Latar Belakang SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STIE MUHAMMA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang. Dimana tingkat produktivitas rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal ini disebabkan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, sedangkan disisi lain kesempatan kerja sangat sedikit sekali. Jumlah penduduk yang meningkat mengakibatkan penawaran tenaga kerja meningkat pula, tanpa diikuti dengan peningkatan kesempatan kerja. Perkembangan penduduk yang pesat menghambat pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja menurun. Apabila tingkat pertumbuhan penduduk lebih besar dari tingkat pertumbuhan pendapatan nasional maka pendapatan perkapita menurun. Hal tersebut mengakibatkan tingkat pendapatan perkapita dari waktu ke waktu akan terus menurun sampai tingkat keseimbangan yang rendah, dimana pendapatan hanya cukup untuk konsumsi. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim usaha yang dapat menggairahkan investasi. Pada umumnya yang dijadikan sasaran bukan hanya masyarakat atau kalangan usaha swasta dalam negeri, tetapi juga dari kalangan dunia usaha dari luar negeri Investor asing. Harrod-Domard mengatakan bahwa investasi memainkan peranan ganda. Di suatu sisi investasi akan meningkatkan kemampuan produktif productive 2 capacity dalam perekonomian, sementara disisi lain investasi juga akan menciptakan permintaan demand creating didalam perekonomian. Oleh karena itu, H-D menyatakan bahwa investasi merupakan faktor penentuan yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi Haryadi, 2005. Bila hanya mengandalkan perekonomian yang ditopang oleh tingkat konsumsi yang tinggi tanpa diimbangi oleh tingkat investasi yang tinggi pula, maka hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh investasi akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian jelas bahwa investasi sangat diperlukan dalam mendukung pembangunan ekonomi di Indonesia. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dapat meningkatkan pendapatan per kapita suatu masyarakat yang terus meningkat dalam jangka panjang. Sedangkan laju pembangunan ekonomi sering diukur dari pendapatan nasional atau dari Produk Domestik Bruto PDB. Untuk membangun pertumbuhan perekonomian yang maju didalam suatu negara melalui investasi, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Produk Domestik Bruto PDB merupakan faktor yang mempengaruhi investasi asing di Indonesia. Bahwa tingkat pendapatan yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut dan akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Maka keuntungan perusahaan akan 3 bertambah tinggi dan ini akan mendorong di lakukannya investasi, Boediono 1992. Menurut haryadi 2007, kurs atau nilai tukar yang merupakan harga mata uang suatu negara terhdap mata uang negara lain atau dapat diartikan sebgai jumlah suatu mata uang lain. Kurs memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional karena kurs merupakan alat untuk membandingkan nilai atau harga seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara. Kurs rupiah sebagai faktor utama ekonomi dalam negeri mengacu terhadap pergerakan dolar AS. Nilai tukar rupiah sejatinya terus bergerak setiap hari hampir fluktuatif dan sama hal nya dengan mata uang lainnya di dunia. Menurut Teori Klasik tingkat suku bunga yang merupakan alat pengukur nilai dalam melakukan transaksi, sebagai alat pertukaran untuk memperlancar transaksi barang dan jasa, maupun sebagai alat penyelesaian hubungan hutang- piutang yang menyangkut masa depan. Pada era sebelum krisis ekonomi, perkembangan Investasi mengalami pertumbuhan yang relatif sangat pesat. Indonesia bahkan telah menjadi salah satu negara tujuan utama Penanaman Modal Asing PMA di dunia. Kondisi ini jauh berbeda dengan perkembangan investasi setelah krisis ekonomi. Walaupun satu atau dua tahun setelah krisis 1998, ekonomi Indonesia sudah kembali menunjukan pertumbuhan ekonomi yang positif. Namun hingga saat ini pertumbuhannya rata-rata pertahun relative masih lambat. Sebelum Indonesia di landa krisis ekonomi, rata-rata pertumbuhan penanaman modal asing 4 PMA di Indonesia adalah 41,66. Sedangkan setelah krisis ekonomi, rata-rata pertumbuhan penanaman modal asing PMA yang ditunjukan adalah 20,46. Pada tahun 1990, investasi dalam bentuk penanaman modal asing PMA di Indonesia menunjukan angka sebesar 29,956,2 Juta US, di tahun 1991 sampai dengan tahun 1993 angka yang ditunjukan mengalami penurunan 8,141,8 Juta US. Memasuki tahun 1994 penanaman modal asing PMA mengalami kenaikan 23,724,3 Juta US. Angka penanaman modal asing PMA terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 1995 dengan angka yang ditunjukan yaitu 39,914,7 Juta US. Pada tahun 1996, nilai investasi mengalami penurunan hingga mencapai angka 29,931,4 Juta US. Dan nilai investasi mengalami fluktuasi kenaikan dengan angka yang di tunjukan 33,832,5 Juta US di tahun 1997. Pada era krisis ekonomi di tahun 1998, nilai investasi penanaman modal asing PMA di Indonesia mengalami penurunan yang sangat tajam hingga mencapai angka nilai 13,563,1 dan di susul di tahun 1999 dengan angka 10,890,6 Juta US. Dua tahun setelah krisi ekonomi, Investasi penanaman modal asing PMA di Indonesia sudah kembali menunjukan pertumbuhan ekonomi yang positif. Namun hingga saat ini pertumbuhannya rata-rata pertahun relative masih lambat. Memasuki tahun 2000, angka penanaman modal asing PMA menunjukan nilai 15,413,1 Juta US. Di tahun 2001, angka pertumbuhan investasi mengalami sedikit penurunan dengan nilai 15,043,9 Juta US. Pada tahun 2002, nilai menanaman modal asing PMA di Indonesia mengalam penurunan yang sangat 5 tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Penurunan nilai mencapai angka 9,744,1 Juta US. Terjadi kenaikan angka pada nilai penanaman modal asing PMA di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 14,300,8 Juta US. Dan di tahun 2004 angka menunjukan penerunan dengan nilai 10,470,1 Juta US. Pada tahun 2006 dan 2007 angka yang di tunjukan mencapai nilai 15,223,9 Juta US. Terjadi fluktuasi angka yang di tunjukan pada tahun 2008 sampai dengan 2011, dengan nilai 14,871,4 Juta US di tahun 2008. Dan mengalami penurunan pertumbuhan investasi hingga 49,92, dan di tahun 2011 dengan kenaikan angka yang di tunjukan pada nilai 19,474,5 Juta US. Dari keterangan di atas terlihat bahwa tingkat pertumbuhan investasi sebelum krisis ekonomi adalah 41.66 pertahun, sedangkan setelah krisis menunjukan rata-rata hanya sebesar 20.46 pertahun. Ini menunjukan bahwa investasi di Indonesia sebelum krisis mengalami peningkatan rata-rata sebesar 41.66 pertahun. Selanjutnya jika kita lihat pertumbuhan ekonomi setelah krisis terjadi penurunan rata-rata yaitu 20.46 pertahun. Karena itu ingin diteliti apakah pertumbuhan ekonomi di dindonesia di pengerahui oleh investasi terutama Penanaman Modal Asing PMA, karena investasi memiliki peran yang sangat besar bagi pemulihan dan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, maka penulis mengangkat Penanaman Modal Asing PMA menjadi bahan penelitian dengan judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA.” 6

1.2. Rumusan masalah