Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

31 dirasakan kurang membantu guru, dengan persentase sebesar 23,94 ; 5 pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dirasakan kurang membantu guru, dengan persentase sebesar 25.

D. Kerangka Berpikir

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan yang memiliki peran mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang secara langsung akan berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam menempuh pendidikan. Dalam mewujudkan hal tersebut guru harus mengembangkan kompetensi profesional dalam pekerjaannya.. Dari keterangan di atas guru yang professional harus mampu untuk berkembang karena perkembangan akan mempengaruhi apa yang dilakukan oleh guru dalam hal akademik dengan tujuan untuk mengkaji, membaharui, dan memperluas pengetahuan sehingga segala macam kebutuhan di masa yang akan datang dapat diikuti dan dinilai secara teratur dan sesuai dengan rencana serta menghasilkan manfaat bagi pribadinya dan dunia pendidikan. Guru harus selalu dituntut untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, adapun pengembangan kompetensi profesional ini dapat melalui guru secara mandiri dan melalui institusi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru yang dimiliki dalam pekerjaannya dan dapat dilakukan melalui berbagai diklat, seminar, pembinaan supervisi, program sertifikasi, tugas belajar, diskusi dengan teman sejawat, organisasi profesi, dan lain-lain yang merupakan kegiatan serupa. 32 Berdasarkan kajian pustaka di atas, pengembangan kompetensi professional guru SMAMA di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul. Adapun kerangka berpikir penelitian yang digambarkan secara skematik sebagai berikut: Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Mandiri a Membaca dan menulis jurnal b Mengikuti berita aktual c Aktif organisasi d Kerjasama dengan rekan sejawat Institusi a IHT b Magang c Kemitraan sekolah d Belajar jarak jauh e Pelatihan berjenjang f Kursus singkat g Pembinaan internal h Pendidikan lanjut Kualitas Pendidikan Pengembangan Kompetensi Profesional Institusi a Seminar b Workshop c Penelitian d Program penyetaraan e Supervisi f MGMP g Simposium Guru 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian dibedakan berdasarkan sudut pandang peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 83, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberikan informasi hanya mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta hanya menyajikan dan menganalisis data agar bermakna dan komunikatif, sedangkan menurut Sugiyono 2010: 7 penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian dengan data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik. Lebih lanjut, Burhan Bungin 2011: 44 penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat dan mendeskripsikan upaya pengembangan kompetensi profesional guru SMAMA di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Bersifat kuantitatif karena data yang akan diperoleh berupa angka- angka dan pengolahannya menggunakan metode statistik.