Kapal privat dilarang melakukan penahanan terhadap pelaku kecuali kapal privat tersebut diserang para pelaku khususnya pembajak dan terpaksa para awak kapal
menahan pelaku dengan alasan pembelaan diri. Bajak laut saat ini melibatkan banyak kekerasan dan tindakan-kejam seperti
pembunuhan, penculikan dan penyanderaan yang sama persis dengan kejahatan yang digunakan untuk melakukan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan
perang. Maka bukan lagi dengan cara negosiasi ataupun uang tebusan dalam menyeleaikan permasalahan ini, melalui jalur :
1. Ekstradisi
Konvensi-konvensi mengenai penangkapan bajak laut mengedepankan efektifitas penuntutan secara nasional national prosecutions terhadap
tindakan terorisme dan pencegahan. Salah satu kewajiban utama adalah agar Negara Peserta memberikan bantuan dalam proses persidangan dan pada tahap
ekstradisi.
102
Ekstradisi didasarkan pada hukum perjanjian bilateral dan tidak ada sebagai kewajiban pada negara. Negara dapat meminta pengembalian yang sah
dari pelaku dugaan kejahatan. Namun, keputusan terletak pada kebijaksanaan penuh dari negara yang diminta dan negara yang meminta harus menghormati
keputusan tersebut.
103
Berdasarkan data TNI AL, perairan wilayah Indonesia timur terbilang jarang terjadi tindak pembajakan. Alasannya, laut di wilayah timur begitu luas
102
Cryer, Robert. et. al., An Introduction to International Criminal Law and Procedure, 2 nd
Edition, Cambridge: Cambridge University Press, 2010, hlm. 340.
103
Convention on Supression of Unlawful Act of Violence Against The Safety of Maritime Navigation SUAPasal 11 ayat 2 dan 3 SUA Convention
Universitas Sumatera Utara
dan terbuka. Berbeda dengan perairan barat Nusantara yang sempit dan berbatasan langsung dengan negara tetangga. Walhasil, perairan barat lebih
aman bagi perompak dan pembajak karena jika dikejar Angkatan Laut salah satu negara, mereka perompak akan masuk ke perairan negara lain. Maka,
diperlukanlah perjanjian antar negara, seperti perjanjian ekstradisi untuk melakukan penangkapan terhadap bajak laut.
Namun, banyak negara-negara yang menolak melakukan ekstradisi terhadap bajak laut yang ditangkap di wilayah perairannya. Karena, ketika
pembajakan terjadi di wilayah territorial yang berbeda dari negara bendera kapal bajak laut tersebut, dan negara bendera kapal meminta di ekstradisi,
dikhawatirkan bajak laut tersebut akan dibebaskan dari tuntutan hukum dan negara yang dirugikan oleh bajak laut tidak mendapatkan ganti rugi.
Jika negara yang menangkap pelaku atau tersangka pelaku dan tidak melakukan ekstradisi apabila pelaku tersangka pelaku merupakan WNA,
maka negara tersebut wajib mengadili pelaku atau tersangka pelaku tersebut.
104
2. Mahkamah Internasional