Peraturan Daerah Sebagai Kebijakan Publik

berpakaian seorang muslimmemiliki nilai ibadah. 2. Kepribadian seseorang ditentukan semata-mata oleh aqliyahnya bagaimna dia menjadikan ide-ide tertentu untuk pandangan hidupnya dan nafsiyahnya dengan tolak ukur apa dan seberapa banyak dia berbuat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan melampiaskan nalurinya. 3. Setiap manusia memiliki kedudukan yang sama, yang membedakan adalah taqwanya. Adapun pakaian yang dikenakan oleh seseorang muslimah haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Menutup aurat 2. Menetapi jenis dan model yang ditetapkan syara’ memakai jilbab, khumur, mihnah pakaian yang terulur langsung dari atas sampai ujung kaki dan memenuhi kriteria irkha ’ 3. Tidak tembus pandang 4. Tidak menunjukan bentuk dan lekuk tubuh 5. Tidak tabarruj menonjolkan keindahan betuk tubuh, kecantikan dan perhiasan di depan laki-laki non muslim atau didalam kehidupan umum 6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki 7. Tidak tasyabbuh terhadap orang kafir Fungsi utama pakaian adalah untuk menutupi aurat, yaitu bagian tubuh yang tidak boleh dilihat oleh orang lain kecuali yang dihalalkan dalam agama. Dan dianjurkan untuk berpakaian terbaik yang dimilikinya dengan tidak berlebihan. Busana juga berfungsi sebagai penutup tubuh dari cuaca dingin dan panas. Dan karena perkembangan zaman arti berbusana menjadi lebih meluas sebagai pernyataan lambang status pemakaiannya. Seorang muslimah yang telah mengenakan jilbab secara tidak langsung jelas menunjukkan identitasnya yang konsisten terhadap ajaran agama yang dianutnya. Di dalam Al-Quran tidak diharuskan mengenakan busana muslimah ala timur tengah atau asia, karena memang pakaian sifatnya yang universal, sedangkan modenya terserah kepada selera masing-masing pemakai untuk memilih atau menciptakan berbagai kreasi busana, karena berbusana termasuk dari kebudayaan atau kebiasaan suatu bangsa menurut iklim negerinya dan dipengaruhi oleh waktu. 2 Indonesia sebagai negara yang sebagian berpenduduk muslim atau menganut ajaran islam, yang menjunjung nilai estetika dalam pergaulan sehari- hari. Berbusana dalam islam merupakan suatu sistem yang lengkap sesuai fitrah insani karena agama islam menuntut seluruh aspek kehidupan manusia dan 2 Hamka, Membahas Tentang Soal-Soal Islam, Jakarta: Dhama Caraka, 1985, h. 160-161 memberikan pedoman untuk budaya. 3 Pemakaian busana muslimah diawali dengan proses pengetahuan tentang busana muslim yang didapat dari hasil interaksi dengan lingkungan, misalnya hubungan keluarga, masyarakat, sekolah, maupun dari media. Pada proses ini manusia memberikan makna dan nilai pada busana muslimah, ini sebagai bentuk simbol keagamaan yang bersumber pada ajaran agama dan memiliki nilai-nilai moral, namun pemberian nilai dan makna pada busana muslimah setiap individu berbeda. Standar berpakaian itu ialah takwa yaitu pemenuhan ketentuan-ketentuan agama. Berbusana muslim dan muslimah merupakan pengamalan akhlak terhadap diri sendiri, menghargai dan menghormati harkat dan martabat dirinya sendiri sebagai makhluk yang mulia. Berikut adalah kaidah umum tentang cara berpakaian yang sesuai dengan ajaran Islam yang mulia: 1. Pakaian harus menutup aurat, longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada dibaliknya. 2. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. 3. Pakaian tidak merupakan pakaian syuhroh untuk ketenaran. 4. Tidak menyerupai pakaian khas orang-orang non-Muslim. 5. Jangan memakai pakaian bergambar makhluk yang bernyawa. 3 Syahrul Amin, Menuju Persaingan Pokok Islam. Yogyakarta: Salahuddin Press, 1983, h. 29