dalam memerangi pembajakan dan perampokan bersenjata. Demi menutupi kesenjangan ini, ReCAAP telah membangun hubungan di tingkat
operasional dengan Badan Penegakan Maritim Malaysia, serta Dewan Keamanan Laut Indonesia Koordinasi BAKORKAMLA di Indonesia.
64
3. Universal Jurisdiction
Negara negara
telah diberikan
perluasan yurisdiksi
dalam menanggulangi dan menekan terjadinya pembajakn di laut. Bentuk
yurisdiksi yang diberikan didasarkan pada pengakuan oleh hukum Internasional, namun masih terdapat kontroversi dan masalah masalah yang
timbul sehingga seringkali diperdebatkan.
65
Yurisdiksi ini disebut dengan yurisdiksi universal universal jurisdiction, yaitu yurisdiksi dimana negara -
negara dapat menindak tindak pidana tertentu yang dilakukan dimanapun dan oleh siapapun, tanpa mempermasalahkan wilayah, kewarganegaraan
atau kepentingan dari negara. Berdasarkan yurisdiksi universal universal jurisdiction, negara-
negara dapat mengadili walaupun negara tersebut tidak terlibat dalam pembajakan karena negara-negara sebagai bagian dari suatu komunitas
hukum internasional mempunyai kewajiban bahkan hak untuk menghukum sebagai tanggung jawab actio popularis terhadap orang-orang yang
merupakan musuh umat manusia. Yurisdiksi universal dimaksudkan agar pengadilan nasional negara
tertentu bisa mengadili kasus kejahatan berat atau kejahatan serius
64
Ibid
65
Malanezuk, Peter. Akehurts ‟s Modern Introduction to International Law, London: Routledge,
1997, hlm. 113
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan hukum internasional dengan tidak memperdulikan locus, kebangsaan atau kewarganegaraan pelakukorban.
66
Konsep dari yurisdiksi universal berkaitan erat dengan ide pemikiran bahwa beberapa norma
internasional merupakan milik dari seluruh komunitas dunia, sama seperti prinsip jus cogens.
67
Yurisdiksi universal digunakan untuk kejahatan Internasional dalam kemanusiaan dan bajak laut dianggap sebagai kejahatan Internasional
terhadap kemanusiaan. Karena dalam menangkap pelaku, negara yang menangkap pelaku pembajakan kapal laut dapat mengadili pelakunya
meskipun negara pemilik kapal tidak terpengaruh dengan aktifitas pembajakan tersebut. Untuk membawa para pelaku ke pengadilan, negara-
negara mempunyai kekuasaan secara sendiri-sendiri maupun kolektif berdasarkan yurisdiksi tersebut, meskipun tidak memiliki hubungan dengan
tempat kejahatan itu dilakukan atau dengan pelaku atau dengan korban. Yurisdiksi atas kejahatan biasa tergantung pada hubungan, yang
umumnya terjadi dalam suatu wilayah Negara, antara Negara yang menyelenggarakan pengadilan dengan kejahatan itu sendiri. Prinsip
yurisdiksi universal merupakan jalan agar para tersangka tidak memperoleh tempat persembunyian. Pilihannya adalah mengekstradisi atau menghukum
pelaku.
66
Xavier Philippe, The principles of universal jurisdiction and complementarity: how do the two principles intermesh?, dalam International Review of the Red Cross, Volume 88 Number 862
June 2006,
ICRC, Geneva,
hlm. 377
https:www.icrc.orgengassetsfilesotherirrc_862_philippe.pdf
67
http:pirhot-nababan.blogspot.com200701yurisdiksi-universal-kepentingan.html diakses 20 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
D. Penangkapan dan Pengadilan Bagi Bajak Laut Menurut Hukum Internasional