4.6 Tindakan Responden
Adapun tindakan responden terhadap upaya penanganan diare secara dini pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Tindakan Terhadap Upaya Penanganan Diare Secara Dini pada Balita di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara Tahun 2015
No. PERTANYAAN
YA TIDAK
Total
n n
1. Apakah ketika balita buang
air besar
tidak seperti
biasanya ibu
langsung membawanya kedokter atau
pelayanan kesehatan 2
2,7 72
97,3 74
100
2. Apakah
ibu tetap
memberikan susu formula ketika
balita mengalami
kekurangan cairan
akibat diare
29 39,2
45 60,8
74 100
3. Ketika balita diare apakah
ibu segera memberikan oralit atau larutan gula garam
44 59,5
30 40,5
74 100
4. Apakah ibu memberikan jus
buah atau teh manis sebagai pengganti oralit ketika balita
mengalami
kekurangan cairan
37 50,0
37 50,0
74 100
5. Apakah ibu menyediakan
oralit dirumah 7
9,5 67
90,5 74
100 6.
Apakah selain memberikan oralit ibu juga memberikan
makanan tambahan
pada balita
50 67,6
24 32,4
74 100
7. Apakah
ketika balita
mengalami kekurangan
cairan ibu
memberikan antibiotik
35 47,3
39 52,7
74 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.22 Lanjutan No.
PERTANYAAN YA
TIDAK
Total
N n
8. Apakah ibu memberikan
oralit ketika balita diare walaupun balita belum
memasuki
tahap kekurangan cairan
56 75,7
18 24,3
74 100
9. Apakah ibu memberikan
cairan oralit secara terus menerus
sampai diare
yang diderita
balita sembuh
53 71,6
21 28,4
74 100
10. Apakah ibu memberikan ASI dan makanan pada
saat balita
mengalami dehidrasi akibat diare
58 78,4
16 21,6
74 100
11. Apakah ibu memberikan makanan
yang bergizi
pada balita di saat diare 56
75,7 18
24,3 74
100 12. Ketika balita mengalami
kekurangan cairan apakah ibu memberikan air putih
59 79,7
15 20,3
74 100
13. Apakah ibu membawa balita ke puskesmas atau
pelayanan pelayanan
kesehatan bila diare tidak sembuh dalam 2 hari
42 56,8
32 43,2
74 100
Dari tabel 4.22 diatas dapat dilihat distribusi responden berdasarkan pertanyaan tentang tindakan ketika balita buang air besar tidak seperti biasanya
maka ibu langsung membawanya kedokter atau pelayanan kesehatan yang menjawab ya sebanyak 72 orang 97,3. Ibu tetap memberikan susu formula
ketika balita mengalami kekurangan cairan akibat diare yang menjawab tidak 45 orang 60,8. Ketika balita diare apakah ibu segera memberikan oralit atau
larutan gula garam yang menjawab ya sebanyak 44 orang 59,5. Ibu memberikan jus buah atau teh manis sebagai pengganti oralit ketika balita
Universitas Sumatera Utara
mengalami kekurangan cairan yang menjawab ya dan tidak sebanyak 37 orang 50,0.
Berikutnya ibu yang tidak menyediakan oralit dirumah sebanyak 67 orang 90,5. Selain memberikan oralit ibu juga memberikan makanan tambahan pada
balita yang menjawab ya sebanyak 50 orang 67,6. Ketika balita mengalami kekurangan cairan ibu memberikan antibiotik yang menjawab tidak sebanyak 39
orang 52,7. Ibu memberikan oralit ketika balita diare walaupun balita belum memasuki tahap kekurangan cairan yang menjawab ya sebanyak 56 orang
75,7. Berikutnya ibu memberikan cairan oralit secara terus menerus sampai
diare yang diderita balita sembuh sebanyak 53 orang 71,6. Ibu memberikan ASI dan makanan pada saat balita mengalami dehidrasi akibat diare sebanyak 58
orang 78,4. Ibu memberikan makanan yang bergizi pada balita di saat diare yang menjawab ya sebanyak 56 orang 75,7. Ketika balita mengalami
kekurangan cairan apakah ibu memberikan air putih yang menjawab ya sebanyak 59 orang 79,7. Ibu membawa balita ke puskesmas atau pelayanan kesehatan
bila diare tidak sembuh dalam 2 hari yang menjawab ya sebanyak 42 orang 56,8.
Berdasarkan hasil penelitian, kategori tindakan responden terhadap upaya penanganan diare secara dini pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Utara tahun 2015 dapat dilihat pada dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Terhadap Upaya Penanganan Diare Secara Dini Pada Balita Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara Tahun 2015
Tindakan n
Kurang 33
44,6 Sedang
15 20,3
Baik 26
35,1
Total 74
100
Dari tabel diatas dapat dilihat tindakan responden dalam kategori kurang sebanyak 33 orang 44,6, dalam kategori baik sebanyak 26 orang 35,1 dan
dalam kategori sedang sebanyak 15 orang 20,3.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu
terhadap upaya penanganan diare secara dini pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gunungsitoli Utara Tahun 2015, dapat dilihat sebagai berikut:
5.1 Gambaran Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang berjumlah 74 orang karakteristik ibu dalam penanganan diare secara dini pada
balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gunungsitoli Utara Tahun 2015. Pemilihan Responden pada penelitian ini dilakukan terhadap ibu yang pernah
membawa anaknya sebanyak 74 orang berobat ke Puskesmas kecamatan Gunungsitoli Utara karena terkena diare dalam kurun waktu 1 tahun pada tahun
2014.
5.1.1 Gambaran Umur Responden
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pada tabel 4.1 bahwa sebagian besar responden pada kelompok umur 20
–29 tahun sebesar 46 orang 62,2, sedangkan kelompok umur yang paling sedikit adalah 19 tahun
sebanyak 1 orang 1,4. Abu Ahmadi 2001 mengemukakan bahwa daya ingat seseorang salah
satunya dipengaruhi oleh umur. Sejalan dengan pernyataan tersebut Hurlok dalam Amelia 2010 menyatakan bahwa usia 18-40 tahun merupakan usia produktif
yang membuat ibu pada usia tersebut aktif dalam mencari dan mendapatkan informasi sehingga ibu juga akan produktif dalam melakukan perawatan pada
Universitas Sumatera Utara