1. Mengurangi angka kejadian diare sebanyak 34 2. Mengurangi durasi atau lama sakit karena diare akut sampai 20
3. Mengurangi durasi atau lama sakit karena diare persisten sampai 24 4. Mengurangi kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten
sebanyak 42 5. Mengurangi angka pneumonia atau radang paru-paru sebesar 26
Pada kasus diare akut, Zinc diberikan minimal 10 hari berturut-turut dan satu kali sehari. Sekalipun diare telah berhenti, misalnya setelah tiga hari,
pemberian Zinc tetap dilanjutkan karena Zinc akan meningkatkan sisitem imun anak dan mengurangi angka kejadian diare berulang hingga 3 bulan ke depan.
Saat ini, ada dua bentuk Zinc yang tersedia di Indonesia, yaitu sirup dan tablet. Zinc diberikan sesuai dengan usia anak. Zinc dalam bentuk tablet perlu dilarutkan
dalam air sebelum ditelan. Caranya adalah dengan meletakkan tablet Zinc ke sendok berisi air, ditunggu hingga lart dan setelah itu baru diminum. Efek
samping Zinc yang paling sering dilaporkan adalah mual dan muntah. Zinc dapat diberikan bersama-sama dengan obat lainnya, termasuk oralit. Zinc dapat
diperoleh dengan mudah di toko obat dan apotek, namun harus diakui bahwa harganya cukup mahal. Meskipun demikian, konsumsi Zinc pada saat diare sangat
menguntungkan karena biasanya setelah itu anak akan terlihat lebih fit, sehat, dan jarang sakit-sakitan Sofwan, 2010.
3. Teruskan Pemberian ASI dan Makanan
Langkah ketiga adalah terus ASI Air Susu Ibu dan makan. Pemberian ASI untuk bayi dan balita tetap diteruskan pada saat diare. begitu juga dengan
Universitas Sumatera Utara
pemberian makanan sehari-hari pada anak yang lebih besar. ASI tidak menyebabkan diare, justru dapat membantu mencegah diare. makanan sehari-hari
tetap dilanjutkan dan cobalah perbanyak makanan yang berkuah, seperti sup, sereal, dan kuah sayur-sayuran. Selain digunakan untuk energi, makanan-
makanan ini dan juga ASI bila masih diberi ASI akan menambah jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya
kekurangan cairan atau dehidrasi. Pemberian susu formula untuk anak yang lebih besar juga tetap dapat dilanjutkan selama diare Sofwan, 2010.
Akibat makanan yang terbuang karena tidak diserap oleh usus, diare dapat menyebabkan gangguan nutrisi. Padahal pada kondisi ini, metabolism tubuh lebih
tinggi sebagai upaya melawan infeksi, sehingga nutrisi yang diperlukan pun lebih banyak. Oleh karena itu, bukan suatu hal yang dibenarkan apabila selama diare
menjadi takut memberi makan dan minum. Justru makan dan minum ini sangat diperlukan Purnamasari, 2011.
Ketika anak balita mengalami diare, orangtua khususnya ibu harus memperhatkan aspek gizi pada anak karena balita masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan, sehingga aspek gizi ini sangat penting. Tidak jarang, ketika anak mengalami diare fokus perhatian orangtua terlalu terpaku pada
cara menyembuhkan dan menghentikan diare, sehingga akhirnya lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Banyak orangtua ragu serta tidak mengetahui
makanan apa yang sebaiknya diberikan ketika anak diare, sehingga akhirnya membatasi makanan yang dikonsumsi. Adapun, makanan yang perlu dihindari
ketika anak mengalami diare akut dapat dilihat pada table berikut Sofwan, 2010:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Makanan yang Direkomendasikan dan yang Perlu Dihindari Makan yang direkomendasikan
Makanan yang perlu dihindari
Makanan yang mengandung tepung Seperti: beras, kentang, bakmi, biscuit,
Sereal bubur, gandum, sup, Yogurt, Sayur-sayuran Buah-buahan
Minuman dengan pemanis buatan, Minuman bersoda.
Makanan berlemak atau mengandung lemak dalam jumlah tinggi.
Makanan atau minuman yang terbuat dari gula sederhana Seperti: jus apel
buatan, sereal
dengan pemanis
buatan,dan lain-lain.
4. Antibiotika Selektif