Variabel Penelitian Prosedur Kerja

52 2. Bahan a. Daun tapak liman yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua b. Larva ulat tritip instar III c. Benih Sawi d. Tanah e. Pestisida sintetik Dursban 200 EC f. Air g. Kompos h. Pecahan genting

F. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Variasi dosis pestisida nabati tapak liman 2,5, 5, 7,5, dan 10, kontrol positif, dan kontrol negatif. 2. Variabel terikat : Mortalitas hama ulat tritip, pemendekan fase larva menjadi pupa, tingkat kerusakan tanaman sawi, dan berat basah tanaman sawi. 3. Variabel kontrol : Jenis tanaman sawi, varietas tanaman sawi, umur tanaman sawi, jenis hama, jenis petisida sintetik, dan kondisi media tanam.

G. Prosedur Kerja

1. Persiapan Media Semai Media semai yang digunakan adalah tanah yang sudah diayak. Tanah tersebut dimasukan ke dalam tray dengan volume tanah mencapai ¾ volume tray. 53 2. Penyemaian Benih Sawi Benih sawi dibeli di Toko Tani Maju. Benih disemai di atas media yang telah dipersiapkan sebelumnya, setiap lubang tray diisi dengan biji sawi sebanyak 2-3 biji. Benih yang akan digunakan direndan di dalam air terlebih dahulu. Benih yang tenggelam dipilih untuk disemai. Benih tenggelam menandakan benih yang terbaik. Selanjutnya, persemaian disiram menggunakan sprayer secara teratur pada pagi dan sore hari. Proses penyemaian berlangsung kurang lebih selama 2 minggu. 3. Persiapan Media Tanam Media yang digunakan adalah tanah dan kompos, kemudian dimasukan kedalam pot dengan perbandingan 2:1 2 kg tanah : 1 kg kompos. Tanah dan kompos dihomogenkan terlebih dahulu. Pada bagian bawah pot diisi menggunakan pecahan genting secukupnya agar memudahkan sirkulasi air di dalam pot. Selanjutnya media dimasukan ke dalam pot dengan volume sebesar ¾ volume pot. Ukuran pot yang digunakan sebesar 30 cm. 4. Penanaman Sawi Setelah 20 hari penyemaian, tanaman sawi dipilih sebanyak 30 tanaman dengan kriteria mempunyai jumlah daun yang sama yaitu 4-5, tidak terinfeksi hama dan penyakit, daunnya berwarna hijau, tidak layu, tidak melipat, dan tangkai daunnya panjang, ramping, berwarna hijau keputihan kemudian ditanam di dalam pot untuk digunakan sebagai penelitian. Satu pot terdapat satu tanaman sawi. Tanaman sawi disiram setiap hari, pada pagi dan sore hari. Tanaman sawi ditumbuhkan hingga 21 54 hari setelah tanam HST. Tanaman sawi yang digunakan untuk penelitian berumur 21 HST. 5. Penyiapan Hama Ulat Tritip Larva ulat tritip sebagai bahan uji diperoleh dari lahan pertanian organik CV. Tani Organik Merapi TOM yang berada di Balangan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Larva diambil dengan menggunakan kuas kecil, setelah itu dimasukkan ke dalam toples yang sudah diisi dengan kapas basah dan beberapa helai daun sawi segar. Toples ditutup dengan menggunakan kain berjaring-jaring kecil, agar sirkulasi udara di dalam toples tetap terjaga. Larva yang digunakan untuk penelitian disortir, diambil yang sudah menginjak instar III berdasarkan ciri morfologinya yaitu panjang, lebar, dan warna larva. Larva yang sudah siap, kemudian diaplikasikan ke tanaman sawi. 6. Pembuatan Ekstrak Pestisida Nabati Pembuatan pestisida nabati menggunakan ekstrak daun tapak liman dengan variasi dosis 2,5, 5, 7,5, dan 10. a. Pembuatan starter ekstrak tapak liman Daun tapak liman ditimbang sebanyak 100 g dan dicuci, kemudian dihaluskan diblender dan dilarutkan dalam 1000 ml air. Setelah itu, diaduk dan didiamkan selama 24 jam, selanjutnya disaring menggunakan saringan yang telah dilapisi dengan kain kasa. Campuran hasil saringan tersebut digunakan sebagai starter ekstrak tapak liman. 55 b. Pembuatan variasi dosis ekstrak tapak liman dari starter tapak liman. Pembuatan variasi dosis ekstrak tapak liman dari starter adalah sebagai berikut : 1 Ekstrak tapak liman 2,5 dibuat dengan mengencerkan 25 ml starter dan 975 ml air. 2 Ekstrak tapak liman 5 dibuat dengan mengencerkan 50 ml starter dan 950 ml air. 3 Ekstrak tapak liman 7,5 dibuat dengan mengencerkan 75 ml starter dan 925 ml air. 4 Ekstrak tapak liman 10 dibuat dengan mengencerkan 100 ml starter dan 900 ml air. 7. Pembuatan Larutan Pestisida Sintetik sebagai Kontrol Positif Pembuatan larutan pestisida sintetik dengan cara melarutkan 2-3 ml pestisida sintetik Dursban 200 EC ke dalam air hingga volumenya 1000 ml sesuai petunjuk penggunaan yang ada di kemasan. Selanjutnya pestisida sintetik disemprotkan pada tanaman kontrol positif menggunakan sprayer. 8. Aplikasi Larva Ulat Tritip Instar III Larva instar III yang telah diperoleh kemudian diinfeksikan satu per satu pada tanaman sawi yang telah berusia 21 hari setelah tanam. Aplikasi larva dilakukan pada sore hari jam 15.00-17.00 WIB karena larva aktif pada sore hari. Setiap tanaman diinfeksi larva sebanyak 5 ekor per tanaman. Larva dibiarkan selama satu hari tanpa pemberian pestisida. 56 9. Aplikasi Pestisida Nabati pada Tanaman Sawi Aplikasi pestisida nabati dilakukan secara teratur selama tiga kali, setiap dua hari sekali. Aplikasi pestisida nabati yang pertama dilakukan satu hari setelah larva ulat tritip diinfeksikan ke tanaman sawi, pada tanggal 26 Oktober 2016. Aplikasi yang kedua dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2016. Aplikasi yang ketiga dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2016. Satu hari setelah penyemprotan pestisida nabati, dilakukan pengamatan gejala yang ditimbulkan larva dan perhitungan jumlah larva yang mati untuk tiap-tiap penyemprotan. 10. Panen Tanaman sawi dapat dipanen saat berusia 30 hari dengan ciri-ciri daun tanaman sawi telah memanjang agak membulat dan daun lebar.

H. Analisis Data