B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakan pengaturan hukum Internasional mengenai bajak laut?
2. Bagaimanakah kewengangan Indonesia untuk menangkap dan mengadili bajak laut berdasarkan hukum Internasional?
3. Bagaimanakah Hak dan Kewajiban Indonesia menghadapi kejahatan bajak laut di wilayah jurisdiksinya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaturan hukum Internasional mengenai bajak laut.
2. Untuk mengetahui kewengangan Indonesia untuk menangkap dan mengadili bajak laut berdasarkan hukum Internasional.
3. Untuk mengetahui Hak dan Kewajiban Indonesia menghadapi kejahatan bajak laut di wilayah jurisdiksinya.
2. Manfaat Penelitian
Seperti pada umumnya dalam setiap penulisan skripsi pasti ada manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan dalam
penulisannya. Manfaat secara umum yang dapat diambil dalam penulisan skripsi ini terdiri dari manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yang
bersifat praktis.
Universitas Sumatera Utara
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penulisan skripsi ini adalah untuk menambah pengetahuan dalam mempelajari Hukum Internasional khususnya hukum
Laut Internasional serta dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan mengenai penegakan atas kejahatan bajak laut di wilayah teritorial suatu
negara berdasarkan Hukum Internasional.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penulisan skripsi ini adalah menjadi acuan dalam kerangka berpikir bagi upaya dan solusi penyelesaian permasalahan bajak
laut di Indonesia.
D. Keaslian Penulisan
Judul skripsi ini ialah “Kewenangan Menangkap dan Mengadili Bajak Laut
di Wilauah Yurisdiksi Indonesia Berdasarkan Hukum Internasional ”. Skripsi ini
ditulis berdasarkan ide, gagasan, serta pemikiran Penulis yang diperoleh dari berbagai sumber refernsi, bukan dari hasil penggandaan karya tulis orang lain dan
oleh karena itu keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam proses penulisan skripsi ini Penulis juga memperoleh data dari buku-buku,
jurnal ilmiah, media cetak dan media elektronik. Jika ada kesamaan dan kutipan, hal itu semata-mata digunakan sebagai referensi dan penunjang yang Penulis
perlukan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Kewenangan untuk Menangkap dan Mengadili
Pembajakan di laut lepas dapat dikategorikan ke dalam kejahatan lintas batas negara. Pelaku pembajakan dapat melibatkan orang-orang dengan
kewarganegaraan berbeda yang terorganisir, rapi dan dikendalikan dari negara mana saja, karena itu serangan terhadap kapal dapat terjadi dimana saja dan
pelaku penyerangan bisa melarikan diri kemana saja. Untuk memberantas bajak laut, setiap negara pantai diperbolehkan
menggunakan kapal perangnya untuk memberantas bajak laut intternasional. Wewenangnya sangat luas kapal-kapal perang dapat menangkap dan menahan
kapal bajak laut. Selanjutnya negara bendera kapal perang tersebutlah yang dapat mengadili dan menghukum pembajak-pembajak yang ditangkap.
Setiap negara harus mengambil tindakan untuk menetapkan yurisdiksi atas tindak pidana dan juga dapat menerapkan yurisdiksinya atas suatu
pelanggaran seperti yang ditetapkan dalam konvensi tersebut. Dalam pelaksanaan yurisdiksi sebagaimana yang dimaksud di atas, negara -negara
yang berhasil menangkap para pelaku pembajakan boleh saja mengirimkan para pelaku tersebut ke negara lain yang memiliki peraturan hukum tentang hal
itu untuk diadili di negara tersebut.
26
2. Pengertian Wilayah Perairan
Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, wilayah perairan meliputi perairan pedalaman, peraiaran kepulauan, dan laut
26
Konvensi Roma 1988 Pasal 3
Universitas Sumatera Utara
territorial. Kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan meliputi wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial, termasuk
ruang udara di atasnya serta dasar Laut dan tanah di bawahnya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bagi negara kepulauan, laut teritorial yang terdapat dalam wilayah perairan meliputi pula suatu jalur laut yang berbatasan dengannya perairan
kepulauannya dinamakan perairan internal termasuk dalam laut territorial. Pengertian kedaulatan ini meliputi ruang udara di atas laut teritorial serta dasar
laut dan tanah di bawahnya dan, kedaulatan atas laut teritorial dilaksanakan dengan menurut ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Laut United Nations Convention on the Law of the Sea.
27
Istilah laut teritorial dan perairan teritorial kadang-kala digunakan pula secara informal untuk menggambarkan dimana negara memiliki yurisdiksi,
termasuk perairan internal, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen berpotensi.
3. Pengertian Wilayah Yurisdiksi
Yurisdiksi adalah kewenangan untuk melaksanakan ketentuan hukum nasional suatu negara yang berdaulat dan ini merupakan implementasi
kedaulatan negara sebagai yurisdiksi negara dalam batas-batas wilayahnya yang akan tetap melekat pada negara berdaulat. Berdasarkan Pasal 6 ayat 2
UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan menyatakan bahwa wilayah
27
United Nation Convention on the Law of the Sea : TERRITORIAL SEA AND CONTIGUOUS ZONE
Universitas Sumatera Utara
yurisdiksi meliputi zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, dan landas kontinen.
Yurisdiksi territorial baik subyektif maupun obyektif teritorial yang diperluas, menetapkan bahwa yurisdiksi negara berlaku atas orang, perbuatan,
dan benda yang ada di wilayahnya maupun di luar wilayahnya atau di luar negeri. Menyadari makna kedaulatan sovereignty dalam hubungannya
dengan hukum internasional, yang didalamnya ada batasan, namun demikian hanya bagi negara yang mempunyai yurisdiksi menurut hukum internasional.
Dalam hal ini pada prinsipnya yurisdiksi suatu negara, terkait tidak saja dengan ketentuan hukum nasional masing-masing negara, tetapi juga dengan
hu kum internasional yang berlaku.
Yurisdiksi Teritorial sebagai kewenangan suatu Negara untuk mengatur, menerapkan dan memaksakan hukum nasionalnya terhadap segala sesuatu
yang adaterjadi dalam batas-batas teritorialnya, tidak mutlak tapi dibatasi oleh hukum internasional sehingga pengecualiannya antara lain:
a. Terhadap kepentingan Negara asing yang sedang berada dalam suatu
Negara. b.
Perwakilan diplomatik dan konsuler .
c. Kapal pemerintah dan kapal dagang pemerintah asing.
d. Angkatan bersenjata Negara asing.
e. Organisasi internasional baik terhadap pimpinannya maupun stafnya.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang melakukkan analisa hukum atas
peraturan perundang-undangan dan keputusan hakim dalam penulisan ini pendekatan yuridis normatif digunakan untuk meneliti norma -norma hukum
yang berlaku yang mengatur tentang kedaulatan suatu negara di wilayah laut dan upaya penyelesaian sebagaimana yang terdapat dalam perangkat hukum
internasional maupun perjanjian internasional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian bersifat deskriptif yaitu
metode penelitian yang menggambarkan semua data yang kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang
berlangsung dan selanjutnya mencoba memberikan pemecahan masalahnya.
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan huku yang mengikat yang merupakan landasan utama yang digunakan dalam penelitian ini. Bahan
hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adaah Piagam PBB 1945, Konvensi Hukum Laut 1982.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang menunjang dan memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku,
jurnal ilmiah dan pendapat para ahli hukum internasional.
Universitas Sumatera Utara
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukumyang memberikan penjelasan dari bahan hukum primer dan badan hukum sekunder, berupa kamus
hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi kepustakaan. Hal ini dilakukan yakni untuk mendapatkan landasan dalam
menganalisa data-data yang diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya maupun tidak langsung internet yang berhubungan dengan
materi yang dibahas dalam skripsi ini.
4. Analisis Data
Data yang terdapat dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Analisis data kulitatif adalah proses kegiatan yang meliputi, mencatat,
mengorganisasikan, mengelompokkan, dan mensitensiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori data, mencari dan menemukkan pola, hubungan-
hubungan, dan memaparkan temuan-temuan dalam bentuk deskriptif naratif, bagan, flow chart, matriks maupun gambar-gambar yang bisa dimengerti
dan dipahami oleh orang lain.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman untuk mendapatkan jawaban atas rumusan permasalahan, maka pembahasan akan diuraikan secara garis besar
melalui sistematika penulisan. Tujuannya agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menguraikannya lebih lanjut mengenai inti permasalahan yang akan dicari
Universitas Sumatera Utara
jawabannya. Pada bagian ini terdapat ringkasan garis besar dari lima bab yang terdapat dalam skripsi. Setiap bab terdiri dari beberapa sub-bab yang akan
mendukung keutuhan pembahasan setiap bab. Sistematikannya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN Dalam Bab I ini dibahas mengenai latar belakang yang menjelaskan
alasan pemilihan judul penelitian yang kemudian akan dilanjutkan dengan perumusan masalah dan diikuti dengan tujuan penelitian
serta manfaat dari penelitian. Bab ini juga membahas mengenai keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan serta metodelogi penelitian
yang digunakan dan diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB II : PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI
BAJAK LAUT Dalam Bab ini berisi tentang Sejarah Bajak Laut dan bagaimana
pengaturan mengenai bajak laut menurut konvensi dan sumber hukum lainnya sesuai dengan pengaturan dalam Hukum
Internasional. BAB III : KEWENANGAN INDONESIA UNTUK MENANGKAP DAN
MENGADILI BAJAK
LAUT BERDASARKAN
HUKUM INTERNASIONAL.
Dalam Bab ini berisi mengenai kewenangan Indonesia terhadap bajak laut di wilayah teritorialnya dan bagaimana penanganan
terhadap bajak laut tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : CARA INDONESIA MENGHADAPI KEJAHATAN BAJAK
LAUT DI WILAYAH YURISDIKSINYA. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana Indonesia mengahadapi
bajak laut di wilayah yurisdiksinya dan pengaturan mengenai Hukum Alur Kepulauan Indonesia ALKI.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan Bab penutup dari keseluruhan rangkaian bab-bab sebelumnya yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan
uraian skripsi ini dan dilengkapi dengan saran-saran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI BAJAK LAUT
A. Pengertian dan Sejarah Bajak Laut di Dunia