Pengertian Kawin Hamil di Luar Nikah

40 pemahaman yang lebih kuat dan mendalam tentang agama disertai pengalaman hidup beragama yang lebih intensif dan lebih kuat.

2. Sebab Eksternal

Terdapat dua sebab eksternal yang memungkinkan untuk terjadi hamil di luar nikah 5 : a. Kondisi Sosial Faktor eksternal yang memberi kemungkinan atau mendorong manusia untuk melakukan perbuatan zina adalah disebabkan kondisi sosial yang mentolerir pergaulan bebas antar pria dan wanita. Adat istiadat yang dahulunya memandang tabu pergaulan bebas antara pria dan wanita kini semakin longgar. Kondisi sosial yang penuh sesak dengan situasi, suasana, mediasi kepornoan telah berfungsi sebagai perangsang, pendorong manusia extrovert yang memiliki nafsu birahi kepada lawan jenisnya, namun tidak memiliki keimanan dan kendali moral yang kuat.untuk menghindari diri dari melanggar hukum agama dan adat istiadat yang berlandasan moral agama akhlakul karimah sehingga terjerumus untuk melakukan hubungan seksual di luar akad nikah yang sah perzinahan. b. Aturan Hukum Pidana Positif Yang Sangat Lemah. Aturan hukum pidana positif KUHP tidak mencantumkan hubungan seksual di luar pernikahan yang sah yang dilakukan oleh 5 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah al-Haditsa, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Ke-4.h.80 41 bujang dan gadis atau orang-orang yang tidak terikat perkawinan yang dilakukan atas dasar suka sama suka sebagai perbuatan zina dan perbuatan zina yangada dalam KUHP dimasukkannya kedalam delik aduan absolut. Akibatnya sebagian anggota masyarakat, tidak takut melakukan perbuatan zina atau hubungan seksual di luar pernikahan yang sah, karena tidak ada atau tidak pasti ada aturan hukum positif yang akan menjeratnya. 6 Nina Surtiretna dalam bukunya Bimbingan Seks: Pandangan Islam dan Medis, juga memberikan keterangan setidaknya ada tiga faktor pemicu terjadi hamil di luar nikah: Faktor Internal Individu, di luar individu dan faktor masyarakat. Yang di maksud dengan ketiga faktor tersebut adalah: Pertama, faktor internal individu; di antaranya ketidak mampuan mengendalikan hawa nafsu dan kurang kuat iman. Kedua, faktor diluar individu; yang memungkinkan bahkan mendorong perzinahan, seperti laki – laki dan wanita berada di dalam satu rumah tanpa ada orang lain khalwai.Islam melarang keras terhadap perbuatan yang menghantarkan pada perbuatan zinaberkhalwat.Atau juga hilangnya suasana harmonis antara suami isteri, dan juga dapat berdampak pada kenakalan anak-anak. Selain itu hotel, diskotik, bar, pornografi dalam bentuk majalah dan film-TV, video, laserdisc dan video visual lainnya, dan sebagainya yang dapat berperan dalam meningkatkan daya rangsang seksual dua orang yang 6 Slamet Abidin dan H. Aminuddin, Fiqh Munakahat, Bandung : CV Pustaka Setia, 1999 Cet. Ke-1, jilid I. h.31 42 berlainan jenis, yang bila mencapai tingkat tertentu mendesak untuk segera menikmati “buah terlarang”. Ketiga, faktor normatif; Masyarakat semakin pesimis, toleran,rakyat tidak peduli lagi terhadap kebersamaan dua orang yang berlawanan jenis yang bukan suami isteri pada suatu saat dan pada satu tempat. Dengan kata lain, masyarakat semakin longgar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas sehingga terjadilah perzinahan. 7

C. Dampak Perkawinan Hamil di Luar Nikah

Perbuatan hamil di luar nikah dengan lain jenis kelamin, mempunyai dampak sama dengan zina yang mana sangat buruk bagi pelakunya dan bagi masyarakat banyak. Di antaranya adalah: 1. Terhadap pelaku wanita. Pelaku wanita akan cenderung lebih mudah melakukan perbuatan burukkejahatan berikutnya dari pada melakukan perbuatan baikkembali pada perbuatan baik, dan mereka juga cenderung untuk mengulangi perbuatannya. Secara sosial, wanita itu akan mendapatkan sanksi dari masyarakat berupa pandangan minor terhadap dirinya dan akan mendapat kesulitan untuk menikah dengan pria yang masih suci karena ada larangan dari hukum Islam. 8 7 Nina Surtiretna, Bimbingan Seks Pandangan Islam dan Medis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996, Cet. Ke-1, h. 214. 8 Yahya Abdurahman al-Khatib. Hukum-Hukum Wanita Hamil. Ibadah, Perdata dan Pidana. Bangil : Al-Izzah, 2003 Ke-1. H.81