Prestasi Yang Diperoleh Penyajian Data

76 Sumber : UPT Medan Utara

4.10 Prestasi Yang Diperoleh

Gambar 4.41 77 Sertifikasi ISO 9001-2008, Tanggal 20 Desember 2012 Sumber : UPT Medan Utara Gambar 4.42 78 Piala Citra Pelayanan Prima, Tanggal 23 Maret 2013 Sumber : UPT Medan Utara 79

4.11 Penyajian Data

Pada bagian penyajian data, penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan sewaktu melaksanakan penelitian. Berdasarkan metode penelitian yang telah ditentukan sebelumnya diketahui bahwa hasil penelitian data tersebut yang diperoleh beberapa hasil wawancara mendalam kepada satu informan kunci dan satu informan utama, serta hasil observasi yang dijabarkan kedalam bentuk narasi. Berikut tabel data dari informan dalam penelitian : Tabel 4.2 Identitas Informan Nama Jabatan Tingkat Pendidika n Umu r Status Faber Situmoran g Pegawa i di ruang Kasi STNK S1 43 Tahu n Informa n Kunci Randa Khairunnis a Pakpahan Pegawa i pada bidang S1 25 Tahu n Informa n Utama 80 pemand u Wawancara mendalam yang dilakukan tersebut dengan menggunakan pedoman wawancara pertanyaan yang tetap berstruktur dan menyentuh pada permasalahan penelitian. Berikut akan disajikan data yang diperoleh sewaktu penelitian dilaksanakan. 4.11.1 Budaya Organisasi 1. Inisiatif Individual Inisiatif individual ini meliputi derajat tanggung jawab, kebebasan dan independensi dari masing-masing anggota organisasi, yaitu seberapa besar seorang pegawai diberi wewenang dalam menjalankan tugasnya, seberapa berat tanggung jawab yang harus dipikul sesuai dengan kewenangannya dan seberapa luas kebebasan dalam mengambil keputusan. Inisiatif individu ini juga menunjukkan bahwa pegawai sadar akan perannya selain sebagai abdi negara dan masyarakat. Untuk mengetahui inisiatif individual pada pegawai Samsat , penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Apakah pegawai Samsat bertanggung jawab pada tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : 81 ‘’Pasti, sudah pasti seorang pegawai mempunyai inisiatif individual rasa tanggung jawab pada tugasnya. Inisiatif individual dapat dilihat dari hasil pekerjaan pokok para pegawai yang sesuai dengan harapan.‘’ Berdasarkan pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pegawai Samsat Medan Utara mempunyai Inisiatif Individual untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sehingga para pegawai dapat menghargai waktu dan bekerja secara terencana. Pernyataan ini didukung oleh pemandu di Kantor Samsat. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Apakah para pegawai bertanggung jawab dengan semua pekerjaan yang diberikan atasan dan apakah pegawai sadar sebagai abdi negara dan masyarakat? Hasil wawancara dengan Ibu Randa, ia mengatakan : ‘’kami sadar sebagai abdi negara dan masyarakat akan memberikan pelayanan terbaik kepada wajib pajak dan bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan kepada kami.’’ 2. Penggunaan Daya Inovasi dan Kreatifitas Seberapa sering para pegawai dalam menyelesaikan tugasnya menggunakan daya inovasi dan kreatifitas. Dalam melaksanakan tugasnya sudah seharusnya pegawai memiliki inovasi dan kreatifitas sehingga pekerjaan yang diselesaikan sesuai harapan, cepat dan tepat. Untuk 82 mengetahui penggunaan daya inovasi dan kreatifitas di kantor , penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Dalam menjalankan tugas, sering kah para pegawai menggunakan daya inovasi dan kreatifitas? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Sering digunakan karena sudah diatur dalam sistem pelayanan di kantor Samsat. Penggunaan daya inovasi dan kreatifitas rutinitas dilakukan. Kreatifitas pada pegawai itu adalah ketelitian dalam mengerjakan tugasnya.’’ Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa penggunaan daya inovasi setiap hari dilakukan untuk memberi kepuasan kepada wajib pajak. Kreatifitas yang penting adalah ketelitian dalam menyelesaikan tugas sehingga tidak terjadi kesalahan pada pekerjaannya. Inovasi dipengaruhi oleh kotak saran yang disediakan untuk wajib pajak yang berguna untuk memberikan kritikan untuk pelayanan yang kurang memuaskan dan inovasi pelayanan dibuat pada saat rapat mingguan. Dari observasi yang dilakukan, saat ini invasi pelayanan dan ketelitian yang diberikan oleh pegawai samsat kepada wajib pajak telah memuaskan karena belum ada kritikan terhadap pelayanan serta ketelitian. 3. Pemahaman Pegawai terhadap Visi, Misi dan Pembentukan Samsat Setiap organisasi mempunyai visi, misi dan tujuan organisasi dibentuk. Untuk mencapai tujuan organisasi dibutuhkan sebuah satu 83 kesatuan, kebersamaan dan tindakan terhadap tujuan yang ditetapkan. Sangat diperlukan pemahaman bersama tentang visi, misi dan tujuan organisasi. Penulis tertarik untuk mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Pertanyaan : Apakah para pegawai Samsat telah mengerti visi, misi dan tujuan dibentuknya kantor Samsat? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Sebagaian besar yang telah mengerti visi, misi dan tujuan dibentuk kantor samsat, kira-kira tiga puluh persen pegaawai yang hampir mengerti.’’ Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari jumlah pegawai kantor Samsat yang telah mengerti dan memahami untuk mengarahakan dan menyesuaikan tindakannya . Sekitar tiga puluh persen lagi pegawai di kantor ini yang sedang belajar untuk memahami visi dan misi kantor agar mereka mampu mengarahkan dan menyesuaiikan tindakannya. 4. Pemahaman sebagai Satu Kesatuan Dalam memberikan pelayanan yang terbaik, maka pegawai harus memahami bahwa mereka adalah kesatuan sehingga wajib pajak tidak sulit dalam memperoleh pelayanan. Jika beberapa pegaawai tidak meamhami bahwa mereka merupakan satu kesatuan maka akan mempengaruhi pelayanan pada wajib pajak. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 84 Pertanyaan : Apakah pegawai Samsat memahami pentingnya kesatuan dalam organisasi? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’sudah pasti mereka mengerti dan memahami kesatuan dalam organisasi. Jika tidak ada kesatuan kebersamaan maka organisasi itu tidak akan bertahan’’ Pernyataan di atas mengartikan bahwa pegawai dalam bidang-bidang nya telah mengerti kesatuan pada organisasi atau satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini didukung oleh jawaban ibu Ridha. Pertanyaan : Apakah kesatuan dalam organisasi penting? Hasil wawancara dengan Ibu Randa, ia mengatakan : ‘’Kesatuan dalam organisasi sangat penting karena di dalam organisasi yang dibutuhkan adalah kesatuan dan kebersamaan supaya dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat, pekerjaan lebih ringan dan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada wajib pajak.’’ 5. Kerja dalam Unit-Unit Organisasi Unit-unit dalam organisasi harus berjalan sesuai dengan rencana agar dapat berjalan dengan lancar dalam menjalankan fungsinya. Berikut pertanyaan yang diajukan penulis : Pertanyaan : Apakah unit-unit organisasi atau loket-loket di kantor telah terkoordinasi? 85 Hasil wawamcara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Pegawai di kantor Samsat dibagi-bagi dalam tim. Di dalam tim terdapat seorang ketua yang bertujuan untuk mengawasi pekerjaan anggota dan melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan. Sampai saat ini unit-unit organisasi sudah terkoordinasi karena sering diadakan rapat harian ataupun mingguan.’’ Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa unit-unit organisasi mempunyai ketua tim yang mengawasi pekerjaan pegawai dan memotivasi atau memberi dukungan kepada pegawainya. 6. Pemberian Dukungan dari Atasan Peran pemimpin dalam organisasi sangat penting. Pemimpin yang bijaksana dapat membentuk organisasi yang baik. Ciri dari pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan kepada bawahannya seperti motivasi dan memberi inspirasi bawahannya. Dalam hal ini, penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Seringkah atasan di kantor memberi dukungan kepada bawahan? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Sering, atasan sering sekali memberikan dukungan dan motivasi kepada pegawai ketika sedang bekerja, rapat harian maupun apel pagi. ‘’ 86 Dari pernyataan di atas dapat diketahui peran pemimpin di kantor Samsat sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena Pak Triyadi sering memberikan dukungan dan motivasi di saat pegawai sedang bekerja, rapat pertemuan dan apel pagi. Dukungan dan motivasi yang diberikan pemimpin mendorong para pegawai agar lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaannya dan tetap menjaga pelayanan wajib pajak. 7. Komunikasi antara Atasan dan Bawahan Seorang pemimpin yang baik pasti mempunyai cara berkomunikasi yang baik kepada bawahannya sehingga informasi yang disampaikan jelas dan terjalin dengan baik. Dari cara berkomunikasi yang baik dari atasan kepada bawahan akan muncul keterbukaan dalam menyampaikan kritik dan saran yang membangun. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Bagaimana menjaga komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Menjaga komunikasi yang baik dari atasan dan bawahan yaitu memperhatikan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya sambil memberi dukungan dan motivasi, saling menghormati dan menghargai.’’ Dari pernyataan tersebut bisa diketahui bahwa menjaga komunikasi atasan pada bawahan agar tetap baik yaitu dengan memberikan dukungan, sesekali memperhatikan pegawainya yang sedang bekerja dan berkomunkasi dengan baik dan saling menghormati. 87 Berdasarkan pengamatan yang saya lihat beberapa kali pada saat pra penelitian, pemimpin ini memang sering memperhatikan pegawainya dalam mengerjakan pekerjaan dengan berkomunikasi secara baik dan kepada beberapa pegawai yang ada di ruangan tersebut. 8. Komunikasi antar pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya Komunikasi yang baik sangat penting didalam organisasi. Komunikasi yang baik dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan kerja sama yang baik. Komunikasi yang baik di kantor Samsat antar pegawai akan menciptakan hubungan kerja yang baik dan kekeluargaan. Jika hubungan kerja sudah baik maka ada dorongan dari pegawai untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Bagaimana komunikasi yang dilakukan bagi pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Komunikasi yang dilakukan para pegawai dalam menyelesaikan tugasnya yaitu menjalin hubungan kerja yang baik dan pastinya bisa saling menghormati dan menghargai antar pegawai. Sampai saat ini, para pegawai mampu bekerja sama dengan baik karena belum ada konflik antar pegawai yang terjadi.’’ Hasil wawancara dari Ibu Randa , ia mengatakan : 88 ‘’Komunikasi memang sangat perlu dalam dunia kerja, banyak cara yang dapat dilakukan dalam menjalin komunikasi yang baik. Ketika hubungan baik sudah terjalin maka dalam menyelesaikan tugas bersama- sama pun lebih baik. jika komunikasi kita tidak baik maka akan banyak terjadi konflik dan tujuan untuk melayani wajib pajak tidak berjalan dengan lancar’’. Dilihat dari pernyataan diatas, pegawai di kantor ini mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik antar pegawai dan wajib pajak. Berkomunikasi memang penting dalam organisasi karena berguna dalam dunia kerja, jika komunikasi antar pegawai baik berarti para pegawai tersebut mempunyai dorongan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan pengamatan yang saya lihat adanya komunikasi antar pegawai, mereka bekerja sama dalam menyelesaikan tugas. Seperti banner yang terpasang di dinding salah satu loket yang bertuliskan, ‘’Kebersamaan itu indah, mari kita laksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab ikhlas dan jujur’’. 9. Mayarakat dan Pegawai dalam memberikan Pendapat dan Kritikan Pendapat dan kritikan sangat diperlukan untuk membangun sebuah organisasi yang baik, mengevaluasi kinerja di organisasi membuat pegawai mengetahui kekurangan sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam kinerja masyarakat untuk memuaskan pelayanan yang akan diberikan kepada wajib pajak. Memberikan pendapat dan kritikan dari pegawai bisa dilakukan pada 89 pertemuan atau rapat kerja harian atau mingguan, sedangkan pendapat dan kritikan dari wajib pajak atau masyarakat dapat dilakukan melalui kotak saran yang telah dibuat. Pendapat dan kritikan di sebuah organisasi akan membuat sebuah organisasi menjadi lebih baik. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Bagaimanakah sikap pegawai ketika mendapatkan saran? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Ketika mendapatkan saran atau masukan dari para pegawai maupun wajib pajak akan diproses dan berusaha akan diubah menjadi lebih baik. Terbukti dari banyaknya pelayanan menjadi lebih baik.’’ Dari pernyataan di atas dapat diketahui para pegawai menghargai dan menanggapi saran yang diberi dari wajib pajak terbukti adanya pelayanan yang berubah menjadi lebih baik. 10. Peran Peraturan dan Pengawasan dalam Mengendalikan Perilaku Pegawai Peraturan dan pengawasan digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai. Pegawai yang bertanggung jawab walaupun tidak ada pengawas tetap bisa mengendalikan dirinya tetap fokus untuk menyelesaikan tugasnya karena adanya peraturan. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Bagaimanakah peran peraturan dalam mengendalikan sikap pegawai? 90 Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’ Di kantor ini, tugas pegawainya telah dibagi menjadi beberapa tim, setiap tim mempunyai ketua tim. Ketua tim tersebut yang mengawasi anggotanya dalam bekerja. Menurut peraturan, pengawas akan selalu ada di loket masing-masing, jika pekerjaan telah selesai maka tugas ketua tim yang melaporkan hasil akhir pekerjaan kepada atasan. ’’ Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa setiap tugas pokok mempunyai pengawas yang akan mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh anggota atau pegawai tersebut. Jadi peran peraturan dan pengawas dibutuhkan pada setiap tim agar akan tetap menghasilkan pekerjaan yang baik dan tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada. 11. Pemberian Sistem Imbalan Pemberian sistem imbalan itu penting karena memicu pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai. Sistem imbalan atau gaji ini sebagai motivator untuk meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan yang terbaik. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Bagaimanakah pemberian sistem imbalan, sesuaikah dengan prestasi kerja ? Hasil wawancara dengan Ibu Randa, ia mengatakan : ‘’Imbalan yang diberikan kepada OS seperti kami ini sebenarnya belum sesuai dengan kerja yang dilakukan.’’ 91 Dilihat dari pernyataan diatas memang gaji yang diberi tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. Seharusnya pihak yang bersangkutan dalam memberi upah kepada OS harus lebih memperhatikannya. Berdasarkan observasi yang saya lakukan, beberapa bulan ini pegawai OS belum mendapatkan gaji. Padahal, gaji merupakan hal yang mampu mendorong pegawai bekerja akan tetapi imbalan yang mereka terima kurang jelas. 4.11.2 Kinerja Pegawai 1. Kualitas Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan yang dimiliki para pegawai. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Bagaimana cara mengukur kualitas pekerjaan pada pegawai? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’ Kualitas pekerjaan dapat dilihat dari hasil pekerjaan yang diselesaikan pegawai.’’ Pernyataan dari Pak Faber menjelaskan kualitas pekerjaan pegawai dapat dilihat dari hasil pekerjaan pegawai berupa berkas yang diselesaikan sesuai dengan rencana dan cara pegawai memberi pelayanan yang baik kepada 92 wajib pajak. Penulis juga mengajukan pertanyaan kepada Ibu Randa dengan pertanyaan yang serupa, ia mengatakan : ‘’ Mengukur kualitas pekerjaan kami salah satunya bisa kita lihat dari adanya Indeks Kepuasan Masyarakat, kita menyediakan tombol kepuasan masyarakat yang terdiri dari 3 tombol yaitu tombol kurang puas, tombol puas dan tombol sangat puas dan kita juga menyediakan kotak kritik dan saran untuk mengukur apakah masyarakat itu puas, kurang puas atau tidak puas.’’ Dari pernyataan Ibu Randa dan Pak Faber dapat dikatakan bahwa kualitas kinerja pegawai salah satunya dapat diukur melalui Indeks Kepuasan Masyarakat dan kotak saran yang telah disediakan serta dapat dilihat dari ketelitian para pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Setelah kritik dan saran diterima untuk pegawai, para pegawai akan membahasnya pada saat rapat kerja haran atau rapat kerja mingguan. 2. Kuantitas Kuantitas merupakan jumlah produk yang dihasilkan para pegawai setiap hari. Jumlah berkas yang dihasilkan perhari dipengaruhi langsung oleh kinerja pegawai. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Pertanyaan : Bagaimana cara menghitung jumlah pekerjaan yang dihasilkan? Hasil wawancara dengan Pak Faber, ia mengatakan : 93 ‘’Jika jumlah berkas yang diselesaikan perhari tidak tahu, intinya jika wajib pajak datang ke kantor pada hari itu juga urusannya selesai.’’ Pertanyaan yang sama juga diajukan kepada Ibu Randa, ia mengatakan : ‘’Itu tergantung dari wajib pajak yang datang, berapapun jumlah wajib pajak yang datang akan kami selesaikan di hari itu juga. Karena kita sudah mempunyai loket-loket khusus yaitu pemilik langsung, kuasa keluarga, bea balik nama dan ganti STNK. Jadi pemilik langsung bisa disiapkan lima menit, kuasa keluarga disiapkan setengah jam, BBN disiapkan dalam waktu satu jam dan ganti STNK disiapkan setengah jam. Jadi berapapun berkas yang masuk akan kami siapkan dalam waktu satu hari.’’ Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa jumlah berkas yang disiapkan tergantung dari wajib pajak yang datang yang pasti dalam satu hari itu berkasnya akan selesai. Dari data yang saya peroleh dari pegawai, pada tahun 2014 kendaraan bermotor yang teregistrasi ada 5.477.163, pertambahan jumlah kendaraan yang teregistrasi ada 131.982. Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, wajib pajak yang datang ke kantor urusannya selesai dalam satu hari itu juga. Dan ada banner yang menuliskan ‘’datang hari ini selesai hari ini.’’ 3. Ketepatan waktu Ketepatan waktu merupakan aktivitas diselesaikan tugas kerja pegawai. Ketepatan waktu menyelesaikan tugas telah direncanakan pada 94 rapat kerja. Ketepatan waktu sangat erat kaitannya dengan kedisiplinan seorang pegawai. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaaan : Bagaimana ketepatan waktu para pegawai dalam menyelesaikan tugas ? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Dalam menyelesaikan tugasnya, para pegawai memang harus menyelesaikannya dengan waktu yang telah direncanakan.’’ Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam rencaana meningkatkan kinerja pegawai untuk mengutamakan pelayan sangat diperhatikan. Seperti yang diketahui setiap loket mempunyai fungsi masing- masing dan waktu untuk menyelesaikan tugas sudah ditetapkan. Waktu pelayanan di kantor juga sudah diberitahukan yaitu hari senin-kamis dibuka jam setengah sembilan pagi sampai jam dua sore, hari jum’at dibuka jam setengah sembilan sampai jam dua belas siang dan hari sabtu dibuka jam setengah sembilan sampai dengan jam satu siang. Standar waktu pelayanan ini sesuai dengan standarisasi ISO 9001-2008. 4. Efektifivitas Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi berupa tenaga, uang, teknologi dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Semakin banyak sumber daya yang digunakan semakin baik pula pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : 95 Pertanyaan : Bagaimana sumber daya yang digunakan oleh pegawai? Hasil wawancara dengan Ibu Randa, ia mengatakan : ‘’ Agar kinerjanya efektif memang diperlukan sumber daya yang bagus seperti kemampuan, inisiatif dan keterampilan dari para pegawai, alat canggih yang digunakan dalam menyelesaikan tugas seperti pintu metal detetor, tombol Indeks Kepuasan Masyarakat, monitorng display besaran pajak. Jika pekerjaan pegawai efektif tujuan organisasi dalam melayani masyarakat akan tercapai.’’ Dari pernyataan diatas dapat dketahui sumber daya organisasi seperti kemampuan dan teknologi yang digunakan sangat mempengaruhi kinerja pegawai dalam melayani masyarakat. Berdasarkan penelitan yang saya lakukan, teknologi yang digunakan pada kantor ini memang baik, dimulai dari masuk ke kantor, masyarakat harus melapor dan meninggalkan sebuah identitas kemudian akan diberikan badge untuk mengetahui identitas masyarakat yaitu pengurus langsung, kuasa keluarga atau tamu. Kemudian kita melewati pintu metal detector untuk pengamanan kemudian akan dibantu oleh pemandu dan ketika kita selesai mengurus STNKBBN wajib pajak itu akan diantar ke papan Indeks Kepuasan Masyarakat untuk mengetahui kepuasan pelayanan yang diberikan pegawai. Untuk saat ini, kinerja pegawai sudah efektif. 5. Kemandirian 96 Kemandirian merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya pada komitmen kerja atau suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab pegawai pada kantor. Penulis mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Pertanyaan : Bagaimana komitmen kerja dan tanggung jawab pegawai di organisasi? Hasil wawancara dengan Pak Faber Situmorang, ia mengatakan : ‘’Setiap pegawai sudah dibagi tugasnya masing-masing dan mereka harus bertanggung jaawab dengan tugas yang telah diberikan. Pegawai pastinya sudah mempunyai komitmen dalam bekerja.’’ Dari data diatas dapat diketahui memang setiap pegawai pasti harus bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan. Dalam arti pegawai bekerja harus mengikuti peraturan yang ada di kantor seperti kedisiplinan, ketepatan waktu dalam penyelesaian tugasnya maupun melayani wajib pajak. Berdasarkan data yang diperoleh, Samsat mempunyai komitmen pelayanan yang dilaksanakan oleh Perwira dan setiap Pokja mempunyai job description yang terdiri dari 13 pokja dan mempunyai maklumat pelayanan, yaitu: a. Memberikan pelayanan yang humanis dengan senyum, sapa dan salam. b. Bersikap sopan dan santun terhadap masyarakat dan wajib pajak. 97 c. Berpenampilan rapih dan berkepribadian baik. d. Bekerja sesuai prosedur dan profesional. e. Wajib menjaga keharmonisan dan kebersamaan lingkungan kerja. f. Mewujudkan suatu pelayanan prima.

4.12 Analisis Data