Jenis Penelitian KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SLB C1 DHARMA RENA RING PUTRA 1.
83
mengenai operasi penjumlahan siswa belum memperoleh hasil yang maksimal.
Berbeda halnya ketika saat intervensi dan saat dipergunakannya media abakus, siswa nampak antusias mendengar penjelasan guru yang
menarik minat belajar siswa. Siswa pun tidak sungkan untuk bertanya berkaitan dengan kegunaan media abakus. Penggunaan media abakus
efektif dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang operasi penjumlahan tunagrahita kategori sedang, dapat dilihat dari perolehan
hasil data baseline-2 yang dilakukan setelah pelaksanaan Intervensi. Pelaksanaan baseline-2 ini, dilaksanakan beberapa hari setelah
pelaksanaan intervensi selesai dilaksanakan dan dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Berikut hasil pelaksanaan baseline-2 pada siswa
yakni, pelaksanaan baseline-2 ini, siswa tampak mulai yakin dan percaya diri dalam dalam menjawab pertanyaan sesi baseline-2 ini.
Siswa mulai terbiasa mengerjakan soal-soal yang sebelumnya siswa pernah diberikan pembelajaran mengenai hal tersebut. Merujuk dari
kemampuan awal fase baseline-1 yang diperoleh siswa, siswa mengalami peningkatan hasil tes kemampuan siswa setelah diberikan
perlakuan menggunakan media abakus. Sebagai upaya memperjelas hasil data baseline-2 dari siswa
tersebut, berikut ini disajikan tabel data hasil baseline-2 yakni:
84
Tabel 12. Kemampuan Operasi Penjumlahan Fase Baseline-2
Sesi ke
Tanggal Waktu
Dilaksanakan Skor Baseline
2 Taraf
Pencapaian Kemampuan
operasi penjumlahan
1 26 Maret 2014
07.30 – 07.45 23
63,89 2
27 Maret 2014 07.30 – 07.45
25 69,44
3 28 Maret 2014
09.30 – 09.45 27
75 Rerata
69,44 Predikat
Baik Berdasarkan hasil pengukuran kembali terhadap prestasi belajar
matematika yang dijadikan target behavior, yaitu media abakus efektif dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang kemampuan
operasi penjumlahan bagi anak tunagrahita kategori sedang setelah pelaksanaan intervensi menggunakan media abakus, dapat dijelaskan
bahwa tahap baseline-2 diperoleh data bahwa pada sesi pertama sebesar 63,89, dan sesi kedua meningkat yakni 69,44 pada sesi ketiga 75.
Secara visual dapat kita lihat perkembangan kemampuan operasi penjumlahan pada anak tunagrahita kategori sedang kelas IV pada fase
baseline 1 A1, intervensi B, dan fase baseline 2 A2 melalui grafik berikut: