memperoleh informasi tentang pelaksanaan diare pada balita secara benar dan tepat dari petugas kesehatan, TV, media cetak, radio,keluarga, teman ataupun
lainnya maka hal ini dapat menambah pengetahuan ibu. Klasifikasi kategori sumber informasi menurut Arikunto 2002 dikatakan
baik apabila nilai yang diperoleh 10 dari total nilai 13, sumber informasi sedang apabila nilai yang diperoleh 7-10 dari total nilai 13 dan sumber informasi kurang
apabila nilai yang diperoleh 7 dari total nilai 13. Dari hasil penelitian kategori sumber informasi paling banyak responden
dalam kategori kurang sebanyak 30 orang 40,5, dalam kategori baik 28 orang 37,8 dan paling sedikit dalam kategori sedang 16 orang 21,6. Hal ini
menggambarkan bahwa sumber informasi yang didapat oleh responden masih kurang sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap ibu dalam upaya
penanganan diare secara dini pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara.
5.3 Gambaran Pengetahuan Responden
Pengetahuan responden dalam penelitian ini terkait dengan pengetahuan tentang pengertian diare, penyebab diare, penularan diare, penanganan diare,
tentang pembuatan larutan garam, komplikasi pada balita yang diare, tentang waktu penanganan diare ke fasilitas kesehatan, tindakan yang dilakukan untuk
menghindari diare, makanan yang perlu dihindari, langkah pertama penanganan diare secara dini dan faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya diare.
Klasifikasi kategori pengetahuan menurut Arikunto 2002 dikatakan baik apabila nilai yang diperoleh 17 dari total nilai 22, pengetahuan sedang apabila
Universitas Sumatera Utara
nilai yang diperoleh 12-17 dari total nilai 22 dan pengetahuan kurang apabila nilai yang diperoleh 12 dari total nilai 22.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden dalam kategori kurang sebanyak 35 orang 47,3, dalam kategori baik
sebanyak 25 orang 33,8 dan dalam kategori sedang sebanyak 14 orang 18,9. Hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan responden masih kurang
baik dalam upaya penanganan diare secara dini pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara.
Seperti halnya teori belajar yang dikemukakan oleh Bandura dalam Chandra 2012, menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu pribadi individu dan lingkungan. Didalam faktor pribadi individu terdapat faktor kognitif, faktor-faktor tersebut tidak harus memiliki kekuatan atau
kontribusi yang sama, tetapi biasanya yang paling berpengaruh terhadap perilaku individu adalah aspek kognitif yang dimiliki individu tersebut.
Notoatmodjo 2010 menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku atau tindakan
seseorang. Dari berbagai pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan oleh Herliansyah 2007 yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat juga didapatkan
melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali, jika seseorang memiliki pengalaman yang lebih maka menghasilkan pengetahuan yang lebih.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Gambaran Sikap Responden