74
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa motivasi yang dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus tunarungu wicara dalam mengikuti
proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal berdasarkan analisis data yang terkumpul maka dapat diperoleh hasil sebanyak 16
siswa atau 64,00 yang memiliki motivasi yang dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus tunarungu wicara dalam mengikuti proses pembelajaran
Penjasorkes dalam kategori sedang, sebanyak 9 siswa atau 36,00 yang memiliki motivasi yang dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus tunarungu wicara
dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes dalam kategori tinggi dan tidak ada yang memiliki kategori rendah.
Motivasi intrinsik yang mendorong siswa berkebutuhan khusus tunarungu wicara dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan sebanyak 68,00 dalam kategori sedang. Selain motivasi intrinsik yang berperan dalam memotivasi siswa
berkebutuhan khusus tunarungu wicara dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes, motivasi dari luar ekstrinsik juga berperan di dalamnya. Hasil
survei menunjukkan bahwa besarnya motivasi ekstrinsik rata-rata mencapai 76,00 dalam kategori sedang.
1. Motivasi Intrinsik
Berdasarkan hasil analisis di atas maka motivasi intrinsik yang mendorong siswa berkebutuhan khusus tunarungu wicara dalam mengikuti proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebanyak 68,00 dalam
75
kategori sedang. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi intrinsik yang muncul dari diri siswa dalam menguikuti
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Motivasi yang muncul dari diri siswa dalam hal keinginan untuk memperoleh kesehatan bagi tubuhnya. Ada beberapa
alasan penderita tunarungu wicara mengikuti kegiatan Penjasorkes ditinjau dari motivasi intrinsik, antara lain: faktor kesehatan sebanyak 100, tubuh yang kuat
64,00, badan menjadi kurus sebanyak 80,00, menjaga kesehatan badan sebanyak 88,00, faktor hobi sebanyak 64,00, faktor kebutuhan sebanyak
52,00, kondisi fisik menjadi baik sebanyak 72,00, kesenangan sejak kecil sebanyak 44,00, cita-cita menjadi guru olahraga 52,00, keinginan menjadi
atlet 68,00, dan mendapat nilai bagus 96,00. Berdasarkan hasil penelitian bahwa keinginan untuk memperoleh kesehatan
dengan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan secara keseluruhan dijawab “ya” oleh seluruh responden 100. Hal ini memberikan
gambaran bahwa siswa telah mengetahui bahwa dengan mengikuti pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kondisi kesehatan badan akan semakin baik.
Demikian pula untuk menjaga kesehatan badan, sebanyak 88,00 responden menjawab bahwa dengan mengikuti pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
akan dapat menjaga kesehatan badan. Karena dengan berolahraga kondisi badan akan lebih terjamin kesehatannnya dibandingkan dengan yang tidak ikut dalam
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Sedangkan pada indikator-indikator yang lain misalnya karena faktor
kesenangan sejak kecil, sebagian besar responden menjawab tidak, yaitu sebanyak
76
56,00. Hal ini memberikan gambaran bahwa keinginan untuk mengikuti pendidikan jasmani belum muncul sejak dini pada diri siswa berkebutuhan khusus
tunarungu wicara siswa Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal. Secara keseluruhan bahwa motivasi intrinsik siswa berkebutuhan khusus
tunarungu wicara Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal termasuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 68,00 sedangkan lainnya termasuk dalam
kategori tinggi sebanyak 32,00 dan yang termasuk dalam kategori kurang tidak ada. Hal ini memberikan gambaran bahwa kebutuhan siswa akan kesehatan badan
dengan ikut pada pendidikan jasmani telah muncul dari diri siswa berkebutuhan khusus tunarungu wicara siswa Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal.
2. Motivasi Esktrinsik