58 Dari data di atas dapat dilihat bahwa keseimbangan anak saat meniti tali
sepanjang 4 meter yang seimbang sejumlah 14 anak 66,67, kurang seimbang sejumlah 3 anak 14,28, dan belum seimbang 4 anak 19,05. Pada kelincahan
saat anak berlari dengan rintangan terdapat 14 anak 66,66 yang memenuhi kriteria lincah, kurang lincah sejumlah 5 anak 28,81, dan belum lincah
sejumlah 2 anak 9,52. Sedangkan kekuatan saat menggantung dan berayun pada tangga majemuk terdapat 15 anak 71,43 yang memenuhi kriteria kaut,
kurang kuat sejumlah 5 anak 23,81, dan belum kuat sejumlah 1 anak 4,76. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pertemuan I, II, dan III pada Siklus
I maka dapat diambil perbandingannya dengan kondisi awal mengenai keterampilan motorik kasar kelompok A1 yaitu keseimbangan, kelincahan, dan
kekuatan. Berikut ini tabel perbandingannya: Tabel 18. Perbandingan keseimbangan antara kondisi awal dengan Siklus I
No. Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
Pertemuan III 1.
Seimbang 4 19,05
7 33,33 10 47,62
14 66,67 2.
Kurang Seimbang 10 47,62
9 42,86 7 33,33
3 14,28 3.
Belum Seimbang 7 33,33
5 23,81 4 19,05
4 19,05
Jumlah 21 100
21 100 21 100
21 100
Tabel 19. Perbandingan kelincahan antara kondisi awal dengan Siklus I
No. Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
Pertemuan III 1.
Lincah 4 19,05
10 47,62 12 57,14
14 66,66 2.
Kurang Lincah 11 52,38
7 33,33 6 28,57
5 23,81 3.
Belum Lincah 6 28,57
4 19,05 3 14,39
2 9,52
Jumlah 21 100
21 100 21 100
21 100
Tabel 20. Perbandingan kekuatan antara kondisi awal dengan Siklus I
No. Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
Pertemuan III 1.
Kuat 3 14,29
7 33,33 11 52,38
15 71,43 2.
Kurang Kuat 10 47,62
8 38,10 8 38,10
5 23,81 3.
Belum Kuat 838,09
6 28,57 2 9,52
1 4,76
Jumlah 21 100
21 100 21 100
21 100
59 Berdasarkan hasil rekapitulasi perbandingan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa ada peningkatan pada keseimbangan antara kondisi awal dengan Pertemuan I yaitu sejumlah 3 anak 14,29, antara Pertemuan I dengan
Pertemuan II meningkat sejumlah 3 anak 14,29, dan antara Pertemuan II dengan Pertemuan III meningkat sejumlah 4 anak 19,05. Jadi keseimbangan
antara kondisi awal sampai dengan Pertemuan III terjadi peningkatan sejumlah 10 anak 47,62. Pada kelincahan terdapat peningkatan antara kondisi awal dengan
Pertemuan I yaitu sejumlah 6 anak 28,57, antara Pertemuan I dengan Pertemuan II meningkat 2 anak 9,52, dan antara Pertemuan II dengan
Pertemuan III meningkat 2 anak 9,52. Jadi kelincahan antara kondisi awal sampai dengan Pertemuan III terjadi peningkatan sejumlah 10 anak 47,62.
Sedangkan pada kekuatan terdapat peningkatan antara kondisi awal dengan Pertemuan I yaitu sejumlah 4 anak 19,05, antara Pertemuan I dengan
Pertemuan II meningkat sejumlah 4 anak 19,05, dan antara Pertemuan II dengan Pertemuan III meningkat sejumlah 4 anak 19,05. Jadi kekuatan antara
kondisi awal sampai dengan Pertemuan III terjadi peningkatan sejumlah 12 anak 57,14.
d. Refleksi
Setelah selesai melakukan Siklus I peneliti dan guru kelas selaku rekan kolaborasi melakukan musyawarah atau diskusi mengenai pelaksanaan tindakan
dari Pertemuan I sampai Pertemuan III. Hasil musyawarah atau diskusi tersebut ditemukan beberapa hal di antaranya ialah hambatan yang ditemui saat tindakan
yaitu ada beberapa anak dari kelas lain yang mengganggu karena belum mau
60 masuk kelas misalnya saat berlari dengan rintangan anak kelas lain menonton
terlalu dekat sehingga mengganggu gerak anak saat berlari, media tidak bersifat permanen misalnya corong sehingga ketika sudah ditata posisinya dapat berubah
karena ditendang anak atau diambil anak dan harus menata kembali ke posisi semula, serta masih ada 3 anak yang belum mau mengikuti kegiatan. Melihat dari
hasil Siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada Siklus berikutnya yakni Siklus II agar
keterampilan motorik kasar kelompok A1 yaitu keseimbangan, kelincahan, dan kekuatan dapat meningkat sesuai dengan harapan.
3. Tindakan Siklus II
Berdasarkan refleksi pada Siklus I maka penelitian dilanjutkan masuk pada Siklus II. Oleh karena itu, hipotesis pada Siklus II adalah melalui Alat
Permainan Edukatif APE outdoor dengan cara mengkolaborasikan tiga macam Alat Permainan Edukatif APE outdoor dan menambah jumlah reward dapat
meningkatkan keterampilan motorik kasar kelompok A1. Tindakan penelitian Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5-6 Februari 2014 dengan tema gejala alam
dan sub tema malam.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Perbedaan tindakan Siklus I dengan Siklus II terletak pada pelaksanaan tindakannya dan jumlah reward. Perencanaan tindakan pada Siklus II ialah
kegiatan dilakukan dengan mengkolaborasikan Alat Permainan Edukatif APE outdoor dalam satu kali pertemuan sehingga anak akan lebih tertarik dan merasa
tertantang karena suasana akan dirancang menyerupai kegiatan outbond. Selain itu
61 akan menambah jumlah reward dan perlengkapan pendukung lainnya seperti
bendera, kertas warna-warni krep, dan pagar pembatas agar anak lebih termotivasi dan antusias untuk mengikuti kegiatan. Saat kegiatan berlangsung
anak-anak dipersilahkan untuk menonton dipinggir lapangan agar tidak mengganggu teman-teman yang lain saat melakukan kegiatan. Selain itu,
mencegah agar Alat Permainan Edukatif APE yang digunakan tidak berubah posisi. Pada kegiatan bergelayut styrofoam diletakkan pada baris kedua tangga
majemuk yang sebelumnya pada Siklus I diletakkan diujung tangga majemuk. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memberikan tantangan pada anak dan pada
kegiatan berlari dengan rintangan jarak antara penanda atau corong 1 meter. 1
Menentukan Tema Peneliti sepakat dengan tema pada penelitian Siklus II menyesuaikan
tema yang ada di sekolah yakni tema gejala alam dan sub tema malam. 2
Menyusun RKH Rencana Kegiatan Harian Penyusunan RKH Rencana Kegiatan Harian dibantu oleh guru sebagai
rekan kolaborasi dan sepakat penelitian dilaksanakan diawal kegiatan dengan waktu lebih lama dibandingkan dengan Siklus I.
3 Menyiapkan media
Media yang digunakan ialah Alat Permainan Edukatif APE Outdoor yakni tali, penanda, keranjang basket, dan tangga majemuk. Tali dengan panjang
4 meter digunakan untuk meningkatkan keseimbangan, penanda atau corong dan keranjang basket untuk meningkatkan kelincahan, serta tangga majemuk untuk
meningkatkan kekutan. Agar lebih menarik ditambahkan pagar pembatas yang
62 dihiasi dengan kertas kreb, tulisan START pada area yang akan dimulai dan
FINISH jika anak telah selesai melakukan semua kegiatan, penambahan jumlah bendera, dan reward.
Berikut ini adalah foto media dan desain area kegiatan yang dilakukan pada Siklus II:
Gamar 27. Desain area untuk meniti tali sepanjang 4 meter.
Gamar 28. Desain area untuk berlari dengan rintangan.
Gamar 29. Desain area untuk memanjat dan bergelayut pada
tangga mejemuk. Gambar 30. Desain area menuju
finish ketika anak selesai melakukan kegiatan menggunakan Alat
Permainan Edukatif APE outdoor. 4
Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi Lembar observasi telah disusun dan dipersiapkan oleh peneliti sebagai
alat untuk penilaian kegiatan anak. Lembar observasi berisi tentang penilaian keseimbangan, kelincahan, dan kekuatan anak saat kegiatan berlangsung serta
lembar observasi untuk guru saat kegiatan berlangsung pula.