Pengaruh Pemberian Pestisida Nabati Tapak Liman terhadap Tingkat

75 Duncan Dosis N Subset for alpha = 0.05 1 2 5 .0000 10 5 2.2000 7.5 5 2.4000 5 5 2.6000 2.5 5 2.8000 Sig. 1.000 .396 Berdasarkan Tabel 14, hasil uji Duncan pada aplikasi ekstrak yang ke dua menunjukkan bahwa dosis 0 memiliki pengaruh yang berbeda terhadap dosis 2,5, 5, 7,5, dan 10, tetapi antar perlakuan pestisida nabati ekstrak tapak liman memiliki pengaruh yang sama sebagai pengendali hama ulat tritip pada tanaman sawi. Hasil uji Duncan di atas Tabel 13 dan 14, menunjukkan bahwa kontrol negatif 0 memiliki pengaruh yang berbeda terhadap dosis 2,5, 5, 7,5, dan 10, tetapi antar perlakuan pestisida nabati ekstrak tapak liman memiliki pengaruh yang sama sebagai pengendali hama ulat tritip pada tanaman sawi. Hal tersebut dikarenakan dosis ekstrak tapak liman yang digunakan memiliki jarak yang terlalu dekat sehingga pada uji statistik belum terlihat pengaruh yang nyata.

C. Pengaruh Pemberian Pestisida Nabati Tapak Liman terhadap Tingkat

Kerusakan Daun Sawi 1. Tingkat Kerusakan Daun Sawi 76 Pada penelitian ini, salah satu parameter yang diamati adalah tingkat kerusakan daun akibat aktivitas makan larva ulat tritip instar III. Tingkat kerusakan daun diukur menggunakan kertas milimeter block. Dari hasil pengukuran, diperoleh data kerusakan daun tanaman sawi yang ditunjukkan pada Tabel 15. Tabel 15. Pengaruh Pemberian Pestisida Nabati Tapak Liman terhadap Tingkat Kerusakan Daun Sawi Tabel 15, menunjukkan bahwa persentase kerusakan tanaman sawi yang paling rendah pada dosis 10. Hal ini disebabkan oleh zat antifeedan yang berpengaruh pada penghambatan daya makan larva. Saponin yang menempel pada daun memberikan rasa pahit, sehingga mengurangi daya makan kemudian larva akan mati karena kelaparan Hartono, 2011. Selain itu, senyawa flavanoid yang menempel di daun sawi juga mempengaruhi aktivitas makan, karena flavanoid berfungsi sebagai antifeedan Utami, 2009: 99. Perlakuan Dosis Rata-Rata Jumah Daun Rata-Rata Kerusakan Daun Warna Daun Kerusakan Daun Setelah Penyemprotan Awal Akhir P0 9 9 32,22 Hijau Tidak terdapat kerutan pada permukaan daun P1 2,5 10 5 34,81 Hijau Tidak terdapat kerutan pada permukaan daun P2 5 11 9 33,81 Hijau Tidak terdapat kerutan pada permukaan daun P3 7,5 10 6 30,03 Hijau Tidak terdapat kerutan pada permukaan daun P4 10 9 8 21,47 Hijau Tidak terdapat kerutan pada permukaan daun P5 Sintetik 9 9 11 Hijau Terdapat kerutan pada permukaan daun 77 Saponin masuk melalui epikutikula serangga menjadi racun perut Carino dan Rejesus, 1982. Akumulasi saponin menyebabkan aktivitas enzim protease menurun di dalam saluran pencernaan serta mengganggu penyerapan makanan Shahabuddin dan Flora, 2009: 152. Adanya saponin menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan kerongkongan Widodo, 2005. Hilangnya permeabilitas membran mukosa dan iritasi pada kerongkongan menyebabkan makanan tidak dapat dicerna secara sempurna baik secara enzimatis maupun secara fisik. Selain senyawa saponin, juga terdapat senyawa flavanoid yang menyebabkan terganggunya sistem pencernaan pada ulat tritip. Sastrodihardjo 1992, mengemukakan bahwa di dalam haemolimfa terdapat protein, jika protein terdenaturasi oleh flavonoid maka bahan makanan tidak bisa disalurkan dari alat pencernaan ke seluruh jaringan tubuh larva, sehingga larva kekurangan ATP dan mati Hidayati, dkk, 2013: 98. Semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan pada tanaman, maka akan semakin tinggi senyawa kimia dari ekstrak tapak liman yang ditinggalkan Widayat, 1994; Julaily, dkk, 2013: 174. Hal tersebut berdampak pada pengurangan daya makan larva ulat tritip instar III. Kurangnya asupan makan menyebabkan energi yang terbentuk sedikit. Energi berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan larva ulat tritip instar III. Apabila energi yang dihasilkan tidak mencukupi, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan larva ulat tritip instar III terhambat dan larva mengalami kematian. Tingginya kematian larva menyebabkan persentase kerusakan daun sawi semakin sedikit, sehingga berpengaruh pada pengurangan jumlah daun tanaman sawi Tabel 15. 78 P0 P1 P2 P3 P4 P5 Gambar 14. Tanaman Sawi Saat akan Dipanen Sumber: Dokumentasi pribadi Persentase kerusakan daun setelah aplikasi pestisida nabati ekstrak tapak liman lebih rendah jika dibandingan dengan kontrol positif. Pada kontrol positif kerusakan daun yang diakibatkan oleh hama ulat tritip hanya sedikit. Hal tersebut dikarenakan kandungan klorpirifos dalam pestisida sintetik Dursban 200 EC menyebabkan kematian pada larva ulat tritip instar III Budigunawan, 2004; Hidayat, dkk, 2012: 4. Pada kontrol negatif, terdapat kontaminasi pestisida nabati daun sirih yang menghambat aktivitas makan larva, karena senyawa aromatik yang menempel di daun 79 sawi tidak disukai oleh serangga Boonde. E, 2003. Hal tersebut menyebabkan terganggunya aktivitas makan ulat tritip pada perlakuan kontrol negatif, sehingga persentase kerusakan daun yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi. Tinggi rendahnya presentase kerusakan pada tanaman sawi dipengaruhi oleh jumlah hama yang menyerang tanaman sawi, akumulasi dampak senyawa kimia di dalam tubuh larva ulat tritip instar III, dan letak serangan hama. Gambar 15. Kerusakan Tanaman Sawi Oleh Larva Ulat Tritip Instar III Sumber: Dokumentasi pribadi Dari hasil pengamatan, akativitas makan larva ulat tritip instar III paling banyak pada bagian daun tanaman sawi terutama daun yang masih muda, mengakibatkan sebagian tangkai daun patah dan layu serta kematian pada tanaman sawi. Larva instar III memakan seluruh bagian daun sehingga meninggalkan ciri yang khas, yaitu tinggal epidermis bagian atas daun atau bahkan tinggal tulang daunnya saja Mau dan Kessing, 1992; Mulyaningsih, 2010: 97-98. Tingkat populasi larva yang tinggi menyebabkan serangan yang sangat berat pada tanaman. Sesuai dengan Mulyaningsih 2010: 96, larva ulat tritip instar III juga menyerang titik tumbuh, jika serangan parah mengakibatkan kematian pada tanaman sawi. 80 Gambar 16. Morfologi Daun Sawi Kontrol Negatif, Perlakuan Pestisida Nabati, dan Kontrol Positif Sumber: Dokumentasi pribadi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, daun sawi pada kontrol positif yang terpapar pestisida sintetik mengalami kerusakan daun yaitu terdapat kerutan pada permukaannya. Hal ini disebabkan oleh kandungan kimia pada pestisida sintetik yang memiliki fitotoksisitas tinggi, sedangkan pada perlakuan pestisida nabati dan kontrol negatif tidak terdapat kerusakan daun. Senyawa kimia yang terkandung pada ekstrak tapak liman memiliki fitotoksisitas yang rendah, sehingga daun tanaman sawi tidak terdapat kerutan pada permukaannya Kurniadi, 1992; Nurshanti, 2010: 90. Pada kontrol air tidak terdapat kerutan daun, karena air tidak memiliki zat aktif yang berpengaruh pada kerusakan daun tanaman sawi.

D. Pengaruh Pemberian Pestisida Nabati Tapak Liman terhadap Berat Basah