Dari penjelasan di atas maka syarat terjadinya persepsi siswa tentang kinerja guru bimbingan dan konseling dapat disimpulkan karena adnya
objek   yang   dipersepsikan   atau   kinerja   guru   bimbingan   itu   sendiri,   alat indra   sebagai   penerima   rangsang,   syaraf   sensorik   yang   mangantarkan
rangsangan atau stimulus ke otak dan perhatian yang akhirnya menjadi persepsi siswa.
d. Proses   terjadinya   persepsi   tentang   kinerja   guru   bimbingan   dan konseling
Proses   terjadinya   persepsi   dalam   diri   individu   tidak   berlangsung begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Proses persepsi adalah peristiwa
dua arah yaitu sebagai hasil aksi atau reaksi. Proses terjadinya persepsi tergantung pada sistem sensorik dan otak. Sistem sensori akan mendeteksi
informasi,   mengubahnya   menjadi   impuls   saraf,   mengolah   beberapa diantaranya dan mengirimkannya  ke otak melalui benang-benang saraf.
Otak memainkan peranan yang luar biasa dalam mengelola data sensorik. Karena itu, dikatakan bahwa persepsi tergantung pada empat cara kerja,
yaitu; deteksi pengenalan, transaksi pengubahan diri dari satu energi ke bentuk energi yang lain, transmisi penerusan, dan pengolahan informasi
Abdul Rahman Shaleh, 2009:116. Paul A. Bell dkk dalam Abdul Rahman Shaleh 2009:130 membuat skema proses persepsi sebagai berikut;
27
Gambar 1. Skema Proses Persepsi
Stimulus   yang   mengenai   individu   itu   kemudian   diorganisasikan, diinterpretasikan,   sehingga   individu   menyadari   tentang   apa   yang
diinderanya. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Persepsi ini selanjutnya menimbulkan reaksi ruang sesuai dengan asas busur reflek.
Dalam proses terjadinya persepsi seperti diterangkan diatas dapat di simpulkan   ada   tiga   aspek   yang   menonjol   dalam   diri   individu   yang
bersangkutan. Adapaun aspek-aspek tersebut adalah; 1 Aspek   kognisi,   yaitu   menyangkut   harapan,   cara   mendapatkan
pengetahuan atau cara berfikir dan pengalaman masa lalu. Individu dalam mempersepsikan sesuatu dapat dilator belakangi oleh adanya
aspek kognisi, yaitu pandangan individu tehadap sesuatu berdasarkan dari   keinginan   atau   pengharapan   dari   cara   individu   tersebut
memandang   sesuatu   berdasarkan   pengalaman   dari   yang   pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.
2 Aspek   konasi,   yaitu   menyangkut   sikap   perilaku   aktifitas   motivasi individu   dalam   mempersepsikan   sesuatu   bisa   melalui   aspek   konasi
28
yaitu pandangan individu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan motif perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.
3 Aspek   afeksi   yaitu   yang   menyangkut   emosi   dari   individu   dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui asek afeksi yang berlandaskan
pada   emosi   individu   tersebut.   Hal   ini   dapat   muncul   karena   adanya pendidikan moral dan etika yang didapatkan sejak kecil pendidikan
moral.   Pendidikan   moral   dan   moral   inilah   yang   akhirnya   menjadi landasan individu tersebut dalam memandang sesuatu disekitarnya.
Persepsi   tentang   kinerja   guru   bimbingan   dan   konseling   tidak langsung muncul dengan adanya faktor dan syarat, tetapi ada proses yang
menjadikan tindakan atau kejadian menjadi persepsi. Proses pembentukan persepsi   diawali   dengan   masuknya   sumber   melalui   suara,   penglihatan,
rasa, aroma atau sentuhan manusia, diterima oleh indera manusia sensory receptor   sebagai   bentuk   sensation.   Sejumlah   besar   sensation   yang
diperoleh   dari   proses   pertama   diatas   kemudian   diseleksi   dan   diterima. Fungsi penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti harapan individu,
motivasi, dan sikap. Penjelasan   di   atas   dapat   disimpulkan   bahwa   proses   terjadinya
persepsi   tentang   kinerja   guru   bimbingan   dan   konseling   dapat   terjadi karena adanya kejadian atau stimulus yang diterima siswa, stimulus yang
diterima   akhirnya   masuk   ke   dalam   otak   dan   akhirnya   otak   mengolah stimulus tersebut yang akhirnya menjadi persepsi dalam diri siswa.
2. Motivasi Memanfaatkan Layanan Konseling Individual a. Pengertian motivasi memanfaatkan layanan konseling individual
Menurut Sumadi Suryabrata H. Djaali, 2013:101 motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
29
melakukan   aktivitas   tertentu   guna   pencapaian   suatu   tujuan.   Sedangkan menurut Greenberg H. Djaali, 2013:101 menyebutkan bahwa motivasi
adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah   suatu   tujuan.   Motivasi   adalah   dorongan   yang   terdapat   dalam   diri
seseorang untuk berusaha melakukan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memnuhi kebutuhanya Hamzah B. Uno, 2014:3.
Dari  pengertian  yang  dijelaskan  oleh  beberapa  ahli  di atas, maka dapat   disimpulkan   bahwa   motivasi   adalah   suatu   dorongan   yang
menyebabkan individu untuk melakuakan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi   yang   dimaksudkan   adalah   motivasi   memanfaatkan   layanan
konseling   individual   yang   perlu   dimanfaatkan   oleh   siswa   guna menyelasaikan   masalah   yang   dihadapi   dan   pengembangan   kepribadian
siswa. Konseling individual menurut Prayitno dan Erman Amti 2013:105
adalah   “proses   pemberian   bantuan   yang   dilakukan   melalui   wawancara konseling   oleh   seorang   ahli   disebut   konselor   kepada   individu   yang
sedang mengalami sesuatu masalah disebut klien yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien”. Proses konseling individu di sini
menekankanberpusat pada  klien  melibatkan  klien  untuk memecahkan dan   menyelesaikan   masalah   pribadinya   secara   optimal,   bukan   konselor
yang   memutuskan   menyelesaikan   masalah   klien   tetapi   konselor   hanya memberi alternatif pemecahan masalahnya yang dihadapi kliennya.
Motivasi   memanfaatkan   layanan   konseling   individual   yaitu   suatu dorongan kepada siswa untuk memanfaatkan layanan konseling individual
yang merupakan fasilitas yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Siswa
30
diharapkan   mememanfaatkan   layanan   yang   diberikan   sekolah   guna menunjang   kematangan   diri   dan   menyelesaikan   masalahnya.   Sesuai
dengan   tujuan   dari   sekolah   dan   konseling   individual   itu   sendiri terentaskannya masalah yang dihadapi siswa dan pengembangan diri siswa
menjadi individu yang lebih baik.
b. Macam-macam motivasi memanfaatkan layanan konseling individual