Uji Koefisien Determinasi R

H 1 : β 1 ≠ 0 Artinya variable independen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variable dependen. Penilaian dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada derajat kebebasan df dan tingkat keyakinan tertentu dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika t hitung t tabel maka H diterima dan hipotesis alternatif ditolak berarti variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika t hitung t tabel maka H ditolak dan hipotesis alternatif diterima berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Koefisien Determinasi R

2 Pengujian ini berguna untuk mengetahui seberapa besar proporsi sumbangan seluruh variabel independen terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Nilai R 2 didapat dengan menggunakan rumus : R2 = β 1 X Ʃ 1 Y t + β 2 X Ʃ 2 Y t + β 3 X Ʃ 3 Y t Y Ʃ 2 t Dimana : R2 : Koefisien Determinasi Y1 : Penanaman Modal Asing PMA Β1 β2 β3 : Koefisien Regresi X1 : Kurs 43 X2 : PDB X3 : Suku Bunga Dengan Syarat 0 ≤ R 2 ≥1 3.5. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang tersedia layak digunakan dalam proses pengujian hipotesa melalui model analisis regresi berganda atau tidak. Suatu model regresi dikatakan akurat apabila estimator – estimator dari koefisien regresi memenuhi asumsi BLUE Best Linier Unbiased Estimator, asumsi tersebut meliputi : 1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen pada model regresi ditentukan. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel independen dalam model. Pada kasus multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukan pengaruh murni dari variabel independen dalam model. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan patokan jika nilai korelasi anatara variabel bebas 0,85 berarti model lolos dari adanya multikolinearitas, sebaliknya jika lebih besar maka model tidak lolos dari adanya multikolinearitas. 44 2. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu penelitian ke penelitian lain. Jika varians dari residual satu penelitian ke penelitian yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas atau tidak mengandung situasi Heteroskedastisitas. Dasar analisis yang digunakan untuk mendeteksi Heteroskedastisitas adalah jika ObsR-Squared X 2 tabel berarti tidak ada masalah Heteroskedastisitas, atau bias dilihat jika probabilita 0,05 maka data tidak terdapat masalah Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji white. Uji ini menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen sedangkan variabel independennya terdiri atas variabel dependen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variabel independen ditambah lagi dengan perkalian dua variabel independen. 3. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dimaksudkan agar mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi dari rangkaian waktu. Hal ini mempunyai arti bahwa komponen pengganggu dari suatu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berurutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Terjadinya korelasi menyebabkan model regresi dan test signifikansi menjadi tidak signifikat lagi. Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Lagrange Multiplier uji LM, dan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan 45 dengan patokan ObsR-squared hitung X 2 tabel berarti model lolos dari adanya autokorelasi, atau bisa dilihat jika probabilita 0,05 maka data lolos dari autokorelasi. 4. Linearitas Tujuan dari uji ini agar mengetahui apakah model linear yang dispesifikasikan dan di diestimasikan sesuai atau tidak. Sesuai tidaknya bentuk fungsi persamaan regresi dapat diuji dengan menggunakan uji Ramsey Reset. Apabila F statistik F tabel maka model lolos dari ketidak linearan yang berarti model bersifat linear, atau bisa dilihat jika probabilita 0,05 maka data bersifat linear. 5. Normalitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan terhadap asumsi klasik mengenai variabel kesalahan pengganggu berdistribusi normal. Uji normalitas metode OLS secara formal dapat dideteksi dengan metode yang dikembangkan oleh Jarque Bera. Untuk mengetahui apakah model berdistribusi normal adalah apabila probabilita J-B 0,05 maka model lolos dari ketidaknormalan. 46

3.6. Oprasional Variabel 1. Penanaman Modal Asing PMA