Perbedaan Post-purchase Regret pada Perilaku Pembelian Unplanned

E. Perbedaan Post-purchase Regret pada Perilaku Pembelian Unplanned

dengan Substitute Gutierrez dalam Tendai dan Crispen, 2009 menggambarkan planned purchase sebagai hal yang disengaja, pencarian dan evaluasi bijaksana yang dihasilkan pemikiran rasional, dan keputusan yang lebih baik, namun pada situasi tertentu konsumen juga melakukan uplanned purchase. Menurut Inman, Winer, Ferarro 2009 stimulus yang ada di dalam sebuah toko dapat memicu munculnya needs atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak disadari sebelumnya dan berkeinginan atau memaksa memori untuk melupakan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan sebelumnya. Unplanned purchase sangat rentan terjadinya regret akibat dari kurangnya informasi saat melakukan pembelian. Menurut teori regret yang dikemukakan oleh Bell dalam Creyer dan Ross, 1999 pengambil keputusan dibuat berupa usaha untuk menghindari konsekuensi yang akan muncul setelah fakta jika telah membuat keputusan yang salah, keputusan yang benar muncul dengan informasi tersedia pada saat sebelum mengambil keputusan. Kurangnya informasi pada unplanned purchase menyebabkan kurangnya pertimbangan pada saat membeli produk dapat menyebabkan penyesalan karena kurangnya pertimbangan regret due to under- consideration sebelum membeli suatu produk, membuat konsumen merasa ragu dengan proses heuristik yang mereka lakukan yang Universitas Sumatera Utara mendorong mereka untuk memilih sebuah produk Connollly Zeelenberg, 2002; Zeelenberg Pieters, 2007. Substitute dapat terjadi ketika produk yang telah di tentukan diganti atau disubstitusikan dengan produk lain, hal ini bisa saja disebabkan karena ketidaktersediaan produk yang diinginkan stockout. Stockout adalah keadaan saat toko kehabisan beberapa merk tertentu yang berefek pada keputusan membeli konsumen. Konsumen harus memutuskan harus membeli merk yang sama do toko yang lain, menukar merk, menunda pembelian dan membeli merk yang diinginkan pada toko yang sama nanti, atau tidak melakukan pembelian sama sekali Hawkins, Mothersbaugh, Best, 2007. Substitute juga rentan terjadi regret namun dilihat dari karakteristik sudah memiliki informasi dan pertimbangan sebelum melakukan pembelian produk sehingga memiliki tingkat regret yang berbeda dengan unplanned. Unplanned dan substitute dapat menjadi regret di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah purchase timing. Purchase timing berperan dalam regret dengan berbagai cara yang unik di mana dapat menimbulkan perasaan regret . Pertama, konsumen mungkin sensitif terhadap arah temporal perbandingan. Seorang konsumen bisa merasa regret setelah membuat keputusan membeli terlalu dini dan menghilangkan kesempatan yang lebih baik berikutnya. Atau, dia mungkin regret setelah menunggu terlalu lama untuk melakukan Universitas Sumatera Utara pembelian dan melewatkan kesembatan yang baik Cooke, Meyvis, Schwartz, 2001. Dilihat dari karakteristik unplanned yang cepat mengambil keputusan dan kurang membandingkan dengan alternatif lain pada saat melakukan pembelian dapat menyebabkan tingginya penyesalan yang diakibatkan tidak menghiraukan alternatif lain regret due to forgone alternatif, sedangkan perilaku subtitute yang membuat konsumen mengurangi persepsi terhadap kegunaan produk regret due to change in significance menyebabkan regret menjadi rendah karena konsumen membeli tidak berdasarkan keinginan. Pertimbangan ketika membeli pada unplanned sering kali terlalu rendah under-concideration. Pertimbangan yang kurang tersebut dapat menyebabkan regret menjadi tinggi Lee Cotte, 2009. Pada saat melakukan perilaku pembelian substitute konsumen sudah memiliki gambaran mengenai produk yang akan dibelinya sehingga produk yang dipilih dianggap lebih baik dari alternatif lain, sehingga regret due forgone alternative pada substitute menjadi rendah, begitu pula dengan regret due to a change in significance karena produk atau merk yang dibeli dipersepsikan tidak sebaik produk yang direncanakan sebelum memasuki toko, sedangkan pada proses regret yang berupa pertimbangan menjadi rendah karena rendahnya pertimbangan terhadap produk yang dibeli Lee Cotte, 2009. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa baik unplanned maupun substitute memiliki faktor yang berbeda namun sama-sama rentan terjadi post purchase Universitas Sumatera Utara regret. Seseorang mungkin saja melakukan pembelian unplanned dan substitute tanpa mengumpulkan informasi dan melakukan cukup pertimbangan sebelumnya lalu melakukan evaluasi terhadap produk yang telah dibeli. Setelah melakukan evaluasi, konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan atas keputusan yang telah dibuatnya Kotler, 2000. Apabila konsumen merasa tidak puas konsumen mengalami penyesalan setelah membeli Post Purchase Regret. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan post purchase regret yang dialami oleh seorang konsumen yang melakukan pembelian unplanned dan substitute.

F. Hipotesis Penelitian