1. setiap wewenang pemerintahan untuk melakukan tindakan Hukum
Administrasi Negara atau kebijakan harus ada dasar atau sumbernya pada diberikan oleh suatu ketentuan peraturan perundang-undangan hukum
tertulis; 2.
untuk menjamin dijalankannya “kesamaan perlakuan oleh pemerintah penguasa”; dan
3. menunjang berlakunya kepastian hukum.
11
1.5.2.2 Jenis Wewenang
Sehubungan dengan kewenangan, Philipus M. Hadjon, mengemukakan ada dua sumber untuk memperoleh kewenangan yaitu atribusi dan delegasi.
Namun dikatakan kadangkala, mandat digunakan sebagai cara tersendiri dalam memperoleh wewenang. Tetapi dalam kaitannya dengan wewenang pemerintah
untuk membuat keputusan, Philipus M. Hadjon secara tegas mengatakan bahwa hanya ada dua cara untuk memperoleh kewenangan membuat keputusan yaitu
“atribusi dan delegasi“.
12
Sedangkan menurut Suwoto Mulyosudarmo, ada dua macam pemberian kekuasaan yaitu perolehan kekuasaan yang sifatnya atributif
dan perolehan kekuasaan yang sifatnya derivatif. Perolehan kekuasaan secara derivatif dibedakan atas delegasi dan mandat.
13
Berbeda halnya dengan Indroharto, prihal perolehan kewenangan dimaksud, Indroharto mengemukakan
bahwa wewenang diperoleh secara “atribusi, “delegasi” dan “mandat”, yang
selanjutnya dijelaskan sebagai berikut :
11
Ibid. hal.83-84
12
Philipus, M. Hadjon, 2004. Pengantar Hukum Administrasi, UGM Press, Yogyakarta, hal. 128-129.
13
Suwoto Mulyosudarmo, 1997. “Peralihan Kekuasaan, Kajian Teoritis dan Yuridis Terhadap Pidato Nawaskara”, Disertasi. Unair Surabaya, hal. 39-48.
1. “Atribusi” yaitu : pemberian wewenang pemerintahan yang baru oleh
suatu ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Jadi, disini dilahirkandiciptakan suatu wewenang pemerintahan yang baru. Yang
memberikan atribusi wewenang pemerintahan itu dibedakan antara: a.
yang berkedudukan sebagai “original legislator” : yg dinegara kita adalah MPR sebagai pembentuk Konstitusi, dan DPR bersama-sama
Presiden sebagai pembentuk undang-undang; b.
yang bertindak sebagai “delegated legislator”: seperti Presiden yang berdasar pada suatu ketentuan undang-undang mengeluarkan suatu
Peraturan Pemerintah dimana diciptakan wewenang pemerintahan kepada Badan atau Jabatan Tata Usaha Negara TUN tertentu
BadanJabatan Pemerintahan.
2. “Delegasi” yaitu : pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh
BadanJabatan TUN yang telah memperoleh suatu wewenang
pemerintahan secara atributif kepada BadanJabatan TUN lainnya. Jadi, suatu delegasi selalu didahului oleh adanya suatu atribusi wewenang.
3. “Mandat” yaitu : di situ tidak terjadi suatu pemberian wewenang baru
maupun pelimpahan wewenang dari BadanJabatan Tata Usaha Negara yang satu kepada yang lain
14
Selanjutnya HD.van WijkWillem Konijnenbelt sebagaimana dikutip Indroharto, membedakan cara perolehan wewenang sebagai berikut :
1. Atribusi : adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat
undang-undang kepada organ pemerintahan attributie: toekenning van een bestuursbevoegdheid door een wetgever aan een bestuursorgaan;
2. Delegasi : adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ
pemerintahan kepada organ pemerintahan yang lainnya delegatie: overdracht van een bevoegdheid van het ene bestuursorgaan aan een
ander;
3. Mandat : terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya
dijalankan oleh organ lain atas namanya mandaat: een bestuursorgaan laat zijn bevoegheid namens hem uitoefenen door een ander.
15
Berbeda halnya dengan Stroink dan Steenbeek menurutnya hanya ada dua cara untuk memperoleh wewenang, yaitu: atribusi dan delegasi yang selanjutnya
dijelaskan bahwa : 1 Atribusi berkenaan dengan penyerahan wewenang baru; dan 2 delegasi menyangkut pelimpahan wewenang yang telah ada oleh organ yang
14
Indroharto, 1993, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I, cet.IV, Pustaka Harapan, Jakarta, hal. 90
15
Ibid.
telah memperoleh wewenang secara atributif kepada organ lain. Jadi, delegasi secara logis selalu didahului oleh atribusi.
Dalam hal mandat, tidak dibicarakan mengenai penyerahan wewenang atau pelimpahan wewenang; tidak terjadi perubahan wewenang apapun dalam
arti yuridis formal, yang ada hanyalah hubungan internal.
16
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan asss legalitas dalam konsep wewenang yang paling penting adalah menunjang
belakunya kepastian hukum, selain itu perlakuan yang sama dari pemerintah kepada warganya dan dapat diartikan juga pelaksanaan wewenang dari pemerintah
harus bersumber pada peraturan perundang-undangan.
1.5.2.3 Pembatasan Wewenang