun dari dinas kepolisian dan mengisi waktu dengan tetap menulis.
Sejak kanak-kanak Ismoe Rianto sudah gemar menulis. Kegemarannya itu terus dikembangkan sampai dewasa dan hingga beliau dinas di kepolisian. Tujuan
beliau menulis terutama didorong oleh keinginan menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Pengarang yang pertama kali tulisannya dimuat di majalah Caraka
Berbahasa Indonesia di Jakarta pada tahun 1964 ini, menikah dengan C. Sri Handayani pada tahun 1968 dan dikaruniai seorang putri bernama Sri Purwanti.
commit to user 40
Bersama istrinya, penganut agama Kristen Protestan ini tinggal di sebuah rumah Jalan Sabdo Palon 115, Winanga
– Madiun. Karya-karyanya sudah banyak dimuat di media-media yaitu, seperti: Penjebar Semangat, Jaya Baya, Mingguan Suara Karya,
majalah STOP, majalah Info, Mingguan Kumandhang, Bathara, Jawa Pos, Surabaya Pos, Pewarta Surabaya, Bintang Baru, Jawa Anyar, Punakawan, Darma Nyata, dan
lain-lain. Sampai saat ini pengarang yang juga mantan anggota polisi ini masih tetap menulis.
Ismoe Rianto selain menulis cerita-cerita berbahasa Jawa, beliau juga menulis cerita berbahasa Indonesia. Salah satu novelnya berjudul Tante Erry yang
dimuat bersambung di majalah Semeru majalah Komdak Jatim. Dan lantaran novelnya yang berjudul Tante Erry dimuat, beliau yang sebelumnya berdinas di
pasukan ditarik dinas pada bagian penerangan Dispendak. Sebagai pengarang, Ismoe Rianto telah menghasilkan sekitar 20 judul naskah sandiwara radio berbahasa
Indonesia dan sekitar 6 judul berbahasa Jawa yang telah ditulis melalui RKPD Jatim. Setelah sekian lama menulis, karya-karyanya banyak dihargai orang lain, maka tidak
heran jika beliau pernah mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya.
2. Latar Belakang Sosial Budaya Pengarang