Surplus Underwriting LANDASAN TEORI

31 3 Masa tugas keanggotaan DPS adalah 4 empat tahun dan akan mengalami pergantian antar waktu apabila meniggal dunia, minta berhenti, diusulkan oleh LKS yang bersangkutan, atau telah merusak citra DSN. h. Mekanisme Kerja DPS 1 DPS melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang berada di bawah pengawasannya. 2 DPS berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN. 3 DPS melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang- kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran. 4 DPS merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan DSN.

C. Surplus Underwriting

Surplus dalam kamus asuransi adalah jumlah dimana aktiva melebihi pasiva. 44 Dan dana tabarru’ adalah sebagian dana yang disisihkan dari premi asuransi dengan memperhatikan faktor-faktor risiko dari calon peserta asuransi, dimana tabarru’ tersebut digunakan untuk menolong sesama peserta yang terkena musibah. 44 Ali. A. hasyim, dkk., Kamus Asuransi Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002, hal. 309 32 Sedangkan surplus dana tabarru’ itu sendiri adalah hasil pengurangan dari dana peserta tabarru’ dikurangi dengan total jumlah klaim yang terjadi beban tabarru’ apabila hasil dari pengurangan tersebut positif, maka perusahaan akan mengalami surplus, dan apabila hasil dari pengurangan surplus tersebut negatif, maka perusahaan akan mengalami defisit. Istilah underwriter digunakan untuk mengartikan proses seleksi yang dengan itu underwriter menentukan penawaran risiko mana yang harus diterima, dan jika diaksep, atas rate, syarat dan kondisi apa. 45 Underwriting merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan ditanggung. Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial dalam operasi perusahaan asuransi. Sebab, maksud underwriting adalah memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang diperkirakan akan mendatangkan laba. Tanpa underwriting yang efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing. 46 Agar bisa mendapatkan keuntungan, perusahaan harus mengadakan evaluasi terlebih dahulu terhadap semua risiko yang hendak diasuransikan, keuntungan yang diperoleh dengan dijalankannya proses underwriting, jadi dengan pemilihan risiko-risiko itu, kita mengharapkan beberapa keuntungan yang diinginkan untuk perusahaan asuransi tersebut. 47 45 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General Konseo dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani, 2004, hal. 256 46 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, BumiAksara, Jakarta, 2000, hal. 31-32 47 Abbas salim, asuransi dan manajemen risiko Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2005, hal. 117 33 Pada asuransi konvensional sebagimana lazimnya semua industri asuransi, keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi, dalam satu tahun untuk asuransi kerugian adalah keuntungan perusahaan. Dan jadi milik perusahaan yang kelak dalam RUPS akhir tahun dibagikan kepada pemegang saham atau dikembalikan lagi kepada perusahaan sebagai penyertaan modal. Profit laba pada asuransi syariah untuk asuransi kerugian, yang diperoleh dari surplus underwiriting, komisi reasuransi dan hasil investasi bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan sebagimana mekanisme yang ada pada asuransi konvensional. Tetapi, dilakukan bagi hasil al- mudharabah antara perusahaan dengan peserta sebagimana yang telah diperjanjikan atau menjadi akad diawal ketika baru masuk asuransi syariah. Besarnya bagi hasil sangat tergantung kondisi perusahaan semakin sehat dan besar profit yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula bagi hasil yang dibagikan kepada peserta. Skim bagi hasil 50:50, 60:40, 70:30, 80,20, atau 90:10 biasanya dievaluasi setiap periode tertentu misalnya 2 atau 3 tahun sekali manakala perusahaan mengalami perubahan yang cukup signifikan untungrugi. 48 Dalam sistem operasional yang berlandaskan syariah, perusahaan asuransi syariah melakukan kerja sama dengan peserta dengan prinsip al- mudharabah, yaitu membagi hasil keuntungan operasional kepada seluruh 48 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General, Konsep dan Sistem Operasional, cet. 1, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, h. 319 34 peserta yang tidak mengajukan klaim atau membatalkan polis. Dengan mekanisme pengelolaan dana yang sesuai dengan syariah, dana peserta yang ada diinvestasikan. Hasil investasi dimasukkan kedalam total kumpulan dana tabarru’, kemudian dikurangi dengan beban asuransi. surplus dana tabarru’ peserta dibagikan sesuai dengan sistem bagi hasil al-mudharabah. Dan mekanisme pendistribusian surplus underwriting ini sesuai dengan fatwa DSN No. 53DSN-MUIIII2006 tentang akad tabarru’ pada asuransi dan reasuransi syariah. Dalam hal dana tabarru’ jika terjadi surplus disimpan sebagai 1 cadangan dana tabarru’ atau 2 sebagian disimpan sebagai cadangan dana tabarru’ dan sebagian dibagikan kepada peserta, atau 3 sebagian disimpan sebagi cadangan dana tabarru’ dan sebagian untuk peserta dan sebaian lainnya dibagikan untuk perusahaan, pilihan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh peserta asuransi. 35

BAB III GAMBARAN UMUM

Dokumen yang terkait

Metode alokasi surplus underwriting dana tabarru' pada asuransi kerugia Syariah (studi pada unit Syariah Pt.asuransi umum Bumuputra muda 1967)

0 15 119

Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriting pada produk asuransi kebakaran Syariah (studi pada unit Syariah Pt. asuransi umum Bumiputra Muda 1967)

3 33 109

Mekanisme pendistribusian surplus underwriting kepada peserta asuransi kebakaran :studi pada pt.asuransi umum bumiputra 1967 unit syariah

4 101 78

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan (studi pada unit Syariah Pt.Asuransi Umum Bumiputra Muda 1967)

9 113 89

Analisa penerapan fatwa DSN No.49/DSN MUI/II/2005,Tentang Konversi Akad Murabahah Pada Bank BNI Syariah Pusat

1 18 147

analisis kesesuaian penerapan pengelolaan dana pensiun syariah terhadap fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/ (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri Pusat)

5 71 0

Pengaruh Kontribusi Peserta, Klaim dan Hasil Investasi Terhadap Surplus Underwriting Asuransi Umum Syariah di Indonesia

14 46 90

TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI Tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 08/Dsn-Mui/Iv/2000 Terhadap Implementasi Akad Musyarakah Pada Bmt Alfa Nusa Kebum

0 3 20

Kata kunci: Asuransi Syariah, Dana Tabarru’, Surplus underwriting, Wakalah,

0 0 21

Analisi Tingkat Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Underwriting Pada PT. Tugu Pratama Indonesia - Binus e-Thesis

0 1 9