Sedangkan kekurangannya adalah: a
membutuhkan waktu yang lama; b
siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya yang kurang pandai,dan yang kurang pandai pun
merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang
dengan sendirinya.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ervi Dwi Patmawati tahun 2013 yang
berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Metode
Jigsa w
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tempel pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Tahun
Ajaran 20122013” dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif
metode
Jigsa w
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tempel tahun ajaran 20122013. Peningkatan dilihat dari
ranah kognitif adalah jumlah siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 73,53 naik pada siklus II menjadi 100. Peningkatan nilai rata-rata
siklus I sebesar 43,10 naik pada siklus II menjadi 59,20. Pada ranah afektif, siklus I terdapat 58,82 siswa naik pada siklus II menjadi 94,29.
Pada ranah psikomotorik, siklus I terdapat 73,53 siswa tuntas naik pada siklus II menjadi 100 tuntas. Penelitian ini memiliki persamaan dengan
penelitian Ervi Dwi Patmawati yaitu menggunakan model pembelajaran
kooperatif Metode
Jigsa w
. Perbedaannya terletak pada tujuan penelitian. Penelitian Ervi Dwi Patmawati bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar, sedangkan peneliti mengunakan model ini untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar akuntansi siswa. Perbedaan lainnya
terletak pada subjek, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Ngesti Wayah tahun 2013 yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsa w
untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Peserta Didik Kelas XI Akuntansi I SMK Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 20122013”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsa w
dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi peserta didik kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Depok tahun ajaran
20122013. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian pada siklus I diperoleh rata-rata skor Aktivitas Belajar Akuntansi sebesar 63,84 dan
pada siklus II diperoleh skor 87,95. Oleh karena itu terjadi peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi peserta didik sebesar 24,11. Penelitian Rizki
Ngesti Wayah memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsa w.
Perbedaannya ada pada tujuan penelitian. Jika penelitian Rizki Ngesti Wayah bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas belajar akuntansi, sedangkan peneliti bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar akuntansi
siswa. Perbedaan lainnya terletak pada subjek, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini tahun 2014 yang berjudul
“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsa w
untuk Meningkatkan Pemahaman Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK
Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsa w
dapat meningkatkan Pemahaman Akuntansi siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 20132014. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian diperoleh skor pemahaman akuntansi secara klasikal pada siklus I sebesar 61,61 dan pada siklus II sebesar
81,25 yang berarti ada peningkatan 19,64. Penelitian Suhartini memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsa w.
Perbedaannya ada pada tujuan penelitian. Jika penelitian Suhartini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman akuntansi saja, sedangkan peneliti tidak hanya bertujuan meningkatkan pemahaman akuntansi saja namun bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar akuntansi siswa. Perbedaan lainnya terletak pada subjek, tempat, dan waktu pelaksanaan
penelitian.
C. Kerangka Berpikir