5. Kode kultural cultural code atau kode referensial reference code yang berwujud sebagai semacam suara kolektif atau anonim dan otoritatif;
bersumber dari pengalaman manusia, yang mewakili atau berbicara tentang sesuatu yang hendak dikukuhkannya sebagai pengetahuan atau kebijaksanaan
yang “diterima umum”. Kode ini bisa berupa kodekode pengetahuan atau kearifan wisdom yang terusmenerus dirujuk oleh teks, atau yang
menyediakan semacam dasar autoritas moral dan ilmiah bagi suatu wacana Barthes, 1990: 18.
Melalui kode, lirik lagu dapat dipandang sebagai sesuatu yang bermakna, karena pada umumnya pengertian kode dalam strukturalis dan semiotik menyangkut
sistemsistem yang memungkinkan manusia untuk memandang entitasentitas tertentu sebagai tanda, sebagai sesuatu yang bermakna Scholes, 1982:ix;
Budiman, 2004:54.
2.1.10. Interpretasi Sistem Tanda dalam Lirik Lagu
Interpretasi merupakan sebuah upaya untuk mengemukakan konsep atau gagasan lebih jelas dengan mencari latar belakang dan konteksnya namun tetap
berpegang pada materi yang ada Sobur, 2004:256. Sebagai sebuah karya seni, lirik lagu terbuka bagi beragam interpretasi, terutama karena susunan kata dari
kalimat dalam baitbaitnya secara umum bersifat puitis, sehingga memunculkan perbedaan persepsi, termasuk dalam menyimpulkan obyek rujukan dari lagu yang
didengarkan. Dalam menikmati sebuah karya musik, seseorang pada umumnya lebih cepat terpengaruh dengan muatan emosi yang dihantarkan oleh alunan nada
dan juga mengikuti makna ‘bentukan’ dari tayangan video klip serta pesan lugas yang tampak lirik lagu semata.
Maka wajar, apabila makna ‘asli’ yang ingin disampaikan oleh penulis lirik lagu kerap berbeda dengan apa yang ditangkap oleh khalayak, seperti yang
terjadi pada dua lagu kelompok musik, yaitu lagu ‘Sempurna’ – Kelompok Musik Andra n’ The Backbone dan lagu ‘Sandaran Hati’ – Kelompok Musik Letto.
Andra, sebagai pencipta lirik lagu ‘Sempurna’, mengungkapkan bahwa pada dasarnya maksud penulisan lagu tersebut adalah sebagai bentuk pemujaan kepada
Sang Maha Kuasa cuplikan wawancara, Silet, Sabtu 22 September 200712:00, hal serupa juga diungkapkan oleh Noe sebagai pencipta lirik lagu ‘Sandaran Hati’
dalam sebuah acara Music Talk Show dengan tema: Composing Song Music, 03 September 2007, ITATS, Surabaya. Namun setelah lagu itu diperdengarkan
kepada masyarakat dan diiringi oleh tampilan video klip yang berkonsep kisah percintaan baca: hubungan sepasang kekasih, makna kedua lagu tersebut
menjadi berubah. Khalayak lebih cenderung mempersepsikan kedua lagu tersebut sebagai bentuk pemujaan kepada sang kekasih pasangan lawan jenis daripada
kepada Tuhan, Sang Maha Kuasa. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk memahami makna dalam sebuah
sistem tanda komunikasi yang dihadirkan melalui bentuk lirik lagu, diperlukan sebuah konteks. Konteks adalah lingkungan semiotik Sudjiman Zoest, 192:93.
Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana
teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya Sobur, 2004:56.
Pada dasarnya, konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu : 1 konteks fisik physical context yang meliputi tempat
terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu, dan tindakan atau perilaku dari para peran dalam
peristiwa komunikasi itu; 2 konteks epistemis epistemic context atau latar belakang pengetahuan yang samasama diketahui oleh pembicara maupun
pendengar; 3 konteks linguistik lingustics context yang terdiri atas kalimat kalimat atau tuturantuturan yang mendahului satu atau tuturan tertentu dalam
peristiwa komunikasi; 4 konteks sosial social context yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara penutur dengan
pendengar Syafi’ie, 1990; Lubis 1993:58; Sobur, 2004:57. Dalam teks berupa lirik lagu, dimana secara struktural terdiri atas
kalimatkalimat dan baitbait, maka konteks yang dapat digunakan dalam meng interpretasi tandatandanya yaitu dengan mengaitkan antara kalimat satu dengan
yang lain, sehingga akan diperoleh maknanya. Selanjutnya untuk mengetahu kandungan makna yang lebih dalam, perlu adanya mengaitkan teksteks tersebut
dengan konteks sosial di loar teks tersebut.
2.1.11. Model Roland Barthes