- Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah pernah didamaikan dan
saksi ikut mendamaikan, namun perdamaian tersebut tidak berhasil. 6.
Bahwa atas keterangan saksi Penggugat tersebut, Penggugat tidak mengajukan pertanyaan kepada saksi
7. Bahwa Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan
dipersidangan, yang pada pokoknya menyatakan tetap dengan gugatan Penggugat dan mohon kepada Majelis Hakim mengabulkan gugatan Penggugat, sedangkan
Tergugat tidak dapat dikonfirmasi mengenai kesimpulan karena tidak hadir dalam persidangan.
C. Tentang Pertimbangan Hukumnya
1. Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana
telah diuraikan di dalam bagian duduk perkara. 2.
Menimbang, bahwa Penggugat sebagai Pegawai Negeri SipilKaryawan BUMN dipersamakan dengan PNS yang terikat dengan ketentuan Administrasi
Pegawai Negeri yang ingin mengajukan perceraian ternyata telah mendapatkan izin atasan untuk melakukan perceraian, dengan demikian Penggugat telah
memenuhi ketentuan administrasi kepegawaian sebagaimana diatur dalam Pasal 3 dan 4 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983, tentang Izin Perkawinan
dan Perceraian bagi PNS, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 1983. 3.
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 49 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun
Universitas Sumatera Utara
2009 Tentang Peradilan Agama, maka secara formil gugatan Penggugat merupakan kewenangan Pengadilan Agama Tebing Tinggi.
4. Menimbang, bahwa bukti tertulis yang diajukan Penggugat yaitu bukti surat
setelah diperiksa dan dicocokkan dengan aslinya, ternyata telah memenuhi syarat formil bukti karena merupakan akta autentik sesuai dengan ketentuan Pasal 285
R.BG jo 1868 KUH Perdata dan telah memenuhi syarat materil bukti karena isinya mendukung terhadap dalil Penggugat dengan Tergugat, sesuai dengan
ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 7 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam. Berdasarkan hal tersebut di atas
Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah dan karenanya Penggugat berhak dan berkepentingan dalam perkara ini
persona standi in judicio. 5.
Menimbang, bahwa 2 dua orang saksi-saksi yang dihadirkan Penggugat telah memenuhi syarat formil saksi sesuai ketentuan Pasal 171 dan Pasal 175 R.BG jo.
Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam KHI karena merupakan orang dekat Penggugat serta
telah memberikan keterangan di bawah sumpah secara terpisah. 6.
Menimbang, bahwa 2 dua orang saksi-saksi yang dihadirkan Penggugat telah memenuhi syarat materil sesuai ketentuan Pasal 308 dan 309 R.Bg karena telah
memberikan kesaksian sesuai dengan apa yang dilihat dan didengarkannya tentang kejadian dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat serta keterangan
yang diberikan telah mendukung terhadap dalil gugatan Penggugat, dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa keterangan para saksi Penggugat
tersebut dapat diterima sebagai alat bukti perkara ini.
Universitas Sumatera Utara
7. Menimbang, bahwa berdasarkan surat gugatan, keterangan Penggugat serta
bukti-bukti yang diajukan Penggugat di persidangan bukti surat P.1 dan 2 orang saksi, Majelis Hakim telah menemukan fakta-fakta hukum yang telah dikonstatir
sebagai berikut : 1.
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah, menikah pada tanggal 13 November 1995
2. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 3 tiga orang anak.
3. Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonis,
disebabkan Tergugat bersifat temperamental, kurang bertanggung jawab terhadap kebutuhan rumah tangga, selingkuh dengan peempuan lain, dan
tidak peduli terhadap kebutuhan rumah tangga, selingkuh dengan perempuan lain, dan tidak peduli terhadap istri maupun anak-anak Penggugat dan
Tergugat. 4.
Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah pisah rumah sejak tanggal 15 Maret 2012.
5. Bahwa pihak keluarga sudah berupaya mendamaikan Penggugat dan
Tergugat namun tidak berhasil. 8.
Menimbang, bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk datang menghadap dipersidangan tidak hadir dan tidak ada mengutus orang lain
sebagai wakil atau kuasanya, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapata bahwa ketidakhadiran Tergugat tidak mempunyai alas an hukum dan permohonan
Penggugat beralasan dan tidak melawan hukum, maka Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut, akan tetapi tidak datang menghadap itu, harus
dinyatakan tidak hadir dan sesuai dengan ketentuan Pasal 149 ayat 1 dan Pasal
Universitas Sumatera Utara
150 R.Bg atas perkara ini dapat dijatuhkan putusan dengan tanpa hadirnya Tergugat verstek.
9. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas,
maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat dipandang telah dan beralasan hukum, serta telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana
kehendak Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f
Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian Majelis Hakim berpendapat gugatan Penggugat patut untuk dikabulkan dengan menjatuhkan talak ke 1 satu ba’in
sughra Tergugat terhadap Penggugat. 10.
Menimbang, bahwa untuk terciptanya tertib administrasi sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 84 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Pasal Peradilan jo. Pasal 64 A ayat 2 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, maka Majelis Hakim secara ex officio
berpendapat perlu memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Tebing Tinggi untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada
Pegawai Pencatat Nikah Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi untuk dicatat dalam daftar yang
disediakan untuk itu. 11.
Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk bidang perkawinan, sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat 1 Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan
Agama dan Pasal 91 A ayat 3 dan 5 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama maka semua biaya perkara ini dibebankan kepada
Penggugat untuk membayarnya.
Universitas Sumatera Utara
D. Amar Putusan Hakim