Kecamatan Gunungsitoli Utara tahun 2015 dapat dilihat pada dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Upaya
Penanganan Diare Secara Dini Pada Balita Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara Tahun 2015
Pengetahuan n
Kurang 35
47,3 Sedang
14 18,9
Baik 25
33,8
Total 74
100
Dari tabel 4.19 diatas dapat dilihat tingkat pengetahuan responden dalam kategori kurang sebanyak 35 orang 47,3, dalam kategori baik sebanyak 25
orang 33,8 dan dalam kategori sedang sebanyak 14 orang 18,9 .
4.5 Sikap Responden
Adapun sikap responden terhadap upaya penanganan diare secara dini pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Utaratahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Responden Berdasasarkan Sikap Terhadap
Upaya Penanganan Diare Secara Dini pada Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara Tahun
2015
No PERNYATAAN
SS S
TS STS
Tot al
n n
n n
1. Diare merupakan penyakit
yang serius pada balita 44 59,5 30 40,5
0,0 0,0
74 100
2. Perlu
dilakukan penanganan secara dini
terhadap balita penderita diare
35 47,3 37 50,0 2
2,7 0,0
74 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Lanjutan
No PERNYATAAN
SS S
TS STS
Tot al
n n
n n
3. Anak dapat terserang diare
karena diberikan
susu formula dengan botol susu
yang tidak bersih 34 45,9 27 36,5 13 17,6
0,0 74
100 4.
saat anak balitanya buang air besar secara terus
menerus yang
disertai mual dan muntah
langsung berobat
ke pelayanan kesehatan
2 2,7
32 43,2 18 24,3 22 29,7 74
100
5. Penanganan diare pada
balita cukup
dengan memberikan cairan oralit
sesuai tingkat diare yang diderita balita
0,0 41 55,4 12 16,2 21 28,4
74 100
6. Pencegahan diare
pada balita dengan memberikan
ASI eksklusif
dan perbaikan
kebersihan lingkungan
23 31,1 36 48,6 15 20,3 0,0
74 100
7. Apabila balita diare tidak
juga kunjung
sembuh maka harus dibawa ke
Puskesmas Fasilitas
pelayanan kesehatan
lainnya 27 36,5 38 51,4
8 10,8
1 1,4
74 100
8. Menghentikan pemberian
cairan oralit ketika balita tidak buang air besar terus
menerus dalam bentuk cair 29 39,2 30 40,5 15 20,3
0,0 74
100 9.
Menjaga kebersihan
perorangan dan lingkungan merupakan
langkah mencegah diare pada balita
31 41,9 34 45,9 8
10,8 1
1,4 74
100 10.
Memberikan air tajin,air kelapa atau air larutan gula
garam untuk mencegah terjadinya dehidrasi jika
oralit tidak tersedia di rumah
37 50,0 24 32,4 12 16,2 1
1,4 74
100
11. Pengobatan
diare memerlukan biaya yang
besar 0,0
27 36,5 25 33,8 22 29,7
74 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Lanjutan
No PERNYATAAN
SS S
TS STS
Tot al
n n
n n
12. menghentikan memberikan
oralit pada balita bila terjadi muntah
23 31,1 30 40,5 20 27,0 1
1,4 74
100
Dari tabel 4.20 diatas dapat dilihat distribusi sikap responden mengenai diare merupakan penyakit yang serius pada balita yang menjawab sangat setuju
sebanyak 44 orang 59,5. Perlu dilakukan penanganan secara dini terhadap balita penderita diare yang menjawab setuju sebanyak 37 orang 50,0. Anak
dapat terserang diare karena diberikan susu formula dengan botol susu yang tidak bersih yang menjawab sangat setuju sebanyak 34 orang 45,9. Saat anak
balitanya buang air besar secara terus menerus yang disertai mual dan muntah langsung berobat ke pelayanan kesehatan yang menjawab setuju sebanyak 32
orang 43,2. Pernyataan selanjutnya penanganan diare pada balita cukup dengan
memberikan cairan oralit sesuai tingkat diare yang diderita balita yang menjawab setuju sebanyak 41 orang 55,4, pencegahan diare pada balita dengan
memberikan ASI eksklusif dan perbaikan kebersihan lingkungan yang menjawab setuju sebanyak 36 orang 48,6, apabila balita diare tidak juga kunjung sembuh
maka harus dibawa ke Puskesmas Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang menjawab setuju sebanyak 38 orang 51,4, menghentikan pemberian cairan
oralit ketika balita tidak buang air besar terus menerus dalam bentuk cair yang menjawab setuju sebanyak 30 orang 40,5.
Universitas Sumatera Utara
Berikutnya sikap responden yang sangat setuju menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan merupakan langkah mencegah diare pada balita
sebanyak 34 orang 45,9, memberikan air tajin, air kelapa atau air larutan gula garam untuk mencegah terjadinya dehidrasi jika oralit tidak tersedia di rumah
yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 orang 50,0, pengobatan diare memerlukan biaya yang besar yang menjawab setuju sebanyak 27 orang 36,5,
menghentikan memberikan oralit pada balita bila terjadi muntah yang menjawab setuju sebanyak 30 orang 40,5.
Berdasarkan hasil penelitian, kategori sikap responden terhadap upaya penanganan diare secara dini pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Utara tahun 2015 dapat dilihat pada dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Terhadap Upaya Penanganan Diare Secara Dini Pada Balita Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara Tahun 2015
Sikap n
Kurang 33
44,6 Sedang
17 23,0
Baik 24
32,4
Total 74
100
Dari tabel diatas dapat dilihat sikap responden dalam kategori kurang sebanyak 33 orang 44,6, dalam kategori baik sebanyak 24 orang 32,4 dan
dalam kategori sedang sebanyak 17 orang 23,0.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Tindakan Responden