Manfaat Penelitian Kerangka Teori 1 Pemilihan Umum

3. Untuk mengetahui loyalitas para kandidat peserta pemilu Partai PDIP terhadap Ideologi partai.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi pembaca mengenai pelaksanaan pemilu, khususnya penerapan sistem pemilu proporsional terbuka serta metode kampanye yang dilakukan partai politik. 2. Secara Lembaga, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontibusi terhadap ilmu pengetahuan dan menjadi referensi bagi Departemen Ilmu Politik khususnya dalam kajian pengaruh sistem pemilu proporsional terbuka terhadap sosialisasi ideologi partai dalam kampanye. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pendidikan politik bagi masyarakat, khususnya pengetahuan masyarakat tentang ideologi partai politik dan peran serta masyarakat dalam pemilu. F. Kerangka Teori F.1 Pemilihan Umum Dalam negara demokrasi modern atau demokrasi tidak langsung, yang menjalankan kedaulatan itu adalah wakil-wakil rakyat yang ditentukan sendiri Universitas Sumatera Utara oleh rakyat.Untuk menentukan siapakah yang berwenang mewakili rakyat, dilaksanakanlah pemilihan umum. Pemilihan umum adalah suatu cara memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu pelayanan hak-hak asasi warga negara dalam bidang politik. Untuk itu, sudah menjadi keharusan bagi pemerintahan demokrasi untuk melaksanakan pemilihan umum dalam waktu-waktu yang telah ditentukan. Secara universal pemilihan umum adalah lembaga sekaligus praktik politik yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilanrepresentative goverment.Pemilu adalah sarana demokrasi yang dari padanya ditentukan siapa yang berhak menduduki lembaga politik negara, legislative dan atau eksekutif. 14 Indria Samego menyebut pemilihan umum sebagai “political market’’, artinya pemilihan umum adalah pasar politik tempat individumasyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial perjanjian masyarakat antara peserta pemilihan umum partai politik dengan pemilih rakyat yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik yang meliputi kampanye, iklan politik melalui media massa cetak, audio radio, maupun audio visual televisi, serta media lainnya seperti spanduk, pamflet, selebaran, bahkan komunikasi antar pribadi yang berbentuk face to face tatap muka atau lobby yang berisi janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih sehingga pada saat pencoblosan dapat menentukan pillihannya terhadap salah satu 14 Hendarmin Ranadireksa.2007.Arsitektur Konstitusi Demokratik.Bandung : Fokusmedia. Hal 173 Universitas Sumatera Utara partai politik yangmenjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam badan legislative maupun eksekutif. 15 Menurut Manuel Kaisiepo pemilihan umum memang telah menjadi tradisi penting hampir-hampir disakralkan dalam berbagai sistem politik di dunia.Lebih lanjut dikatakannyapemilihan umum penting karena berfungsi memberi legitimasi atas kekuasaan yang ada dan bagi rezim baru, dukungan dan legitimasi inilah yang dicari. 16 Sehingga berdasarkan uraian diatas pemilu merupakan sarana kedaulatan rakyat yang memiliki berbagai tujuan.Adapun Tujuan Penyelengaraan pemilu menurut Jimly Asshiddiqie ada empat yaitu : 17 1. Untuk memungkinkan terjadinya peralihan kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai. 2. Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili rakyat di lembaga perwakilan. 3. Untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat di lembaga perwakilan 4. Untuk melaksanakan prinsip hak-hak asasi warga negara. Asas pemilu Adapun pemilu memiliki asas yaitu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.Asas pemilu tersebut juga tertuang didalam UU No.23 tahun 2003, tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Asas-asas itu meliputi : 18 15 A. Rahman. Op.Cit., hal 148 16 Bintan R Saragih. 1987. Lembaga Perwakilan Dan Pemilihan Umum Di Indonesia. Jakarta: Gaya Media Pratama. hal 167 17 Jimly Asshiddiqie. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid II. Jakarta: Sekretariat Jendral Dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. hal 175 Universitas Sumatera Utara 1. Langsung: Artinya rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara. 2. Umum: Artinya semua warga negara yang telah berusia 17 tahun atau telah menikah berhak untuk ikut memilih dan telah berusia 21 tahun berhak dipilih dengan tanpa ada diskriminasi. 3. Bebas: Artinya rakyat pemilih berhak memilih menurut hati nuraninya tanpa ada pengaruh, tekanan, atau paksaan dari siapa pundengan apa pun. 4. Rahasia: Artinya rakyat pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan diketahui oleh pihak siapapun dan dengan jalan apa pun siapa yang dipilihnya atau kepada siapa suaranya diberikan. 5. Jujur: Dalam penyelenggaraan pemilu, penyelenggara pelaksana,pemerintah dan partai politik peserta pemilu, pengawas dan pemantau pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, haru bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Adil: Dalam penyelenggaraan pemilu setiap pemilihan dan partai politik peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun. 18 UU nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Pesiden Universitas Sumatera Utara F.1.2 Sistem Pemilu Sistem pemilihan umum dapatlah dirumuskan sebagai sebuah instrumen untuk menerjemahkan perolehan suara di dalam pemilihan umum pemilu ke dalam kursi-kursi yang dimenangkan oleh partai atau calon. Ben Reilly sebagaimana dikutip joko J. Prihatmoko mengataan, pada intinya sistem pemilihan umum dirancang untuk memenuhi tiga hal, dimana ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Ketiga hal yang dimaksud adalah: 19 1. Menerjemahkan jumlah suara yang diperoleh dalam pemilihan umum menjadi kursi-kursi badan legislatif. 2. Sistem pemilihan umum bertindak sebagai wahana penghubung yang memungkinkan rakyat dapat menagih tanggung jawab atau janji wakil- wakil yang telah mereka pilih 3. Memberikan insentif kepada mereka yang memeperebutkan kekuasaan untuk menyusun imbauan kepada para pemilih dengan cara-cara yang berbeda. Jimly Asshiddiqie mengelompokkan sistem pemilu menjadi dua macam, yaitu : 1 sistem pemilu mekanis dan 2 sistem pemilihan organis. Dari kedua sistem tersebut, sistem mekanis merupakan sistem yang lebih umum dan selalu menghiasi perdebatan seputar sistem pemilihan umum yang diterapkan negra- 19 Joko J Prihatmoko. 2003. Pemilu 2004 dan Konsolidasi Demokrasi. Semarang: LP2I Press. hal 24. Universitas Sumatera Utara negara di dunia.Secara umum ragam sistem pemilihan umum mekanis berkisar hanya pada dua prinsip pokok saja. Sebagaimana yang dipaparkam Miriam Budiardjo dalam Ilmu Politik dikenal bermacam-macam system pemilihan umum dengan berbagai variasinya, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu : a. Single-Member Constituncy satu daerah pemilihan memilih satu wakil; biasanya disebut system distrik b. Multy-Member Constituncy satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya dinamakan Sistem Perwakilan Berimbang atau sistem Proporsional. 20 a Sistem Distrik Kriteria utama dari sistem distrik ini adalah wilayah negara dibagi-bagi dalam distrik-distrik pemilihan atau daerah pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang diperebutkan. Ciri pokok dari sistem pemilihan distrik ini adalah yang menjadi fokus pemilihan bukanlah organisasi politik, melainkan individu yang mewakili atau yang dicalonkan oleh partai politik dari suatu distrik.Orang yang dicalonkan biasanya warga distrik tersebut yang sudah dikenal baik oleh warga distrik yang bersangkutan.Jadi, hubungan antara si pemilih dengan si calon cukup dekat. Sistem ini diselenggarakan berdasarkan lokasi daerah pemilihan, dalam arti tidak membedakan jumlah penduduk, tetapi tempat yang sudah 20 Miriam Budiardjo.2008.Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. hal 461 Universitas Sumatera Utara ditentukan.Jadi daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang padat penduduknya. 21 System distrik ini mempunyai kelemahan yaitu : 1. Sistem ini kurang memperhitungkan adanya partai-partai kecil dan golongan minoritas, apalagi jika golongan ini terpencar dalam beberapa distrik. 2. Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrikkehilangan suara-suara yang telah mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada sejumlah suara yang tidak diperhitungkan sama sekali. Disamping kelemahan-kelemahan tersebut diatas, system ini juga memiliki kelebihan : 1. Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik, sehingga hubungannya dengan penduduk distrik lebih erat. Dengan demikian dia akan terdorong untuk memperjuangkan kepentingan distrik. 2. Sistem inilebih mendorong proses integrasi partai-partai politik karena kursi yang diperebutkan dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. 3. Berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara partai-partai mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan mempertingkat stabilitas nasional. 4. Sistem ini sederhana dan mudah diselenggarakan. 22 21 Inu Kencana Syafiie.2009.Sistem Politik Indonesia.Bandung : PT Refika Aditama. hal 98 Universitas Sumatera Utara b. Sistem Perwakilan Berimbang Sistem Proporsional Dalam sistem ini setiap suara yang diperoleh oleh suatu partai atau golongan dalam suatu daerah pemilihan dapat ditambahkan pada jumlah suara yang diterima oleh partai atau golongan itu dalam daerah pemilihan lain, untuk menggenapkan jumalah suara yang diperlukan guna memperoleh kursi tambahan. Kelebihan sistem proporsional: 1. Sistem Proporsional dianggap lebih representatif. Karena jumlah kursi partai dalam parlemen sesuai dengan jumlah masyarakat yang diperoleh dalam pemilihan umum. 2. Sistem proporsional dianggap lebih demokratis. Setiap suara turut diperhitungkan dan praktis tidak ada suara yang hilang. Golongan- golongan kecil pun dapat menempatkan wakilnya dalam badan perwakilan rakyat. Sistem ini memiliki kekurangan yaitu : 1. Sistem ini mempermudah fragmentasi partai dan timbulnya partai-partai baru. System ini tidak menjurus pada proses integrasi bermacam-macam golongan dalam masyarakat, mereka lebih cenderung untuk mempertajam perbedaan-perbedaan yang ada dan kurang terdorong untuk mencari dan memanfaatkan persamaan- persamaan. System ini dianggap mempunyai akibat memperbanyak jumlah partai. 22 Miriam budiardjo. Op. Cit.., hal 466-467 Universitas Sumatera Utara 2. Wakil yang terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai dan kurang merasakan loyalitas kepada daerah yang telah memilihnya. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa partai lebih menonjol peranannya daripada kepribadian seseorang. 3. Banyaknya partai mempersulit terbentuknya pemerintahan yang stabil, oleh karena umumnya harus mendasarkan diri atas koalisi dari dua partai atau lebih. F.2 Partai Politik F.2.1 Definisi Partai Politik Partai politik berangkat dari anggapan bahwa dengan membentuk wadah organisasi mereka bisa menyatukan orang-orang mempunyai pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa dikonsolidasikan.Dengan begitu pengaruh mereka bisa lebih besar dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita- cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan programnya. Beberapa ahli mendefinisikan partai politik sebagai berikut : 23 23 Ibid.,hal 403 Universitas Sumatera Utara a. Menurut Carl J.Friedrich Partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materil. b. Menurut Sigmund Neumann Partai Politik adalah organisasi dari aktivis- aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. c. Menurut Giovanni Sartori Partai politik adalah suatu kelompak politik yang mengikuti pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu, mampu menempatkan calon-calonnya untuk menduduki jabatan-jabatan publik. F.2.2 Fungsi Partai Politik Fungsi utama partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Cara yang digunakan oleh suatu partai politik dalam sistem politik demokrasi untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan ialah ikut serta dalam pemilihan umum, sedangkan cara yang digunakan partai tunggal dalam sistem Universitas Sumatera Utara politik totaliter berupa paksaan fisik dan psikologik oleh suatu diktatorial kelompok komunis maupun oleh diktatorial individu fasis. Ketika melakukan fungsi itu, partai politik dalam sistem politik demokrasi melakukan tiga kegiatan.Kegiatan itu meliputi seleksi calon-calon, kampanye dan melaksanakan fungsi pemerintahan legislative danatau eksekutif. Berikutmerupakan penjabaran fungsi partai politik dalam sistem politik demokrasi , diantaranya ialah: 24 a. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik Dalam ilmu politik yang dimaksud dengan sosialisasi politik ialah suatu proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota ,masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat, misalnya mengenai nasionalisme, kelas sosial, suku bangsa, ideologi, hak dan kewajiban. Proses ini berlangsung seumur hidup yang diperoleh baik secara sengaja melalui pendidikan formal, non formal, dan informal maupun secara tidak sengaja melaui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat. Dimensi lain dari fungsi sosialisasi politik partai adalah upaya menciptakan citra image bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Ini penting juka dikaitkan dengan tujuan partai untuk menguasai pemerintahan melalui kemenangan dalam pemilihan umum.Karena itu partai harus memperoleh 24 Ibid.,hal 405 Universitas Sumatera Utara dukungan seluas mungkin, dan partai berkepentingan agar para pendukungnya mempunyai solidaritas yang kuat dengan partainya. Dari segi metode penyampaian pesan sosialisasi politik dibagi menjadi dua, yakni pendidikan politik dan indoktrinasi politik.Dalam sistem politik demokrasi partai politik melakukan pendidikan politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai dan norma-norma dan simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah dan partai politik. Pendidikan politik dipandang sebagai proses dialog antara pendidik seperti sekolah, pemerintah dan partai politik dan peserta didik dalam rangka pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai, norma dan simbol politik yang dianggap ideal dan baik. Melalui kegiatan kursus, latihan kepemimpinan, diskusi dan keikutsertaan dalam berbagai forum pertemuan, partai politik dalam sistem politik demokrasi melaksanakan fungsi pendidikan politik. Sebagai salah satu sarana demokrasi pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik yang tebuka dan bersifat masal. Sehingga diharapkan dapat berfungsi dalam proses pendewasaan dan pencerdasan pemahaman politik masyarakat. Melalui pemilu akan terwujud suatu infarstruktur dan mekanisme demokrasi serta membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi. Masyarakat diharapkan pula bisa memahami bahwa fungsi pemilu itu adalah Universitas Sumatera Utara sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, keabsahan pemerintahan dan pergiliran pemerintahan secara teratur. 25 b. Sebagai Sarana Komunikasi Politik Di masyarakat modern dan kompleks, banyak ragam pendapat dan aspirasi yang berkembang. Pendapat dan aspirasi seseorang atau suatu kelompok akan hilang apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang lain yang senada. Proses ini dinamakan penggabungan kepentingan interest agregation kemudian pendapat dan aspirasi tersebut dirumuskan dalam bentuk yang lebih teratur, hal ini disebut dengan perumusan kepentingan. interest articulation. Agregasi dan artikulasi itulah salah satu fungsi komunikasi politik. 26 Setelah itu partai politik merumuskannya menjadi usul kebijakan.Usul kebijakan ini dimasukkan dalm program platform partai goal fomulation untuk diperjuangkan atau disampaikan melaui parlemen kepada pemerintah agar dijadikan kebijakan umum public policy.Demikianlah tuntutan dan kepentingan masyarakat disampaikan kepada pemerintah melalui partai politik.Dalam menjalankan fungsi inilah partai politik sering disebut perantara broker dalam suatu bursa ide-ide clearing house of ideas.Kadang-kadang juga dikatakanbahwa partai politik bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, dan sedangkan ba gi warga masyarakat sebagai “pengeras suara”. 27 25 Haris Syansuddin dkk. 1998. Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal 151 26 Miriam Budiardjo. Op. Cit. hal 406 27 Ibid. hal 406 Universitas Sumatera Utara Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat, dari masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. c. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik Rekrutmen politik ialah sarana seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.Fungsi ini berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian ia dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan diri. Dengan mempunyai kader-kader yang baik, partai tidak akan sulit menentukanpemimpinnya sendiri dan mempunyai peluang untuk mengajukan calon untuk ke bursa kepemimpinnan nasional. 28 d. Sebagai Sarana Pengatur Konflik Conflict Management Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat, apalagi di masyarakat yang bersifat heterogen.Konflik yang dimaksud disini adalah dalam artian luas, 28 Ibid. hal 408 Universitas Sumatera Utara mulai dari perbedaan pendapat sampai pada pertikaian fisik antar-individu atau kelompok dalam masyarakat.Dalam negara demokrasi, setiap warga negara atau kelompok masyarakat berhak menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya sehingga konflik merupakan gejala yang sulit dielakkan. 29 Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflifk melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan pelbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawa permasalahan ke dalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik. Untuk mencapai penyelesaian berupa keputusan itu, diperlukan kesediaan berkompromi diantara para wakil rakyat, yang berasal dari partai politik. F.2.3 Tipologi Partai politik Tipologi partai politik ialah pengklasifikasian berbagai partai politik berdasatkan kriteria tertentu, seperti asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan.Klasifikasi ini cenderung bersifat ideal karena dalam kenyataan tidak sepenuhnya demikian.Untuk tujuan memudahkan pemahaman, tipologi ini sangat berguna.Dibawah ini, diuraiakan sejumlah tipologi partai politik menurut kriteria-kriteria tersebut. 30 a. Asas dan Orientasi 29 Ibid . hal 409 30 Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT Grasindo. hal 155-157 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan asas dan orientasinya partai politik diklasifikasikan menjadi tiga tipe. Tipe pertama yaitu partai politik pragmatis, yang dimaksud dengan partai politik pragmatis adalah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan yang tidak terikat kaku pada doktrin dan ideologi tertentu. Artinya perubahan waktu, situasi dan kepemimpinan juga akan merubah program, kegiatan dan penampilan partai politik tersebut. Tipe keduayaitu Partai doktiner yang merupakan partai politik yang memiliki sejumlah program dan kegiatan konkret sebagai penjabaran ideologi. Ideologi yang dimaksud ialah seperangkat nilai politik yang dirumuskan secara konkret dan sistematis dalam bentuk program-program kegiatan yang pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai. Pergantian kepemimpinan mengubah gaya kepemimpinan pada tingkat tertentu, tetapi tidak mengubah prinsip dan program dasar partai karena ideologi partai sudah dirumuskan secara konkret dan partai ini terorganisasikan secara ketat. Dan yang ketiga adalah partai kepentingan yang merupakan partai politik yang dibentuk dan dikelola atas dasar kepentingan tertentu seperti petani, buruh, etnis, agama atau lingkungan hidup yang secara langsung ingin berpartisipasi dalam pemerintahan. b. Komposisi dan Fungsi Anggota Menurut komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat digolongkan menjadi dua, yaitu massa atau lindungan patronage dan partai kader. Partai massa ialah partai politik yang mengandalkan kekuatan pada keunggulan jumlah anggota dengan cara memobilisasi massa sebanyak- Universitas Sumatera Utara banyaknya dan mengembangkan diri sebagai pelindung bagi pelbagai kelompok dalam masyarakat sehingga pemilihan umum dapat dipelihara, tetapi juga masyarakat dapat dimobilisasi untuk mendukung dan melaksanakan kebijkan tertentu. Partai ini seringkali merupakan gabungan berbagai aliran politik yang sepakat untuk berada dalam lindungan partai guna memperjuangkan dana melaksanakan program-program yang pada umumnya bersifat sangat umum. Sedangkan partai kader merupakan suatu partai yang mengandalkan kualitas anggota, keketatan organisasi, dan disiplin anggota sebagai sumber kekuatan utama.Seleksi keanggotaan dalam partai kader biasanya sangat ketat, yaitu melaluikaderisasi yang berjenjang dan intensif, serta penegakan disiplin partai yang konsisten tanpa pandang bulu. c. Basis Sosialdan Tujuan Almond menggolongkan partai politik berdasarkan basis sosial dan tujuannya .menurut basis sosialnya partai politik dibagi menjadi empat tipe, yaitu: 31 1. Partai politik yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, seperti kelas atas, menengah, dan bawah, 2. Partai politik yang anggotanya berasal dari kalangan kelompok kepentingan tertentu, seperti petani, buruh dan pengusaha, 3. Partai politik yang anggota-anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu seperti, Islam, Katolik, Protestan,Hindu dan 31 Ibid. hal 158 Universitas Sumatera Utara 4. Partai poitik yang anggota-anggotanya berasal dari kelompok budaya tertentu , seperti suku bangsa, bahasa dan daerah tertentu. Berdasarkan tujuannya partai politik dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1. Partai perwakilan kelompok, yang menghimpun berbagai kelompok masyarakat untuk memenangkan sebanyak mungkin kursi di parlemen. 2. Partai pembinaan bangsa, partai yang bertujuan mencipatakn kesatuan nasional dan biasanya menindas kepentingan-kepentingan sempit. 3. Partai mobilisasi, partai berusaha memobilisasi masyarakat kearah pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan partai, sedangkan partisipasi dan dan perwakilan kelompok cenderung diabaikan. F.3 Kampanye Beberapa ahli mendefinisikan kampanye sebagai berikut: 1. Rogers dan storey, mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni 1 tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efekdampak tertentu 2 jumlah khalayak dan sasaran yang besar 3 Universitas Sumatera Utara biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu dan 4 melalui serangkaian sasaran tindakan komunikasi yang terorganisasi. 32 2. Paisley mengatakan bahwa kampanye merupakan bentuk komunikasi kepada publik secara lebih terkontrol baik isi maupun bentuk kegiatannya. Dia memberi defenisi kampanye komunikasi publik sebagai “someone’s to influence else’s beliefes or behavior, using communicated appeals”. Kampanye merupakan strategi kontrol sosial dalam rangka mengarahkan psikologi dan perilaku pemilih untuk menyesuaikan dan pada saatnya menuruti apa yang diprogramkan oleh partai politik. 33 3. Menurut Kotler dan Roberto : Kampanye ialah sebuah sebuah upaya yang dikelola oleh suatu kelompok agen perubahan yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan prilaku tertentu. 34 F.3.1 Jenis-Jenis Kampanye . Charles U. Larson membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yakni: Product-oriented campaigns, candidate-oriented campaigns dan ideologically or caused oriented campaigns. 35 1. Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadii di lingkungan bisnis. Istilah lain yang sering 32 Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. hal 7 33 Khoirul Anwar. Op.cit., hal 40 34 Hafied Cangara, 2009. Komunikasi Politik: Teori, Konsep dan Strategi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. hal 284 35 Antar Venus., Op.cit., hal 10 Universitas Sumatera Utara dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalalah campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. 2. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaigns kampanye politik. Tujuannya antara lain adalah memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye pemilu, kampanye penggalangan dana bagi partai politik atau kampanye kuota perempuan di DPR merupakan contoh contoh kampanye jenis ini. 3. Ideologically or caused oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini juga disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubhan sikap dan perilaku publik yang terkait. F.3.2 Kampanye Pemilu Dalam UU no 8 tahun 2012 Kampanye Pemilu merupakan kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para peserta dengan menawarkan visi, misi, dan Universitas Sumatera Utara program Peserta Pemilu. Bagian mengenai kampanye pemilu dijelaskan pada Bab VIII dalam beberapa bagian dan pasal, yaitu: Pasal 77 : Kampanye Pemilu merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan secara tanggung jawab. Pasal 78 : 1 Kampanye Pemilu Dilaksanakan Oleh Pelaksana Kampanye. 2 Kampanye Pemilu diikuti oleh peserta kampanye. 3 Kampanye Pemilu didukung oleh petugas kampanye. Pasal 79 : 1 Pelaksana Kampanye Pemilu adalah Anggota DPR,DPRD Provinsi, dan DPRD kabupatenkota, juru Kampanye Pemilu, orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD kabupatenkota. 2 Pelaksana Kampanye Pemilu adalah Anggota DPD terdiri atas calon anggota DPD, orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu Anggota DPD. 3 Peserta Kampanye Pemilu terdiri atas anggota Masyarakat 4 Petugas Kampanye Pemilu terdiri atas seluruh petugas yang memfasilitasi pelaksanaan Kampanye Pemilu. F.3.4 Metode Kampanye. Universitas Sumatera Utara Pasal 82 :Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui : a. Pertemuan terbatas; b. Pertemuan tatap muka; c. Penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum; d. Pemasangan alat peraga di tempat umum; e. Iklan media massa cetak dan media massa elektronik; f. Rapat umum; g. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan peraturan perundang-undangan. F.3.5 Strategi Kampanye Karl Von Clausewitz, merumuskan strategi sebagai “suatu seni yang menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan Perang”. Strategi melibatkan kemampuan inteligensi unruk membawa semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efesien. 36 Demikian halnya pada strategi kampanye, tujuannya yaitu menggunakan semua sumber daya yang ada untuk mencapai kemenangan dalam pemilu. 36 Hafied Cangara. Op. Cit., hal 292 Universitas Sumatera Utara Strategi kampanye menggunakan beberapa pendekatan antara lain pesan kampanye, teknik kampanye, penggunaan anggaran kampanye, dan organisasi politik. Berikut merupakan uraiannya : 1. Pesan kampanye. Kampanye sebagai wahana menyampaikan pesan-pesan politik baik oleh partai politik maupun kandidat yang mencalonkan diri.Adapun materi atau pesan yang disampaikan oleh peserta pemilu dapat berupa visi, misi, dan program partai.Sifat dari pesan kampanye biasanya bersifat informatif, propaganda dan persuasif, sehingga dapat mempengaruhi perilaku para pemilih untuk memberikan dukungannya kepada partai politik atau kandidat partai politik tersebut. 2. Teknik kampanye Secara umum dalam ilmu politik dikenal empat teknik kampanye, yaitu : 37 a. Teknik Kampanye Dari Pintu Ke Pintu Door To Door Campaign. Ini merupakan teknik kampanye yang dilakukan para kandidat dengan cara mendatangi langsung para pemilih sambil menanyakan persoalan-persoalan yang mereka rasakan atau yang mereka hadapi. b. Teknik Kampanye Diskusi Kelompok. Group Discussion Campaign Ini merupakan teknik kampanye yang dilakukan dengan cara membentuk kelompok atau diskusi kecil yang membicarakan masalah yang dihadapi masyarakat. 37 Riswanda Imawan. 1997. Membedah Politik Orba.Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal 144-145 Universitas Sumatera Utara c. Teknik Kampanye Massa Tidak Langsung Indirect Massa Campaign Teknik kampanye jenis ini biasanya menggunakan media sebagai sarana berkampnaye.Tidak ada tatap muka yang terjadi antara komunikator dan undiens. Contohnya yaitu pidato melalui radio, televisi, maupun melalui media cetak .Bisa juga dilakukan dengan pemasangan baliho, poster, spanduk dan semacamnya di tempat umum guna memperkenalkan dan mempersuasi khalayak untuk memilih partai atau kandidat dalam pemilu. d. Kampanye Massa Langsung Direct Massa Campaign Ini merupakan teknik kampnye dimana antar komunikator dan audiens dapat bertatap langsung saat kampanye dilakukan. Kampanye ini biasa dilakukan dengan menggerakkan massa yang besar jumlahnya. Biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pawai, pertunjukan kesenian dan sebagainya. 3. Penyusunan anggaran kampanye Ada beberapa kategori pos-pos pendanaan yang dapat digunakan pada hampir setiap jenis kegiatan kampanye, yaitu: 38 a. Personil inti : terdiri dari administrator, staff dan dan keperluan untuk tenaga baru yang diproyeksikan. b. Biaya daur ulang : benda-benda yang secara total habis digunakan dan tidak bisa digunakan kembali setelah kampanye. c. Biaya media : biaya yang dikeluarkan apabila menggunakan media sebagai sarana berkampanye, baik itu media cetak maupun elektronik. 38 Antar Venus. Op.Cit., hal 185-186 Universitas Sumatera Utara d. Biaya transportasi : biaya yang digunakan untuk keperluan transportasi selama berkampanye. 4. Organisasi politik Dalam pelaksanaan kampanye juga dibutuhkan pihak-pihak yang dapat menunjang keberhasilan kampanye. Dalam pelaksanaan kampanye organisasi akan memiliki struktur yang jelas keanggotaannya. Adapun yang termasuk organisasi politik pendukung kampanye yaitu : Manager Kampanye, Konsultan Politik dan Aktivis.

G. Metode Penelitian