80
Gambar 16. Morfologi Daun Sawi Kontrol Negatif, Perlakuan Pestisida Nabati, dan Kontrol Positif
Sumber: Dokumentasi pribadi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, daun sawi pada kontrol positif yang terpapar pestisida sintetik mengalami kerusakan daun yaitu terdapat kerutan
pada permukaannya. Hal ini disebabkan oleh kandungan kimia pada pestisida sintetik yang memiliki fitotoksisitas tinggi, sedangkan pada perlakuan pestisida nabati dan
kontrol negatif tidak terdapat kerusakan daun. Senyawa kimia yang terkandung pada ekstrak tapak liman memiliki fitotoksisitas yang rendah, sehingga daun tanaman sawi
tidak terdapat kerutan pada permukaannya Kurniadi, 1992; Nurshanti, 2010: 90. Pada kontrol air tidak terdapat kerutan daun, karena air tidak memiliki zat aktif yang
berpengaruh pada kerusakan daun tanaman sawi.
D. Pengaruh Pemberian Pestisida Nabati Tapak Liman terhadap Berat Basah
Tanaman Sawi 1.
Berat Basah Tanaman Sawi
81
Tanaman sawi yang berumur 30 hari kemudian dipanen dan ditimbang untuk mengetahui berat basah. Pengukuran berat basah dilakukan sesaat setelah proses
pemanenan. Agar diperoleh hasil yang akurat, pengukuran dilakukan menggunakan timbangan analitik. Pengukuran berat basah bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar daya makan larva ulat tritip instar III. Pengukuran yang diperoleh menunjukkan
bahwa, aplikasi pestisida nabati ekstrak tapak liman menyebabkan penambahan berat
basah tanaman sawi yang disajikan dalam Tabel 16.
Tabel 16. Data Hasil Rata-Rata Berat Basah Tanaman
Perlakuan P0
P1 P2
P3 P4
P5 Dosis
2,5 5
7,5 10
sintetik
Berat Basah Sawi gr 54,72 32,06 40,24 33,44 33,60
70,64
Berdasarkan Tabel 16, semakin tinggi dosis pestisida nabati tapak liman menyebabkan peningkatan berat basah tanaman sawi, tetapi pada dosis 5 berat
basah tanaman sawi justru naik besar yaitu 40,24 gram. Tinggi rendahnya berat segar tanaman dipengaruhi oleh ada tidaknya serangan hama Sumarmi dan Sartono 2007;
Julaily, dkk, 2013: 175. Dalam penelitian, ditemukan serangan ulat tritip tidak hanya terjadi pada daun dan batang, tetapi juga pada titik tumbuh tanaman sawi
Mulyaningsih, 2010: 96. Serangan pada titik tumbuh menyebabkan tanaman mengalami kelayuan dan kematian. Larva ulat tritip instar III menghadapi dua hal
untuk memulai aktivitas makannya, yang pertama adanya rangsangan-rangsangan untuk inisiasi aktivitas makan feeding stimulant dalam tanaman yang memberikan
masukan isyarat untuk pengenalan jenis makanan dan menjaga aktivitas makan dan
82
yang kedua adalah pendeteksian kehadiran senyawa-senyawa asing foreign compound
yang dapat bersifat sebagai penghambat makan atau bahkan menghentikan aktivitas makan sama sekali Dadang dan Kanju Ohsawa, 2000: 30.
Sukorini 2004, mengemukakan bahwa dalam mencari makan hama dipengaruhi oleh warna, bau, rasa, dan tekstur tanaman Luhukay, dkk, 2013:167. Menurut
Herlinda 2004, dalam kesesuaian tanaman inang, nilai nutisi tanaman menentukan baik tidaknya makanan untuk menunjang proses fisiologi yang berhubungan dengan
pertubuhan dan perkembangan larva sehingga dapat mempengaruhi terbentuknya pupa Luhukay, dkk, 2013:167.
Pada penelitian ini, berat basah tanaman sawi dengan aplikasi ekstrak tapak liman lebih rendah jika dibandingan dengan kontrol positif dan negatif. Hal tersebut
karena daun pada kontrol negatif telah terkontaminasi senyawa kimia pestisida nabati daun sirih yang berpengaruh pada pengurangan aktivitas makan hama ulat tritip.
Sesuai dengan teori Boonde 2003, yaitu senyawa aromatik yang terdapat pada daun sirih tidak disukai oleh serangga. Oleh sebab itu, karena aktivitas makan ulat tritip
berkurang, menyebabkan berat basah pada kontrol negatif lebih tinggi dibandingkan dengan berat basah pada aplikasi ekstrak tapak liman.
Pada kontrol positif hanya sedikit kerusakan daun yang terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan klorpirifos dalam pestisida sintetik yang berfungsi
sebagai racun kontak dan racun perut lambung Siburian, 2013: 887. Adanya klorpirifos menyebabkan tingginya mortalitas larva ulat tritip instar III pada kontrol
positif Budigunawan, 2004; Hidayat, dkk, 2012: 4.
83
2. Analisis Statistik Berat Basah Tanaman Sawi
Hasil analisis statistik berat basah tanaman sawi pada aplikasi ekstrak tapak
liman disajikan dalam tabel berikut. Tabel 17. Data Hasil Analisis Statistik Berat Basah Tanaman Sawi
Dosis Ekstrak Tapak Liman Rata-rata berat basah ± SD
2,5 5
7,5 10
54,72±15,44
a
32,06±25,98
a
40,24±37,72
a
33,44±35,77
a
33,60±8,60
a
Total 38,81±26,25
Keterangan : huruf yang sama menunjukkan rata-rata pembentukan pupa sama.
Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rata berat basah sawi tertinggi pada kelompok perlakuan dosis 5 yaitu 40,24 dengan standar deviasi 8,60, sedangkan
rata-rata berat basah sawi terendah pada kelompok perlakuan dosis 2,5 yaitu 32,06 dengan standar deviasi 25,98. Tinggi rendahnya berat basah tanaman sawi
dipengaruhi oleh jumlah hama yang tahan terhadap tekanan yang diberikan, akumulasi dampak zat antifeedan di dalam tubuh larva ulat tritip instar III, dan letak
serangan hama. Menurut teori, tinggi rendahnya berat segar tanaman juga dipengaruhi oleh ada tidaknya serangan hama Sumarmi dan Sartono 2007; Julaily,
dkk, 2013: 175.
3. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Pestisida Nabati Tapak Liman
terhadap Berat Basah Tanaman Sawi
84
Data berat basah tanaman sawi selanjutnya dianalisis menggunakan uji Anova satu arah untuk mengetahui pengaruh dosis pestisida nabati ekstrak tapak liman
terhadap berat basah tanaman sawi, yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 18. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Pestisida Nabati Tapak Liman terhadap Berat Basah Tanaman Sawi
ANOVA Berat Basah
Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. Between Group
1783.582 4
445.896 .604
.664 Within Group
14760.124 20
738.006 Total
16543.706 24
K eterangan: α = 0,05 taraf kepercayaan 95.
Hasil yang diperoleh Tabel 18, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada aplikasi dosis pestisida nabati tapak liman terhadap berat basah
tanaman sawi. Hal tersebut ditunjukkan oleh harga signifikasi pada Tabel 18 sebesar 0,664 p0,05. Meskipun demikian, berdasarkan hasil pengukuran semakin tinggi
dosis pestisida nabati ekstrak tapak liman berpengaruh terhadap bertambahnya berat basah tanaman sawi, kecuali pada dosis 5.
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN