Tugas dan Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT

2.1.3 Tugas dan Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT

Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 mengatur tugas pokok PPAT yaitu membantu pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu yaitu perpindahan hak atas tanah atau hak milik atas tanah. Akta ini selanjutnya dijadikan dasar bagi pendaftaran ataupun perubahan data pendaftaran tanah. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1 diatas adalah berupa Jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan ke dalam perusahaan inbreng, pembagian hak bersama, pemberian Hak guna bangunan, hak pakai atas tanah hak milik, pemberian hak tanggungan, pemberian kuasa membebankan hak tanggungan. Melaksanakan semua tugasnya itu, PPAT diberi kewenangan untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak didalam daerah kerjanya. Menurut bentuknya akta diklasifikasikan menjadi 2 dua yaitu: surat akta dan bukan surat akta. Surat akta ialah suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan di tanda tangani. Dengan demikian maka unsur-unsur yang penting untuk suatu akta ialah kesengajaan untuk menciptakan suatu bukti tertulis dan penandatanganan tulisan itu. 53 Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai kewenangan PPAT, sebagai berikut : 53 Subekti, 1985, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, hal. 178. 1. PPAT mempunyai kewenangan membuat akta otentik terhadap semua perbuatan hukum mengenai semua hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun yang terletak di dalam daerah kerjanya. 2. Akta tukar menukar, akta pemasukan ke dalam perusahaan dan akta- akta pembagian hak bersama mengenai beberapa hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun yang tidak semuanya terletak di dalam daerah kerja seorang PPAT dapat dibuat oleh PPAT yang daerah kerjanya meliputi salah satu bidang tanah atau satuan rumah susun yang haknya menjadi perbuatan hukum dalam akta. 3. PPAT khsusus hanya berwenang membuat akta mengenai perbuatan hukum yang disebut secara khsusus dalam penunjukannya dan sebagai pejabat umum, maka akta yang dibuatnya diberi kedudukan sebagai akta otentik. 4. Dalam penjelasan Pasal 4 ayat 1, pada dasarnya PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai tanah atau satuan rumah susun yang terletak dalam daerah kerjanya, kecuali kalau ditentukan lain menurut pasal ini. Pelanggaran terhadap ketentuan ini mengakibatkan aktanya tidak sah dan tidak dapat digunakan sebagai dasar pendaftaran yang masing-masing bentuknya ditetapkan oleh Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional. Ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kewenangan PPAT meliputi kewenangan membuat akta otentik terhadap semua perbuatan hukum mengenai semua hak atas tanah dan akta tukar menukar, akta pemasukan ke dalam perusahaan dan akta-akta pembagian hak bersama mengenai beberapa hak atas tanah. Untuk PPAT khsusus hanya berwenang membuat akta mengenai perbuatan hukum yang disebut secara khsusus dalam penunjukannya. PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai tanah yang terletak dalam daerah kerjanya.

2.1.4 Kewajiban dan Tanggungjawab Pejabat Pembuat Akta Tanah