Kurung Disiplin Faktor Penghambat Pelaksanaan Strategi Komunikasi Organisasi Humas Dalam
memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan pegawai, dan meningkatnya efesiensi dan produktivitas para pegawai.
Hubungan yang sangat jelas terlihat antara komunikasi dengan manajemen berada di dalam suatu organisasi. Manajemen seringkali mempunyai masalah
dikarenakan tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sengat penting bagi para pegawai. Hal ini terlihat paling tidak dua alasan
248
. Pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaa,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk mana para staff mencurahkan sebagaian besar proporsi waktu
mereka. Dalam menghargai waktu menyadari bahwa kesempatan untuk memiliki
laksana sehelai kertas kehidupan yang harus ditulis dengan sederatan agenda kerja yang membawa prestasi. Waktu merupakan anugerah besar yang diberikan Allah swt
kepada kita, seseorang yang memiliki etos kerja yang baik tentu menghargai waktu dengan selalu memanfaatkannya untuk hal-hal yang benar. Dengan waktu yang
tersedia, target kerja ditetapkan dan direncanakan serta mencapai target dan mengevaluasinya. Dalam kerja seseorang harus berprinsip bekerja dengan rencana
dan dikerjakan rencana itu. Prinsip ini sangat penting agar jangan sampai seseorang guru bekerja tanpa
perencanaan atau perencanaan tidak dikerjakan sebagaimana mestinya. Prinsip ini juga punya arti penting agar setiap kali melakukan perencanaan, maka rencana itu
tidak muluk-muluk, tapi memang membuat rencana yang mungkin dikerjakan. Dengan demikian, dalam kaitan menghargai waktu, seseorang harus mengekfektifkan
waktu kerjanya dengan sebaik mungkin, tidak suka menunda-nunda pekerjaan yang hendak dilakukan dan segera mengerjakan pekerjaan yang lain apabila telah selesai
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Sianipar, menyebutkan bahwa disiplin adalah sebagai
penampakan diri dari kesadaran akan keyakinan, indentitas dan tujuan dan juga penghayatan akan nilai-nilai tertentu yang berbudaya dalam diri
249
. Atmasudiharjo juga memahami disiplin sebagai suatu bentuk ketaatan dan pengadilan diri yang
rasional, penuh kesadaran, tidak emosional dan taat pada tanpa pamrih. Disiplin erat kaitannya dengan sikap mental dan moral yang melekat pada diri seseorang. Disiplin
248
Handoko, Manajemen Yogyakarta: BPFE, 1995, h. 271.
249
Sianipar, Sekitar Disiplin Pancasila Jakarta: Erlangga, 2001, h. 29.
bukan hanya sekedar aturan, akan tetapi untuk mewujudkan perlu adanya ketentuan- ketentuan dan aturan yang harus ditaati
250
. Selain itu, disiplin juga merupakan suatu proses yang dibentuk untuk menghasilkan dan menumbuhkan potensi dalam diri.
Purwadarminta, mengatakan disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud agar segala perbuatan yang sering dilakukan selalu menaati tata tertib dan tata pada
aturan
251
. Pendapat di atas mengandung pengertian bahwa disiplin adalah suatu sikap
yang mencerminkan ketaatan terhadap aturan-aturan tertentu tanpa pamrih dan kepentingan pribadi dilandasi rasa tanggung jawab. Disiplin perlu dimiliki dan
dipelihara oleh semua orang terkait dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang berfungsi untuk menumbuhkan dan memelihara disiplin itu adalah kesadaran, keteladanan dan
ketaatan peraturan. Kesadaran merupakan faktor utama, sedangkan keteladanan dan ketaatan peraturan merupakan faktor penguat dalam meningkatkan kinerja dalam
organisasi. Keteladanan dan ketaatan peraturan tidak akan mampu bertahan apabila tidak dilandasi dengan kesadaran. Sebaliknya jika sudah ada kesadaran, maka
keteladanan dan ketaatan peraturan akan memperkuat disiplin seseorang.