E. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Kewenangan untuk Menangkap dan Mengadili
Pembajakan di laut lepas dapat dikategorikan ke dalam kejahatan lintas batas negara. Pelaku pembajakan dapat melibatkan orang-orang dengan
kewarganegaraan berbeda yang terorganisir, rapi dan dikendalikan dari negara mana saja, karena itu serangan terhadap kapal dapat terjadi dimana saja dan
pelaku penyerangan bisa melarikan diri kemana saja. Untuk memberantas bajak laut, setiap negara pantai diperbolehkan
menggunakan kapal perangnya untuk memberantas bajak laut intternasional. Wewenangnya sangat luas kapal-kapal perang dapat menangkap dan menahan
kapal bajak laut. Selanjutnya negara bendera kapal perang tersebutlah yang dapat mengadili dan menghukum pembajak-pembajak yang ditangkap.
Setiap negara harus mengambil tindakan untuk menetapkan yurisdiksi atas tindak pidana dan juga dapat menerapkan yurisdiksinya atas suatu
pelanggaran seperti yang ditetapkan dalam konvensi tersebut. Dalam pelaksanaan yurisdiksi sebagaimana yang dimaksud di atas, negara -negara
yang berhasil menangkap para pelaku pembajakan boleh saja mengirimkan para pelaku tersebut ke negara lain yang memiliki peraturan hukum tentang hal
itu untuk diadili di negara tersebut.
26
2. Pengertian Wilayah Perairan
Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, wilayah perairan meliputi perairan pedalaman, peraiaran kepulauan, dan laut
26
Konvensi Roma 1988 Pasal 3
Universitas Sumatera Utara
territorial. Kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan meliputi wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial, termasuk
ruang udara di atasnya serta dasar Laut dan tanah di bawahnya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bagi negara kepulauan, laut teritorial yang terdapat dalam wilayah perairan meliputi pula suatu jalur laut yang berbatasan dengannya perairan
kepulauannya dinamakan perairan internal termasuk dalam laut territorial. Pengertian kedaulatan ini meliputi ruang udara di atas laut teritorial serta dasar
laut dan tanah di bawahnya dan, kedaulatan atas laut teritorial dilaksanakan dengan menurut ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Laut United Nations Convention on the Law of the Sea.
27
Istilah laut teritorial dan perairan teritorial kadang-kala digunakan pula secara informal untuk menggambarkan dimana negara memiliki yurisdiksi,
termasuk perairan internal, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen berpotensi.
3. Pengertian Wilayah Yurisdiksi
Yurisdiksi adalah kewenangan untuk melaksanakan ketentuan hukum nasional suatu negara yang berdaulat dan ini merupakan implementasi
kedaulatan negara sebagai yurisdiksi negara dalam batas-batas wilayahnya yang akan tetap melekat pada negara berdaulat. Berdasarkan Pasal 6 ayat 2
UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan menyatakan bahwa wilayah
27
United Nation Convention on the Law of the Sea : TERRITORIAL SEA AND CONTIGUOUS ZONE
Universitas Sumatera Utara
yurisdiksi meliputi zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, dan landas kontinen.
Yurisdiksi territorial baik subyektif maupun obyektif teritorial yang diperluas, menetapkan bahwa yurisdiksi negara berlaku atas orang, perbuatan,
dan benda yang ada di wilayahnya maupun di luar wilayahnya atau di luar negeri. Menyadari makna kedaulatan sovereignty dalam hubungannya
dengan hukum internasional, yang didalamnya ada batasan, namun demikian hanya bagi negara yang mempunyai yurisdiksi menurut hukum internasional.
Dalam hal ini pada prinsipnya yurisdiksi suatu negara, terkait tidak saja dengan ketentuan hukum nasional masing-masing negara, tetapi juga dengan
hu kum internasional yang berlaku.
Yurisdiksi Teritorial sebagai kewenangan suatu Negara untuk mengatur, menerapkan dan memaksakan hukum nasionalnya terhadap segala sesuatu
yang adaterjadi dalam batas-batas teritorialnya, tidak mutlak tapi dibatasi oleh hukum internasional sehingga pengecualiannya antara lain:
a. Terhadap kepentingan Negara asing yang sedang berada dalam suatu
Negara. b.
Perwakilan diplomatik dan konsuler .
c. Kapal pemerintah dan kapal dagang pemerintah asing.
d. Angkatan bersenjata Negara asing.
e. Organisasi internasional baik terhadap pimpinannya maupun stafnya.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian