e. Pembuatan Surat Ukur. Untuk keperluan pendaftaran haknya, bidang-
bidang tanah yang sudah diukur serta dipetakan dalam peta pendaftaran dibuatkan surat ukur;
Setelah kegiatan-kegiatan tersebut, tahap berikutnya adalah dilakukan Pembukuan Hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 yang selanjutnya penerbitan Sertipikat sebagai Surat Bukti Haknya guna kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data
fisik dan data yuridis. Penyajian data fisik dan data yuridis bagi pihak-pihak yang membutuhkan
atau berkepentingan, maka diselenggarakan tata usaha pendaftaran tanah berupa daftar umum, yang terdiri atas peta pendaftaran; daftar tanah; surat ukur; buku
tanah dan daftar nama. Menurut Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 daftar umum dan dokumen tersebut selanjutnya disimpan.
2.3.3 Pemeliharaan Data Objek dan Sistem Pendaftaran Tanah
Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi penambahan pada data fisik atau data yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah didaftar.
Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan yang bersangkutan kepada Kepala Kantor Pertanahan.
Pasal 12 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dikatakan kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi :
a. pendaftaran peralihan dan pembebanan hak;
b. pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya;
Menurut Peraturan Pemerintah Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Jual Beli sebagai suatu kegiatan pendaftaran yang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan data yuridis, wajib dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT.
Kegiatan pendaftaran mengenai peralihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 1 huruf a di atas, hanya dapat dilakukan dengan Akta Pejabat
Pembuat Akta Tanah PPAT. Pasal 37 ayat 1 menyebutkan: Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui
jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukkan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak
melalui lelang, hanya dapat didaftarkan, jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT yang berwenang menurut
ketentuan peraturan penmdang-undangan yang berlaku. Sedangkan dalam Pasal 38 disebutkan:
1 Pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1 dihadiri
oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi yang memenuhi
syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam perbuatan hukum ini; 2
Bentuk, isi dan cara pembuatan akta-akta Hak Atas Tanah diatur oleh Menteri;
Dalam Pasal 9 PP No 24 Tahun 1997 obyeknya pendaftaran tanah meliputi: a.
Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai;
b. Tanah hak pengelolaan;
c. Tanah wakaf;
d. Hak milik atas satuan rumah susun;
e. Hak tanggungan;
f. Tanah negara;
Dalam hal tanah Negara sebagai obyek pendaftaran tanah, pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukan bidang tanah yang merupakan tanah Negara
dalam daftar tanah. Menurut Boedi Harsono sistem pendaftaran tanah ada dua macam, yaitu :
65
a. Sistem Pendaftaran Hak
Sistem pendaftaran hak yang digunakan adalah sistem pendaftaran hak registration of tittles, sebagaimana digunakan dalam peneyelenggaraan
pendaftaran tanah menurut Peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 1961. Hal tersebut dapat kita lihat dengan adanya buku tanah sebagai dokumen
yang memuat data yuridis dan data fisik yang dihimpun dan disajikan serta diterbitkannya sebagaimana surat tanda bukti hak yang didaftar.
b. Sistem Pendaftaran Akta
Sistem ini pernah dilakukan sebelum masa kemerdekaan jaman Belanda. Pendaftaran akta registration of deeds yang didatarkan adalah aktanya.
Sistem pendaftaran tanah yang dipakai di suatu negara tergantung pada asas hukum yang dianut negara tersebut dalam mengalihkan hak atas tanahnya.
Terdapat dua macam asas hukum, yaitu asas itikad baik dan asas nemo plus yuris.
66
Oleh karena itu, kegiatan pendaftaran diatur secara rinci. Kegiatan pendaftaran tanah meliputi pendaftaran tanah untuk pertama kali dan
pemeliharaan dalam pendaftaran tanah. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
65
Boedi Harsono, Op.Cit, hal.76.
66
Adrian Sutedi, 2008, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 117.
kali adalah kegiatan pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
1997. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi :
67
1. Pengumpulan dan pengolahan data fisik.
2. Pengumpulan dan pengolahan data yuridis serta pembukuan haknya.
3. Penerbitan sertipikat.
4. Penyimpanan daftar umum dan dokumen.
Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, dalam Pasal 19 ayat 1 memerintahkan diselenggarakan
pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum. Kepastian hukum yang dijamin itu, meliputi kepastian mengenai :
1. Letak, batas dan luas tanah.
2. Status tanah dan orang yang berhak atas tanah.
3. Pemberian surat berupa sertipikat.
Selanjutnya di dalam ayat 2 menentukan bahwa pendaftaran tanah yang dimaksud dalam ayat 1 meliputi :
1. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan.
2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan pemeliharaan hak-hak atas tanah
tersebut. 3.
Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Peraturan pendaftaran tanah selain Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 juga diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
67
Ibid, hal. 136.
tentang Pendaftaran Tanah Jo Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Dimana Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 1961.
2.3.4 Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah