Pengertian Bepakaian Muslim dan Muslimah

3 AZ-sarabil yang berarti pakaian apapun jenis bahannya. Dari pengertian diatas, dapat ditarik pengertian busana muslim sebagai busana yang dipakai oleh wanita muslimah yang memenuhi, kriteria-kriteria prinsip-prinsip yang ditetapkan ajaran Islam dan disesuaikan dengan kebutuhan tempat, budaya, dan adat istiadat.

B. Tata Cara Berpakaian Muslim dan Muslimah

Busana muslim dan muslimah merupakan pakaian yang dikenakan laki-laki dan perempuan selama tidak keluar dari ajaran Islam. Setiap laki-laki dan perempuan muslim diharuskan untuk mengenakan busana muslim dan muslimah agar terhidnar dari berbagai macam gangguan yang datang kepadanya. Pokok pangkal dari berbusana muslim bukan apakah sebaliknya laki-laki atau wanita memakai busana muslim dalam pergaulannya dengan masyarakat, melainkan apakah laki-laki bebas mencari kelezatan dan kepuasan memandang wanita. Laki-laki hanya dibolehkan memandang wanita dalam batas-batas keluarga dan pernikahan saja. Hal ini dimaksudkan demi tercipatanya keluarga yang sehat, harmonis dan saling mempercayai sebagai sendi terwujudnya masyarakat yang sehat, damai, beriwibawa dan menjunjung tinggi harkat wanita. 7 7 Husein Shabah, Jilbab Menurut al-quran dan as-Sunnah, Bandung: Mizan, 2000, cet, ke- 10, h. 18. Pakaian wanita muslimah menanamkan tradisi yang universal dan fundamental untuk mencegah kemerosotan moral dengan menutup pergaulan bebas. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Fuad M. Facruddin yang mengatakan bahwa busana yang dikenakan seorang muslimah bukan hanya menutup badan saja, melainkan harus menghilangkan rasa birahi yang menimbulkan syahwat. 8 Ada 8delapan tata cara dalam menutup Aurat menurut Islam: 1. Pakaian itu mestilah meutup aurat. 2. Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga tampak bayangan tubuh badan dari luar. 3. Pakaian itu tidak ketat atau sempit. 4. Warna pakaian itu suram atau gelap, seperti warna hitam atau kelanu asap. Tujuannya adalah agar lelaki tidak bernafsu melihatnya terutamanya pakaian seperti jilbab atau abaya. 5. Tidak memakai wangi-wangin, pakaian jangan sekali-kali disemerbakan dengan bau-bauan yang harum, demikian juga tubuh badan wanita itu, karena bau-bauan ini menimbulkan pengaruhnya atas nafsu laki-laki. 6. Tidak seperti pakaian laki-laki, pakaian itu tidak bertashabbuh dengan pakaian laki-laki yakni tiada meniru-niru atau menyerupai pakaian laki- laki. 8 Fuad Mohd. Fachruddin, Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Mata Islam, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991, cet ke-2, h. 33. 7. Pakaian itu tiada bertashabbuh dengan pakaian perempuan-perempuan kafir dan musyrik 8. Pakaian itu bukanlah libasu sh-shuhrah, yakni pakaian untuk bermegah- megahan, untuk menunjuk-nunjuk atau bergaya. Dalam Al- Qur’an Islam telah mengatur tata cara tentang menutup aurat dalam surat Al- A’raf ayat 26 yang berbunyi :                       Artinya: ”Wahai anak cucu Adam Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian taqwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka ingat”. QS. Al-A’raf7: 26. Dari penjelasan diatas, maka seseorang muslimah harus memakai pakaian yang menutupi seluruh auratnya sesuai dengan ajaran Islam. Apabila wanita muslimah memakai busana secara bebas tanpa memperhatikan etika yang akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk bagi mereka.

C. Prinsip-Prinsip Berpakaian Muslim dan Muslimah

Dalam perkembangannya, busana muslim mau tidak mau harus mengikuti mode dari zaman ke zaman, busana muslim bisa selalu Survive ditengah-tengah masyarakat yang selalu gandrung terhadap mode yang sedang age-trend namannya. Dengan demikian, busana muslim tidak akan hilang eksistensinya selama ia bisa menyesuaikan dengan zaman. Berkembangnya zaman akan mengakibatkan pada berkembangnya mode termasuk busana muslim. Namun demikian tentunya busana muslim yang berusaha menyesuaikan dengan zamannya tetap harus berada pada prinsip-prinsip yang berlaku sesuai dengan urutan Islam yang notabene berdasarkan Al-Qur ’an dan Al-Hadits. Adapun prinsip-prinsip yang ditentukan dalam tuntunan Islam antara lain: 9 1 Prinsip Pemotongan Kain yang Akan di Jahit Dimaksud dengan pemotongan kain pola busana tersebut adalah menjahit pembuatan busana. Jaitan busana seorang wanita, harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Islam dibidang penjahitan busana tersebut, kemudian mengenai pakaiannya pada badan semua harus memperhatikan kriteria-kriteria dibawah ini : a Busana harus menyelubungi seluruh badan Hal diatas dimaksudkan agar pakaian yang dipakai dapat menutupi seluruh badan kecuali telapak tangan dan wajah. 10 Hal ini karena Islam lebih menitik beratkan busana sebagai penutup, bukan 9 Syaik Abdullah Shahih al-Fauzan, Kriteria Busana Muslimah Jakarta:Khazana Shun, 1995 cet, ke-1, h. 15. 10 Husein Shabah, Jilbab Menurut al-quran dan as-Sunnah, h. 51.