Akhir abad kesembilan belas, bajak laut dihubungkan dengan kejahatan terorisme modern. Hal ini kerena berbagai pertimbangan seperti
dibawah ini : 1. Pembajakan, seperti terorisme, termasuk penggunaan teror oleh aktor non-
negara sebagai alat memaksa negara dan masyarakat 2. Pembajakan laut harus dipahami sebagai alat politik bagi pemerintah, swasta
individu atau kelompok yang tindakannya diarahkan tujuan kebijakan yang spesifik, Dilihat dalam segi ini, seperti tindakan teroris.
3. Apabila kita meliahat secara historis motivasi bajak laut mirip dengan motivasi teroris. Bajak laut telah mengobarkan perang terhadap dunia, yang mereka
dianggap tidak adil, dan teroris ditujukan untuk memesan tindakan mereka terhadap negara-negara tertentu dalam perang melawan aktor non-negara
1. International Maritime Organization IMO
Peristiwa pembajakan kapal pesiar Achille Lauro yang berbendera Italia oleh kelompok gerilyawan Palestine Liberation Front PLF pada bulan
Oktober 1985 membawa perubahan pada perhatian masyarakat internasional terhadap upaya memerangi pembajakan. Serangan tersebut tidak
mengakibatkan kapal lain dan tidak dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi. Berkaitan itu PBB menugaskan International Maritime Organization
IMO untuk mengkaji tindakan kekerasan yang terjadi di laut. Selain itu, IMO juga mengeluarkan definisi mengenai bajak laut
berdasarkan hukum laut Internasional United Nations Conventions on the Law
Universitas Sumatera Utara
of the Sea, yaitu
34
: 1 Pembajakan laut harus melibatkan tindakan kriminal seperti kekerasan,
detensi atau depredasi. 2 IMO mendefinisikan serangan bajak laut yang berada di dalam wilayah
teritoral sutu negara sebagai serangan kriminal dengan senjata terhadap kapal di dalam perairan teritorial sebagai perampokan bersenjata, bukan aksi
bajak laut. Pembedaan ini akan berdampak sekali kepada perlakuan hukum terhadap para tersangka termasuk pada prosedur penangkapan, penahanan
dan pengadilan serta vonis hukuman. 3 Definisi UNCLOS tentang pembajakan laut adalah harus melibatkan dua
kapal two-ship requirement. Bajak laut harus menggunakan sebuah kapal untuk menyerang kapal lain. Oleh karena itu, dengan definisi tersebut maka
penyerangan yang dilakukan oleh penumpang atau awak kapal yang berasal dari dalam kapal tidak termasuk aksi bajak laut. Begitu juga dengan
penyerangan terhadap kapal yang sedang melabuh di pelabuhan dari atas dermaga.
4 Pembajakan laut harus dilakukan demi tujuan pribadi, yang mana tidak memasukkan aksi terorisme atau kegiatan lingkungan sebagai aksi bajak
laut. Oleh karena itu, pembajakan laut yang dilakukan oleh kelompok pemberontak misalnya, tidak dapat digolongkan ke dalam definisi bajak
laut. 5 Serangan oleh kapal angkatan laut tidak dapat disebut aksi bajak laut
34
http:muliadirusmana.blogspot.com201012jurisdiksi-negara-states-jurisdiction.html diakses 30 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
karena serangan bajak laut harus dilakukan oleh awak atau penumpang kapal milik pribadi.
IMO mengadakan sebuah koferensi pada Maret 1988 di Roma. Dalam konferensi ini lahirlah sebuah Konvensi Pemberantasan Tindakan Melawan
Hukum terhadap Keselamatan Navigasi Maritim Konvensi Roma 1988. Konvensi ini bertujuan untuk memastikan bahwa diambilnya tindakan yang
tepat terhadap orang- orang yang melakukan tindakan yang melanggar hukum terhadap kapal-kapal, termasuk penyitaan kapal dengan kekerasan, tindakan
kekerasan terhadap orang- orang di kapal. IMO menyerahkan kepada negara- negara untuk mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk
menetapkan yurisdiksinya atas tindak pidana yang dilakukan. Sehingga para pelaku dapat dihukum sesuai dengan hukum nasional negara mereka.
Keterlibatan negara yang diharapkan oleh IMO adalah dengan menetapkan suatu tindakan pembajakan sebagai tindak pidana, mengakuinya sebagai
perbuatan melawan hukum.
2. International Maritime Bureau IMB