Rumusan masalah Tujuan Investasi

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian yang tersaji dalam latar belakang diatas maka disini penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan di ulas selanjutnya yaitu : 1. Sektor apa saja yang paling diminati Penanaman Modal Asing PMA dalam Investasi di Indonesia? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing PMA di Indonesia?

1.3. Tujuan

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor apa saja yang paling diminati Penanaman Modal Asing PMA dalam Investasi di Indonesia. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing PMA di Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian a Secara Akademis Diharapkan dapat bermanfaat bagi bahan masukan informasi penelitian berikutnya, terutama yang berkaitan dengan analisis fator-faktor penanaman modal asing PMA di Indonesia. 7 b Secara Praktis Dapat dijadikan bahan masukan dan informasi untuk keperluan perumusan kebijakan yang terkait dengan analisis penanaman modal asing PMA di Indonesia. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Investasi

Investasi menurut Hendra Esmara 1998 merupakan motor pengembangan kehidupan ekonomi yang di dalamanya membawa juga perubahan system ekonomi yang bersangkutan, sehingga investasi disebut juga sebagai agent of changes. Dalam arti sempit adalah pertambahan modal capital yang mengakibatkan pertambahan kekayaan suatu negara baik berupa bangunan, mesin-mesin, jembatan, irigasi dan sebagainya. Sedang secara luas adalah segala usaha yang bersifat non fisik seperti investasi sumberdaya manusia human investment, penelitian dan berbagai kegiatan sejenis. Menurut Sadono 1994 investasi adalah sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang- barang modal perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi merupakan suatu variabel yang sangat penting dalam perekonomian dunia dimana investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktivitas yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapat keuntungan di masa yang akan datang. Tersedianya investasi yang besar di harapkan menjadi langkah awal dari kegiatan pembangunan ekonomi. Salah satu komponen PDB yang paling mudah 9 berubah ialah investasi. Jika pengeluaran terhadap barang dan jasa turun selama resesi maka penurunannya biasanya berkenaan dengan jatuhnya pengeluaran untuk investasi. Terdapat faktor-faktor penentu investasi menurut Herlambang 2000: 1. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan di peroleh 2. Tingkat bunga 3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan 4. Kemajuan teknologi 5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya 6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan Menurut Herlambang 2000 terdapat beberapa macam kriteria investasi, diantaranya adalah : 1. Produktivitas Marjinal Sosial; menurut kriteria ini investasi harus dilakukan pada berbagai bidang dan arah yang mempunyai produktivitas marjinal social ekonomi yang tinggi. Beberapa asas menurut kriteria ini adalah : a Investasi harus di arahkan pada penggunaan yang paling produktif sehingga rasio output current output terhadap investasi menjadi maksimum atau sebaliknya. b Investasi harus dilakukan terehadap proyek yang akan dimanfaatkan secara optimum Ratio Invesment Maximum. 10 c Proyek investasi harus diseleksi sehingga menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat dan meningkatkan ekonomi eksternal lebih luas. d Proyek investasi adalah proyek yang di rancang paling banyak menggunakan bahan baku didalam negeri dan berbagai supply lainnya. e Industri harus diarahkan pada industri yang hemat devisa, megurangi neraca pembayaran dan memaksimumkan barang-barang ekspor terhadap investasi. 2. Over head ekonomi dan social pertimbangan pokok dalam memilih industri pada saat pengambilan keputusan investasi adalah prospek-prospek ekonomi eksternal. 3. Pertumbuhan berimbang investasi digunakan untuk perkembangan yang menyeluruh dan serentak di berbagai sector ekonomi. 4. Pilihan dilakukan pada proyek yang padat modal atau padat karya tergantung pada tujuan ekonomi Negara yang bersangkutan. 5. Rasio modal output investasi harus dibatasi pada proyek-proyek yang memperkecil rasio modal output karena semakin rendah rasio modal output maka semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi. Iklim investasi yang sehat dapat terwujud apabila masalah-masalah yang dihadapi dapat diselesaikan, adapun masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah investasi menurut Cornelis 1995 pada uraian ialah : 11 1. Masalah perijinan dan pungutan-pungutan; Panjangnya rantai birokrasi dan banyaknya biaya-biaya pungutan menimbulkan masalah ketidak pastian usaha. Oleh karena itu masalah birokrasi dan banyak pungutan harus di hilangkan. 2. Masalah infrastruktur; Masalah ini merupakan salah satu problematik besar dalam menarik minat investasi karena mereka menganggap infrastruktur fasilitas jalan-jalan di Indonesia yang buruk, listrik yang sering kali padam dan tidak mencukupi kebutuhan industri menjadi faktor utama dalam investasi. Sehingga banyak perusahaan yang terpaksa mencukupi kebutuhan listrik sendiri. 3. Masalah perburuhan, karena adanya masalah perburuhan maka perlu dibuat undang-undang yang adil bagi pihak buruh maupun pengusaha, sehingga pihak buruh dan pengusaha tidak merasa dirugikan. 4. Masalah kepastian hukum dan keamanan atau stabilitas social politik; Iklim investasi yang sehat tentu saja akan membawa dampak adanya peningkatan modal asing maupun modal dalam negeri. Teori investasi menurut John Maynard Keynes mendasarkan teori tentang permintaan investasi atas konsep efisiensi marjinal capital Marginal efficiency of capital atau MEC dan hubungan antara permintaan investasi dan tingkat bunga. Melalui pendekatan MEC keputusan melakukan investasi atau tidak itu berdasarkan perbandingan antara besarnya keuntungan yang diharapkan dan biaya penggunaan dana atau tingkat bunga. 12 Tingkat keuntungan yang diharapkan ini disebut dengan istilah Marginal efficiency of capital MEC. Bila keuntungan yang diharapkan lebih besar dari tingkat bunga maka investasi boleh dilakukan. Namun apabila MEC sama dengan tingkat bunga maka investasi tidak boleh dilakukan. Teori investasi menurut Akselerator memusatkan perhatiannya pada hubungan antara permintaan akan barang modal capital goods dan permintaan akan produk akhir final product dimana permintaan akan barang modal dilihat sebagai peremintaan turunan derived demand dari permintaan akan barang atau produk akhir. Teori Neoklasik tentang investasi ini merupakan teori tentang akumulasi capital optimal. Menurut teori ini, stok capital yang diinginkan ditentukan oleh output dan harga dari jasa capital relative terhadap harga output. Berbeda dengan teori Akselerator, teori Neoklasik ini mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan faktor penentu dari stok capital yang diinginkan. Jadi, kebijakan moneter melalui efek atau pengaruhnya atas tingkat suku bunga dapat mempengaruhi stok capital dan investasi yang diinginkan. Harrod-Domard mengatakan bahwa investasi memainkan peranan ganda. Di suatu sisi investasi akan meningkatkan kemampuan produktif productive capacity dalam perekonomian, sementara disisi lain investasi juga akan menciptakan permintaan deman creating didalam perekonomian. Oleh karena itu, H-D menyatakan bahwa investasi merupakan faktor penentuan yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi, Haryadi 2005. 13 Teori pertumbuhan Solow, model ini merupakan Solow memperlihatkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, serta bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu Negara secara keseluruhan. Model Solow menganggap bahwa penawaran dan permintaan terhadap barang- barang memainkan peranan penting dalam suatu perekonomian. Secara teoritis, penawaran barang didasarkan pada fungsi produksi yang menyatakan bahwa persediaan output bergantung pada persediaan modal dan angkatan kerja. Modal dalam bentuk investasi akan diperoleh dari tabungan. Tabungan yang tinggi bukanlah suatu hal yang bagus jika tidak diinvestasikan. Artinya, Solow juga memandang bahwa investasi sebagai suatu hal yang penting. Tugas pembuatan kebijakan adalah menetapkan tingkat tabungan yang ideal atau tingkat kondisi mapan dalam perekonomian. Seorang pembuat kebijakan yang jeli akan memilih kondisi mapan dengan tingkat konsumsi tertinggi. Nilai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi inilah yang disebut modal kaidah emas Golden Rule Of Capital, Saptopo 2003. Menurut Herlambang 2000, Investasi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh para penanam modal yang menyangkut penggunaan sumber-sumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi danmesin-mesin baru lainnya atau persediaan yang diharapkan akan memberikan keuntungan dari investasi tersebut. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Selain itu 14 investasi dapat juga diartikan sebagai pengeluaran oleh sektor produsen swasta untuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa guna penambahan stok barang dan peralatan perusahaan, Dumairy 1997. Menurut Bank Dunia menyatakan bahwa untuk menciptakan suatu iklim investasi, diperlukansuatu kebijakan investasi yang mampu menangani paling tidak tiga hal, yaitu: biaya, resiko dan pembatasan bagai persaingan. Jika pemerintah tidak mampu menekan biaya, meminimalkan resiko, dan membatasi persaingan, maka investasi baik domestic maupun asing akan sulit untuk ditingkatkan. Pemerintah dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung biaya investasi, mulai dari korupsi, besarnya tariff, system perpajakan yang tidak konduktif, jasa-jasa public, besarnya bea masuk impor, birokrasi dalam pengurusan izin, tingginya suku bunga dan inflasi, hingga pengeluaran pemerintah untuk pembangunan atau perbaikan infrastruktur. Tujuan dari berinvestasi adalah mencari laba dimasa depan. Laba atau keuntungan yang akan diperoleh merupakan alas an atau faktor utama dari para investor dalam menentukan investasi. Dengan kata lain pertimbangan paling utama dari penanaman investasi adalah berupa nilai sekarang present value dari uang yang akan kita peroleh dimasa datang, atau berupa nilai uang masa mendatang future value dari jumlah yang kita investasikan saat ini, Rahardja 2004. 15 Tipe pengeluaran investasi menurut Herlambang 2000 : 1. Investasi dalam barang tetap Business field investmentBFI Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis produksi dan perusahaan. Model ini mengasumsikan di dalam perekinomian hanya ada dua jenis perusahaan dalam perekonomian, yaitu production firms dan rental firms. Investasi ini meliputi peralatan dan struktur equipment and structure dimana dunia usaha membelinya untuk digunakan dalam produksi. 2. Investasi Perumahan residential investment Perbelanjaan untuk pembangunan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya. Investasi dalam perumahan mencakup pembelian rumah baru baik untuk ditempati atau untuk disewakan kembali. Untuk menyederhanakan diasumsikan seluruh rumah yang dimiliki akan menjadi tempat tinggal. 3. Investasi inventory Inventory investement Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional. Investasi ini seringkali diabaikan karena merupakan komponen terkecil dari pengeluaran yakni sekitar 1 dari GNP. Perubahan inventory ini sering digunakan untuk mengetahui fluktuasi ekonomi. 16 Jenis – Jenis Investasi menurut Rahardja 2004: a Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Modal dalam negeri adalah bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung dan tidak langsung, dapat dikatakan bahwa capital atau modal terdiri dari barang yang dibuat untuk digunakan produksi di masa yang akan datang. Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi, dengan posisi semacam itu investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. b Penanaman Modal Asing PMA Penanaman Modal Asing PMA merupakan salah satu bentuk investasi. Investasi sendiri lazim disebut penanaman modal atau pembentukan modal. Menurut Todaro 1995 penanaman modal asing merupakan sesuatu yang sangat positif, karena hal tersebut mengisi kekurangan tabungan yang dapat dihimpun dari dalam negeri, menambah cadangan devisa, memperbesar penerimaan pemerintah dan mengembangkan keaahlian manajerial bagi perekonomiaan di negara penerimanya. Seandainya negara tersebut dapat mengisi kekurangan tersebut dengan sumber-sumber fonansial luar negri maka negara tersebut akan lebih berpeluang dalam mencapai sasaran pertumbuhan itu. 17 Jenis-jenis Penanaman Modal Asing PMA menurut Ganianto 2005: a. Investasi langsunag Direct Investment Yakni melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk meperoleh imbalan manajemen perusahaan dan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan. b. I nvestasi por tofolio Portofolio Investment Yakni pembelian saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk meregug hasil dari dana yang ditanamkan. Investasi langsung yang melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan, Salvatore 1997. Menurut Sukirno 2000, faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah: 1. Tingkat Keuntungan Investasi Di Masa Yang Akan datang Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh ramalan keuntungan di mana pada masa depan akan memberikam gambaran kepada pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang kelihatannya memiliki prospek yang baik dan dapat dilaksanakan dan besarnya investasi yang harus di lakukan untuk mewujudkan tambahan barang modal yang dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan pengembalian tingkat modal dalam beberapa tahun. Kegiatan investasi dikatakan memperoleh keuntungan apabila pendapatan di masa yang akan dating lebih besar dari yang di investasikan sekarang. 18 2. Tingkat Bunga Tingkat investasi sangat dipengaruhii oleh tingkat bunga dimana jika tingkat bunga mengalami peningkatan maka tingkat investasi akan mengalami penurunan, karena pada saat tingkat suku bunga tinggi akan lebih menguntungkan untuk menanamakan modalnya dalam bentuk tabungan atau deposito. 3. Tingkat Pendapatan Nasional PDB Bahwa tingkat pendapatan yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut dan akan memperbesar permintaan terhadap barang danjasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong di lakukannya investasi. 4. Ramalan Perekonomian Di Masa Yang Akan Datang Mengingat investasi untuk dapat menghasilkan produksi barang dan jasa dan kembalinya modal akan memakana waktu beberapa tahun. Oleh sebab itu dalam menentukan apakah kegiatan yang dikembangkan akan memperoleh keuntungan atau kerugian, para pengusaha haruslah membuat ramalan-ramalan mengenai keadaan masa depan. 5. Kemajuan Teknologi Kegiatan pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru dikembangkan dalam kegiatan produksi atau manajemen dinamakan mengadakan pembaharuan-pembaharuan para pengusaha harus membeli barang-barang yang baru dan adakalanya juga harus mendirikan bangunan pabrik atau industry baru 19 maka makin banyak pembaharuan yang dilakukan makin tinggi investasi yang harus dicapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan investasi di dalam negeri, antara lain menurut Gilarso 2004 ialah : a Kestabilan Politik, stabilitas politik dan perekonomian yang sudah menunjukan kestabilan yang mantap selama ini. b Kebijakan ekonomi pemerintah, kebijakan dan langkah-langkah deregulasi dan debirokratisasi yang secara terus menerus telah diambil oleh pemerintah dalam rangka menggairahkan iklim investasi. c Diberiakannya fasilitas perpajakan khusus untuk daerah tertentu. d Tersedianya SDA yang melimpah seperti, minyak bumi, gas, bahan tambang dan hasil hutan maupun iklim dan letak geografis serta kebudayaan dan keindahan alam Indonesia. e Tersedianya SDM dengan upah yang kompetitif memberikan pengaruh terhadap peningkatan minat investor pada proyek-proyek yang bersifat padat karya, seperti industry tekstil, industry sepatu dan mainan anak- anak. 6. Kemampuan mengembangkan dan menggunakan teknologi modern. 20

2.2. Kurs Rupiah