30 obat sekurang-kurangnya harus bioekivalen dengan bentuk sediaan oral lainnya
yang telah ada. Senyawa obat yang dianggap ideal untuk diformulasi sediaan ODT adalah yang dapat berdifusi dan berpenetrasi ke dalam epitelium saluran
pencernaan atas log P 1 atau lebih disukai 2 serta mampu berpermeasi ke dalam jaringan mukosa mulut. Senyawa obat dengan waktu paruh pendek,
frekuensi pemberian dosis yang tinggi, memiliki rasa sangat pahit atau yang membutuhkan pelepasan terkontrol, bukanlah kandidat yang sesuai untuk dibuat
sediaan ODT Hirani, et.al., 2009. Para peneliti telah memformulasikan ODT dari berbagai kategori obat pada
terapi untuk meningkatkan kadar puncak plasma yang cepat agar mendapatkan respon farmakologi yang diinginkan. Kategori itu termasuk di antaranya
neuroleptik, obat kardiovaskular, analgesik, antialergi, ansiolitik, sedatif hipnotik, diuretik, anti-parkinson, antibakteri, dan obat yang digunakan untuk memperbaiki
disfungsi ereksi Hirani, et.al., 2009. Dalam penelitian ini, digunakan piroksikam sebagai model dalam formulasi ODT.
2.3.1 Sifat Fisikokimia Piroksikam
Piroksikam 4-hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2H-1,2-benzotiazin-3-karboksa– mida 1,1-dioksida berupa serbuk berwarna hampir putih atau coklat terang atau
kuning terang dan tidak berbau, sedangkan bentuk monohidratnya berwarna kuning. Senyawa ini memiliki rumus molekul C
15
H
13
N
3
O
4
S dan berat molekul 331,35 dengan rumus bangun seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 FI,
1995.
31 Piroksikam sangat sukar larut dalam air, dalam asam encer dan sebagian
besar pelarut organik; sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali yang mengandung air FI, 1995; larut dalam metilen klorida BP, 2009 serta sedikit
larut dalam etanol anhidrat. Senyawa ini memiliki titik leleh 198 hingga 200°C dengan pKa 6,3 dan log P oktanolair 3,1 Moffat, et.al., 2004. Piroksikam
memiliki sifat asam dikarenakan adanya gugus substitusi dari asam 4-hidroksi enolat ASHP, 2002.
2.3.2 Farmakokinetika
Absorpsi. Piroksikam diabsorpsi dengan baik jika diberikan per oral. Kadar obat akan muncul dalam waktu 15-30 menit setelah pemberian dosis oral tunggal
20 mg piroksikam dan kadar puncak plasma sekitar 1,5-2 gmL umumnya dicapai dalam waktu 3-5 jam. Aktivitas antiinflamasi yang optimum akan
diperoleh pada kadar plasma sedikitnya 5 gmL ASHP, 2002. Distribusi. Pada konsentrasi plasma 5-30 gmL, piroksikam akan terikat
dengan protein plasma sebesar 99,3. Pada manusia sehat, volume distribusi piroksikam dilaporkan berkisar 0,12 hingga 0,14 Lkg. Pada pemberian oral,
piroksikam juga didistribusikan ke dalam air susu ibu dengan kadar 1-3 dari kadar plasma sang ibu ASHP, 2002.
Gambar 2.3
Rumus bangun piroksikam.
32 Metabolisme dan ekskresi. Waktu paruh plasma piroksikam dilaporkan
berkisar antara 14 hingga 158 jam pada orang dewasa sehat, sementara produsen menyatakan rerata waktu paruhnya adalah 50 jam. Pada kondisi steady-state, 50
dosis piroksikam akan dimetabolisme di hati dengan cara proses hidroksilasi gugus samping piridinil pada posisi 5 dan konjugasi glukoronida dari metabolit
hidroksi tersebut. Piroksikam dan metabolitnya diekskresikan melalui urin dan feses, ekskresi obat lewat urin berjumlah dua kali lipatnya dibandingkan lewat
feses. Piroksikam diekskresikan dalam bentuk metabolitnya dan hanya 5 dari dosis yang diekskresikan dalam bentuk tidak berubah ASHP, 2002.
2.3.3 Farmakodinamika