Pentingnya Alat Permainan Edukatif APE

21

5. Prosotan

Sebelum meluncur anak harus memanjat tangga. Motorik kasar anak akan teruji termasuk bagaimana ketika anak harus menjaga keseimbangan tubuhnya saat menapaki anak tangga. Selain itu anak belajar mengenai peraturan, yaitu anak harus tertib bergiliran naik satu per satu saat meluncur agar tidak bertabrakan dengan teman yang lainnya.

6. Ring Basket

Alat Permainan Edukatif APE ini dapat digunakan untuk mengembangkan ketepatan anak dalam memasukkan bola ke dalam ring atau melemparkan sesuatu secara terarah. 7. Komedi putar Alat Permainan Edukatif APE ini berfungsi untuk mengembangkan kekuatan tangan yakni saat memutarkan komedi yang ditumpangi anak. Alat ini memiliki bentuk yang bervariasi dan biasanya berpatokan pada satu tiang. 8. Cone Penanda Corong Menurut M. Muhyi Faruq 2009: 2 Cone atau penanda ialah Alat Permainan Edukatif APE yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan gerak dasar anak yang dapat dikemas dalam berbagai bentuk permainan. Selain itu dapat digunakan untuk memberikan suatu tanda pada aktivitas gerak tertentu atau mengubah gerakan yang dilakukan dilapangan. Alat Permainan Edukatif APE ini dapat mengembangkan seluruh keterampilan motorik kasar yakni kecepatan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan, kelenturan, dan daya tahan. 22

C. Model Pembelajaran Motorik Kasar Melalui Alat Permainan Edukatif

APE Outdoor 1. Model Pembelajaran Motorik Kasar Keberhasilan perkembangan motorik kasar tidak lepas dengan model pembelajaran yang dipilih oleh guru saat proses kegiatan belajar mengajar motorik berlangsung. Adapun pengertian pembelajaran motorik menurut beberapa ahli antara lain menurut Richrad Decaprio 2013: 18 pembelajaran motorik adalah proses pembelajaran yang diaplikasikan dalam bentuk gerakan atau psikomotor mulai dari keterampilan gerak sederhana hingga keterampilan gerak kompleks. Richrad Decaprio 2013: 19 mengungkapkan bahwa pembelajaran motorik kasar merupakan pembelajaran gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh dengan menggunakan otot- otot besar. Model pembelajaran yang digunakan ialah berpusat pada anak dan guru sebagai fasilitator. Menurut Kamtini dan Husni 2005: 45 pendidikan berpusat pada anak adalah pendidikan yang menjadikan anak untuk berfikir kritis, mampu membuat pilahan-pilihan, menemukan dan menyelesaikan permasalahan, kreatif, imajinatif, serta memiliki perhatian terhadap lingkungan. Program pendidikan yang berpusat pada anak dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dengan menghormati keragaman budaya dan menekankan pada individualisasi pengalaman-pengalaman belajar pada setiap anak. Peran guru adalah sebagai fasilitator anak dalam kegiatan belajar untuk mengembangkan bakat, minat, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu anak.