Sejarah Terbentuknya Jaminan Sosial Bagi Pekerja

a. Pencegahan dan pengembangan, yaitu di bidang kesehatan, keagamaan, keluarga berencana, pendidikan, bantuan hukum dan lain-lain yang dapat dikelompokkan dalam pelayanan sosial social security. b. Pemulihan dan penyembuhan, seperti bantuan untuk bencana alam, lanjut usia, yatim piatu, penderita cacad, dan berbagai ketunaan yang dapat dikelompokkan dalam pengertian bantuan sosial social assistance. c. Pembinaan dalam bentuk perbaikan gizi, perusahaan, transmigrasi, koperasi dan lain-lain yang dapat dikategorikan dalam sarana sosial sosial infra struktur. 2 Hukum Perburuhan Indonesia memberikan pengertian jaminan sosial secara sempit, dengan bentuk-bentuk seperti yang akan diuraikan pada sub-sub bab berikutnya. 27

2. Sejarah Terbentuknya Jaminan Sosial Bagi Pekerja

Gerakan jaminan sosial dimulai pada permulaan abad ke-19 di Eropa Barat. pada waktu itu di negara-negara tersebut sudah berlaku perundang-undangan kemiskinan poor law di mana orang-orang miskin dapat memperoleh bantuan dari pemerintah. Peraturan perundangan kemiskinan ini pada mulanya dimaksudkan sebagai alat untuk mencegah terjadinya kelaparan dan ketelantaran sehingga menghindari kemungkinan terjadinya gejolak sosial. Namun mengingat pada waktu itu di Eropa Barat terjadi pula proses industrialisasi yang menimbulkan golongan masyarakat baru, yang terdiri dari para buruh dengan upah yang rendah, 27 H. Zainal Asikin, S.H., S.U. dkk, op. cit., hal. 101 Universitas Sumatera Utara mengakibatkan perundangan kemiskinan itu dituntut pula agar berlaku bagi mereka. Dengan berlakunya peraturan perundangan kemiskinan tersebut, bagi para kaum buruh di Eropa Barat, maka dimuailah suatu momentum baru yang mendasari prinsip-prinsip jaminan sosial bagi buruh yang peraturan perundangannya baru bisa dibentuk beberapa tahun kemudian. Secara bertahap sampai dengan tahun 1880 terdapat tiga metode yang dipergunakan untuk memberikan perlindungan jaminan social bagi buruh dari ketelantaran, yaitu :  Tabungan Kecil Dengan metode ini prinsip jaminan sosial tidak mencapai sasarannya. Upah buruhtenaga kerja yang sudah sedemikian kecilnya tidak mungkin akan disisihkandisisakan lagi untuk tabungan. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sudah dapat dikatakan tidak mencukupi apalagi untuk ditabung  Tanggung Jawab Pengusaha Maksud dari metode ini adalah membebankan tanggung jawab untuk menanggung buruh yang terkena risiko kerja, sepenuhnya pada pengusaha employers liability. Metode ini didasarkan atas prinsip, bahwa siapa yang mempekerjakan buruh tentu harus bertanggung jawab atas buruh itu, termasuk pula atas kemungkinan keselamatan kerja yang bisa saja dialami oleh buruh berlangsungnya hubungan kerja tersebut. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia metode ini pernah dipergunakan, baik semasa Pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan KUH Perdata, maupun setelah kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947. Namun karena tetap dianggap mempunyai kelemahan, maka metode ini pun ditinggalkan. Suatu contoh dapat dikemukakan dari KUH Perdata pasal 1602w. Dari ketentuan pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa buruh yang tertimpa kecelakaan kerja dapat menuntut majikanyang tentu saja lewat pengadilan untuk memberikan ganti kerugian. Tuntutan ini dapat dilakukan dengan alasan, bahwa majikan telah melalaikan kewajibannya untuk memelihara alat-alat sehingga buruh tertimpa kecelakaan. Namun seperti yang telah dikemukakan di atas, meskipun metode tanggung jawab pengusaha ini mempunyai beberapa kelemahan namun Negara kita pernah mempergunakan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947.  Metode Asuransi Komersial Untuk meringankan beban tanggung jawab pengusaha dalam menanggung ganti rugi kecelakaa kerja, pada akhir abad ke-19 digunakan metode asuransi. Mula-mula metode ini hanyalah berupa metode yang biasa saja atau bisa dikatakan primitif karena anggota masyarakat buruh secara periodik dan teratur mengumpulkan uang untuk memberikan batuan pemeliharaan medis atau penguburan bagi para anggota yang menderita risiko. Universitas Sumatera Utara Pada awalnya, metode ini membawa hasil. Tetapi lama kelamaan sering jaminan yang dijanjikan tidak terpenuhi karena faktor manajemen yang tidak teratur. Karena itu maka pemerintah turun tangan dengan memberi pengaturan, pengawasan dan pembatasan kegiatan usaha-usaha yang dapat dilakukannya secara efisien. Pengelolaan bidang usaha tersebut akhirnya dikelola secara komersial sehingga mirip dengan perusahaan asuransi yang kita kenal sekarang ini. Karena sudah bersifat komersial maka sulit diharapkan metode ini akan mencapai sasaran dalam memberikan jaminan sosial secara kolektif yang menyangkut risiko sosial dan ekonomis, seperti pertanggungan sakit, hamil dan bersalin misalnya. Apabila dipaksakan, kemungkinan risiko yang hanya bisa dicakup oleh perusahaan komersial hanyalah asuransi jiwa saja. Karena alasan-alasan tersebut di atas maka di negara-negara yang sedang berkembang tidak ada yang mempergunakan metode asuransi komersial ini.  Metode Asuransi Sosial Program asuransi sakit. Kemudia dalam tahap berikutnya tahun 1884 ditambah dengan program asuransi kecelakaan kerja. Dan pada tahun 1889 dilengkapi dengan Program Asuransi Pensiun hari tua dan cacat. Penemuan asuransi sosial memberikan teknik yang mantap dan baik dalam penyelenggaraan jaminan sosial bagi pekerja. Universitas Sumatera Utara Asuransi sosial ini dikatakan mantap dan baik karena mengandung sifat- sifat sebagai berikut :  Dibiayai dari iuran pekerja, pengusaha dan mungkin saja pemerintah;  Jaminan dibayarkan dari iuran tersebut;  Hak buruh didasarkan atas iurannya;  Tidak diperlukan adanya tes kebutuhan; semua pekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan diwajibkan menjadi peserta tanpa memandang kesehatan dan besar kecilnya risiko kerja. Menyadari akan baiknya sistem asuransi sosial ini maka pemerintah mempergunakan sistemmetode ini melaluiberdasarkan: Peratuaran Menteri Perburuhan Nomor 3 Tahun 1964 dan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977. Dari uraian tersebut mengenai sejarah terbentuknya jaminan social bagi pekerja ini, maka dapat disimpulkan bahwa Republik Indonesia dalam sejarah jaminan social bagi pekerja-pekerjanya pernah memakai metode-metode tanggung jawab pengusaha dan metode asuransi sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947 jo Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1951, Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 3 Tahun 1964 jo Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 3 Tahun 1967, dan yang terakhir yang sedang hangat-hangatnya diberlakukan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977. 28 28 Ibid., hal. 102 Universitas Sumatera Utara

E. Macam-Macam Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

1 57 104

Analisis Kinerja Mutu Teh Hitam di PTPN IV Kebun Bah Butong

16 129 72

Studi Pemeliharaan Mesin Genset PTPN III Kebun Rambutan

4 47 64

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ATAS KECELAKAAN KERJA DI PTPN – IV (STUDI KASUS DI PTPN – IV UNIT KEBUN BAH JAMBI, PEMATANG SIANTAR) SKRIPSI

0 0 10