- Motivasi untuk menyatukan keinginan dan tujuan antara individu-individu
dengan sasaran dan tujuan pokok suatu lembaga.
2. Pendekatan Komunikasi Organisasi
Untuk melihat komunukasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, adalah sebagai berikut:
66
a. Pendekatan Makro, dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu
struktur global yang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti:
- Memproses informasi dan lingkungan.
- Mengadakan identifikasi.
- Melakukan integrasi dengan organisasi lain.
- Menentukan tujuan organisasi.
b. Pendekatan Mikro, pendekatan ini difokuskan kepada komunikasi dalam unit
dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antar anggota kelompok seperti:
67
- Komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan.
- Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok.
- Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi.
- Komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan.
- Komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
c. Pendekatan Individual, pendekatan ini berpusat pada tingkah laku komunikasi
individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama
lainnya.
68
3. Manajemen Komunikasi Organisasi
Di dalam suatu organisasi terdapat bentuk-bentuk komunikasi human relations, yakni komunikasi antarpribadi manusianya dan komunikasi antar
66
Syukur Kholil, Teori Komunikasi Massa, h. 84.
67
Ibid.
68
Ibid.
manajemen. Artinya komunikasi merupakan basis untuk mengadakan kerja sama, interaksi dan mempunyai pengaruh di dalam manajemen organisasi, seperti:
69
a. Pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diterima dan akurat serta
jelas sumber-sumbernya.
b. Menempatkan posisi atau ke lokasi pengambil keputusan di mana informasi yang
dibutuhkan itu berada pada level top manajemen, atau pada level media tengah.
c. Menyampaikan informasi yang perlu ke tempat bagi pengambil keputusan,
misalnya untuk meminta persetujuan atasan dalam pelaksanaannya.
d. Memegang peranan penting dalam proses kepengawasan, kalau informasinya
diterima tidak perlu akurat maka fungsi pengawasan tidak dapat dilaksanakan
secara tepat dan realistis.
e. Untuk menetapkan sasaran dan tujuan, yaitu perlunya kesatuan pendapat atau
konsensus bersama terlibat baik secara individual, maupun dengan pencapaian
sasaran dan tujuan utama organisasi.
4. Jaringan Komunikasi