Dasar Hukum Serikat BuruhSerikat Pekerja

Kalau diperhatikan lebih jauh apa yang tertuang dalam Pancakarya FBSI maupun dalam delapan sasaran tersebut, maka jelaslah bahwa FBSI atau sekarang disebut SPSI bukan suatu organisasi yang kerjanya hanya memungut iuran kepada anggotanya saja buruh yang kemudian baru mengadakan kegiatan apabila mendekati hari ulang tahunnya. Semoga tidak lah demikian.

D. Dasar Hukum Serikat BuruhSerikat Pekerja

a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 ini memberikan hak kepada seluruh warga Negara untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapatnya. Meskipun sifatnya agak umum namun pasal inilah yang dipakai dasar oleh para buruh kita untuk mendirikan barisan Buruh Indonesia pada awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia. b. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 Pasal 29 Pada intinya menentukan bahwa setiap orang berhak untuk mendirikan Serikat Sekerja dan masuk ke dalamnya untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingannya. Jadi, Pasal 29 Undang-Undang Sementara Tahun 1950 lebih khusus sifatnya dari Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. c. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1956 tentang Persetujuan Konvensi ILO Nomor 98 Tahun 1949 Pada pokoknya sebagai berikut : 1 Menjamin kebebasan buruh untuk masuk Serikat Buruh; Universitas Sumatera Utara 2 Melindungi Buruh terhadap campur tangan majikan dalam hal ini; 3 Melindungi Serikat Buruh terhadap campur tangan majikan dalam mendirikan, cara bekerja serta cara mengurus organisasinya; 4 Menjamin penghargaan hak berorganisasi; 5 Menjamin perkembangan serta penggunaan badan perundingan sukarela untuk mengatur syarat-syarat dan keadaan-keadaan kerja dengan perjanjian perburuhan. 42 d. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Kerja Pasal 11 yang bunyinya : 1 Tiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota Perserikatan Tenaga Kerja; 2 Pembentukan Tenaga Kerja dilakukan secara demokratis. e. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh Pasal 5 yang bunyinya: 1 Setiap pekerja buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh. 2 Serikat pekerjaserikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 sepuluh orang pekerjaburuh. f. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor 8Edrn1974 tentang pembentukanFBSI pada perusahaan-perusahaan; g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor 01Men1975 tentang Pendaftaran Organisasi Buruh. 42 Sofyan Effendi, Hukum Perburuhan di Indonesia, Kumpulan Lengkap Undang-undang dan Peraturan-peraturan, Cet. I, Jilid 3, Ghalia- Indonesia, 1984, hlm. 1089 Universitas Sumatera Utara Menurut Peraturan di atas yang harus didaftarkan adalah Gabungan Serikat Buruh. Pendaftarannya itu harus dilakukan dengan mengirim surat permohonan, dengan melampirkan : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang menunjukkan bahwa Gabungan Serikat Buruh itu : a Bersifat demokratis dan bebas; b Berdasarkan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undag-Undang Dasar 1945; c Bertujuan antara lain mengamalkan Pancasila serta terlaksananya bangsa dan Negara menuju terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, materiil maupun spiritual dan ikut serta mensukseskan pembangunan; d Dan memuat ketentuan-ketentuan antara lain hak dan kewajiban anggota-anggota, syarat-syarat menjadi anggota, cara pertanggungjawaban keuangan kepada para anggota dan cara pembubarannya.

E. Peran dan Fungsi Serikat BuruhSerikat Pekerja dalam Suatu

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

1 57 104

Analisis Kinerja Mutu Teh Hitam di PTPN IV Kebun Bah Butong

16 129 72

Studi Pemeliharaan Mesin Genset PTPN III Kebun Rambutan

4 47 64

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ATAS KECELAKAAN KERJA DI PTPN – IV (STUDI KASUS DI PTPN – IV UNIT KEBUN BAH JAMBI, PEMATANG SIANTAR) SKRIPSI

0 0 10