BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan hasil analisis penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepala SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah akan memanggil Pegawai Negeri
Sipil yang akan melakukan perceraian untuk diperiksa oleh Pejabat dilingkungan SKPD dan Kepala SKPD akan mengirimkan berkas usul izin perceraian PNS ke
Walikota cq BKPP Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Tebing Tinggi PNS yang bercerai tetap pendirian melakukan perceraian. Jika Walikota setuju maka
akan keluar Surat Keputusan Walikota tentang izin perceraian untuk dipergunakan ketingkat Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri.
2. Mengenai sanksi apabila permohonan izin bercerai PNS dikabulkan oleh Walikota
maka dalam hal ini suami harus memberikan gajinya terhadap istri dan anak-anaknya dengan rincian 13 untuk suami, 13 untuk istri, dan 13 untuk anak dan apabila suami
tidak melaksanakan hasil putusan Pengadilan tentang pembagian gaji maka suami akan menerima sanksi sesuai dengan PP No. 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan
Disiplin PNS. 3.
Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi menyatakan bahwa mengabulkan gugatan Penggugat Enita Zahara binti M.Syael kepada Tergugat Ibnu Muat Saragih bin M.
Isyak Saragih dengan verstek dan menjatuhkan talak satu Bain Sughra Tergugat terhadap Penggugat. Panitera Pengadilan Agama Tebing Tinggi mengirimkan salinan
putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu.
B. SARAN
Sesuai dengan kesimpulan penelitian, maka diberikan saran-saran sebagai berikut : 1.
Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagai instansi awal yang harus dihadapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang ingin melakukan peceraian hendaknya lebih
mengedepankan upaya preventif yaitu bukan hanya melakukan pencegahan melalui prosedur administratif melainkan harus lebih aktif untuk melakukan mediasi-mediasi
terhadap Pegawai Negeri sipil yang mengalami permasalahan dalam hubungan
pekawinan.
2.
Pemerintah Kota Tebing Tinggi hendaknya lebih aktif melakukan sosialisasi dikalangan internal Pegawai Negeri Sipil mengenai dampak negative akibat dari
perceraian baik tehadap anak maupun kelangsungan status Pegawai Negeri Sipil dirinya sendiri serta paradigma masyarakat terhadap Pemerintahan Kota Tebing
Tinggi selaku pengayom masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Chandrawila, Wila, 2002, Hukum Perkawinan Indonesia, Mandar Maju, Bandung