10 Piroksikam merupakan obat antiinflamasi nonsteroid AINS, analgesik, dan
antipiretik yang digunakan dalam terapi simptomatik pada rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut, dan gout akut
IONI, 2008. Terapi yang demikian umumnya membutuhkan pelepasan obat yang cepat agar segera mendapatkan respon farmakologi yang diinginkan
sehingga piroksikam dianggap ideal sebagai model untuk dibuat formulasi ODT- nya.
Pada penelitian ini, ODT akan dibuat secara cetak langsung menggunakan dua superdisintegrant yang berbeda yakni krospovidon dan natrium
kroskarmelosa. Nanopartikel piroksikam dihasilkan dengan metode media mill untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil dari 1000 nm. Selanjutnya,
dibandingkan pelepasan obat antara ODT nanopartikel dan ODT mikropartikel piroksikam.
1.2 Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, diduga bahwa ODT piroksikam akan memperlihatkan karakteristik yang berbeda bila menggunakan superdisintegrant
dan ukuran partikel piroksikam yang berbeda. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari pembuatan nanopartikel sampai pada studi pelepasan
obat secara in vitro yang dibandingkan antara ODT nanopartikel dengan ODT mikropartikel. Parameter yang diukur antara lain kadar zat berkhasiat, kekerasan,
kerengasan, waktu hancur, waktu pembasahan, keseragaman sediaan, sensorium, dan disolusi.
11 Secara skematis, kerangka pikir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. apakah ukuran partikel akan mempengaruhi karakteristik ODT?
b. apakah superdisintegrant krospovidon dan natrium kroskarmelosa
mempengaruhi karakteristik ODT?
Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian.
Keseragaman sediaan Waktu Pembasahan
Kekerasan Kerengasan
Kadar zat berkhasiat
Waktu Hancur
in vitro Disolusi
Rasa Karakteristik
Tablet Fisik
Profil Pelepasan
Obat
Sensorium Ukuran Partikel
Superdisintegrant Simulasi
12
1.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
a. ukuran partikel piroksikam akan mempengaruhi karakteristik ODT,
b. superdisintegrant krospovidon dan natrium kroskarmelosa mempengaruhi
karakteristik ODT.
1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan suatu formula ODT yang memiliki karakteristik ideal.
1.5.2 Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan antara lain: a.
mengetahui pengaruh ukuran partikel piroksikam terhadap karakteristik ODT, b.
mengetahui pengaruh krospovidon dan natrium kroskarmelosa sebagai superdisintegrant terhadap karakteristik ODT.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien terutama pediatri dan geriatri dalam menggunakan tablet sehingga tujuan terapi yang
diinginkan dapat tercapai.
6
KARAKTERISASI NANOPARTIKEL PIROKSIKAM
Juanita Tanuwijaya, Karsono, Urip Harahap Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Latar Belakang : Piroksikam adalah analgesik antiinflamasi nonsteroid yang
dibutuhkan onset kerja cepat. Tetapi piroksikam sangat sukar larut dalam air, untuk mengatasi hal ini ukuran partikel diperkecil agar kelarutan obat meningkat.
Metode : Mikropartikel piroksikam diperkecil menjadi nanopartikel dengan
menggunakan alat high energy milling HEM E3D. Karakterisasi nanopartikel diperiksa menggunakan scanning electron microscope SEM, particle size
analyzer PSA, dan difraksi sinar-X XRD. Hasil : Hasil evaluasi dengan
scanning electron microscope SEM, particle size analyzer PSA menunjukkan bahwa piroksikam mempunyai ukuran partikel yang terdistribusi antara 455-772,9
nm. Dan dari evaluasi difraksi sinar-X, sebagian piroksikam berbentuk amorf
Kesimpulan : Piroksikam dengan ukuran partikel 455-772,9 nm, bentuk amorf
diharapkan dapat meningkatkan kelarutan.
Kata kunci : nanopartikel, piroksikam
7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rute pemberian oral merupakan rute yang paling digemari untuk berbagai macam obat karena pemberiannya mudah sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan pasien serta merupakan terapi dengan biaya yang relatif murah Bandari, et.al., 2008. Salah satu di antara sediaan oral yang banyak digunakan
adalah tablet. Tablet merupakan bentuk sediaan yang mudah dibawa, memiliki durasi aksi kerja obat yang dapat dikontrol, dan dengan teknik tertentu, rasa dan
aromanya yang dapat diperbaiki. Namun pasien tertentu, terutama pediatri dan geriatri, seringkali mengalami kesulitan menelan tablet konvensional secara utuh
walaupun telah minum air Koseki, et.al., 2009. Suatu studi mengungkapkan bahwa lebih dari 26 pasien mengalami
kesulitan menelan tablet. Oleh karena itu, praktisi medis dan farmasi dituntut agar turut mempertimbangkan masalah ini dalam mengembangkan formulasi obat yang
tepat bagi pasien. Formulasi obat yang dapat larut atau hancur di mulut dalam waktu singkat tanpa minum air, dipandang dapat mengatasi masalah menelan
tablet. Obat seperti ini akan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan tablet konvensional, lebih nyaman digunakan, dan berpotensi meningkatkan
kepatuhan pasien dalam menggunakan obat Andersen, et.al., 1995. Formulasi obat yang dimaksud adalah Orally Disintegrating Tablet ODT
atau tablet hancur di mulut. Menurut FDA Food and Drugs Administration, Amerika Serikat, ODT didefinisikan sebagai suatu bentuk sediaan padat
mengandung senyawa aktif obat, yang dapat hancur atau disintegrasi secara cepat,