Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pernikahan wanita hamil akibat zina ini menjadi salah satu masalah yang diperdebatkan di antara para ulama, para ulama mazhab sepakat akan kebolehan menikahi wanita yang berzina dengan pria yang menzinahinya. Sedangkan hukum pernikahan laki-laki yang bukan menghamilinya, ada dua pendapat di antara para ulama: Pertama, Abu Hanifah dan Al-Syafii mereka mengatakan sah nikah bagi pria yang bukan menghamilinya dengan syarat tidak boleh menggauli wanita tersebut sampai melahirkan. Kedua, pendapat Malik dan Ahmad mereka mengatakan bahwa pernikahan wanita zina dengan laki-laki yang bukan menzinainya tidak sah dan tidak boleh digauli. 5 Dari perdebatan itu, Indonesia sebagai negara hukum dalam hal ini, mengatur masalah perkawinan pada Undang-undang No.1 Tahun 1974, Kompilasi Hukum Islam KHI dan juga dalam Undang-undang Hukum Perdata KUHPer. Hanya saja, dalam ketentuan-ketentuan tersebut banyak adanya perbedaan dalam pengaturannya. Misalkan saja pada KHI yang hanya mengatur masalah kebolehan pernikahan wanita hamil dengan pria yang mengahamilinya saja. Sedangkan menurut Burgerlijk Wetboek BW melarang adanya pernikahan. Selain itu ada perbedaan pendapat para ulama tentang kewajiban akad nikah ulang setelah anak hasil zina itu lahir. Dari pendapat ulama tersebut. 5 Huzaemah T. Yanggo, Hafiz Anshary, Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, Cet. Ke-1, h. 65-66 Bagaimana KHI menyikapi hal itu dengan ketentuan hukum yang tergolong singkat?. Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa kehamilan di luar pernikahan masih dijadikan bahan perdebatan terutama mengenai hukumnya, baik dari hukum positif atau UU Keperdataan, dan hukum Islam fiqih. Dari uraian di atas penulis mencoba mengulas tema tersebut dalam sebuah skripsi yang berjudul “Status Perkawinan Bagi Wanita Yang Hamil Diluar Nikah Dalam Perspektif Para Imam Mahzab Fiqih, KHI, Dan UU Nomor 1 Tahun 1974”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, penulis membatasi masalah pada perbedaan pendapat tentang hukum perkawinan wanita hamil diluar nikah pada Kompilasi Hukum Islam KHI Bab viii pasal 53 dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Sekalipun secara teori wanita hamil diluar nikah hanya boleh dinikahi oleh yang menghamilinya, namun pada kennyataannya yang terjadi dimasyarakat banyak wanita hamil diluar nikah dinikai oleh laki-laki yang bukan menghamilinya, sehingga terjadi simpang siur persepsi ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis juga mencoba untuk memberikan pencerahan, tentunya berdasarkan kaidah-kaidah hukum yang dibenarkan oleh para Imam- imam Mahzab yang tentunya sejalan dengan hukum positif. Sedangkan perumusan masalah, penulis merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana status pernikahan wanita hamil di luar nikah menurut para Fuqaha dan Kompilasi Hukum Islam? 2. Bagaimana status pernikahan wanita hamil di luar nikah menurut Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974? 3. Bagaimana perbedaan pendapat yang muncul dalam masalah pernikahan wanita hamil di luar nikah antara Mazhab Fiqih, Kompilasi Hukum Islam, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, dan bagaimana pendapat terpilih yang paling tepat untuk diterapkan di Indonesia

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuannya adalah : a. Mengetahui status pernikahan wanita hamil diluar nikah menurut para Fuqaha dan Kompilasi Hukum Islam, b. Mengetahui status pernikahan wanita hamil diluar nikah menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, c. Mengetahui perbedaan pendapat dalam masalah wanita hamil diluar nikah antara fiqh, Kompilasi Hukum Islam. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 2. Manfaatnya adalah : a. Manfaat bagi penulis guna menambah pengetahuan terhadap pentingnya ketentuan atau perbedaan pendapat hukum Islam dan hukum positif, b. Manfaat bagi Fakultas untuk menambah bahan referensi di perpustakaan, c. Dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat pada umumnya dan para remaja khususnya tentang akibat dari perbuatan zina yang diantaranya dapat merusak moral bangsa.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif komperatif. Metode ini dilakukan dengan membandingkan Undang-undang No. 1 UU satu dengan UU lain atau aturan satu dengan yang lainnya mengenai hal yang sama. Dalam hal ini penulis membandingkan permasalahan perkawinan wanita hamil di luar nikah menurut fiqh, Kompilasi Hukum Islam, dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Penelitian ini merupakan studi eksploratif yang mengkombinasikan normatif dan empiris. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hokum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka dan data sekunder. 6 6 Sarjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, cet. Ke-8, h. 13.

2. Data Penelitian

Dalam hal ini, data primer diperoleh dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Dan diperoleh juga dari sumber-sumber pendapat para Imam Mazhab. Sedangkan data sekunder diperoleh dari bahan pendukung seperti tulisan-tulisan yang tersebar dan buku-buku dan jurnal-jurnal yang terkait dengan masalah ini. Data sekunder juga didapat dari Media Massa, surat kabar baik yang cetak maupun elektronik.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah, dianalisis dan diinterpretasikan untuk dapat mengali dan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Data yang diperoleh dari kajian bahan hukum, dalam hal ini undang- undang, serta dokumentasi dan tulisan-tulisan yang berkenan lainnya akan dianalisis dan ditinjau lebih jauh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, dengan didukung oleh referensi lain yang memperkuat materi hukum. Kajian terhadap undang-undang serta artikel dan tulisan lainnya bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, khususnya yang menyangkut perkawinan wanita hamil.