BAB IV KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Pemilihan umum general election diakui secara global, sebagai sebuah arena untuk membentuk demokrasi perwakilan serta menggelar pergantian
pemerintahan secara berkala. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat harus diikutsertakan dalam proses politik, maka rakyat berhak ikut serta menetukan
seseorang yang akan menjadi pemimpin mereka, dan untuk menentukan isi kebijakan publik yang mempengaruhi kehidupan mereka. Sistem proporsional
terbuka memberikan keleluasaan bagi pemilih untuk memilih nama calon legislatif yang akan mereka pilih. Maka melalui sistem pemilu proporsional
terbuka rakyat memiliki kebebasan menentukan siapa yang layak untuk menjadi wakil mereka di palemen.Artinya dengan sistem pemilu proporsional terbuka
kedaulatan memilih wakil rakyat berada di tangan rakyat. Terjadi beberapa pergeseran peran partai politik di dalam penerapan sistem
pemilu proporsional terbuka. Salah satunya yaitu partai politik yang sebelumnya berperan memilih dan mengatur siapa-siapa yang akan menjadi wakil rakyat
dengan berdasarkan nomor urut namun kini peran tersebut digantikan oleh rakyat. Rakyatlah yang menjadi penentu siapa-siapa yang berhak menjadi wakil mereka
berdasarkan suara terbanyak.Ini artinya rakyat memiliki kebebasan memilih caleg mana yang dia anggap layak menjadi wakilnya diparlemen sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
nuraninya, bukan lagi otoritas partai.Peran partai lebih mengarah kepada kendaraan politik bagi calon legislatif untuk dapat mengikuti pemilu.
Selain itu dengan sitem pemilu proporsioanl terbuka terjadi perubahan pola kampanye. Jika sebelumnya dengan sistem pemilu tertutup ditandai dengan
rakyat hanya disuguhi nama dan lambang partai. Pada sistem tersebut peran partai sangat besar dalam melakukan kampanye untuk memenangkan kader-kadernya,
sedangkan sistem pemilu proporsional terbuka yang ditandai dengan transparansi caleg baik dari foto dan nama caleg, dimana rakyat yang memiliki kebebasan
memilih caleg yang disukainya. Pada sistem ini terjadi transformasi peran partai kepada calegnya atas kemenagan individu caleg.Artinya masing-masing individu
caleg diberi kebebasan bersosialisasi selama kampanye dan mendekatkan diri dengan masyarakat untuk meningkatkan elektabilitas dirinya, terlebih elektabilitas
partainya. Artinya masing-masing individu caleg harus bekerja ekstra jika hendak menjadi pemenang di dalam kompetisi pemilu
Strategi yang dilakukan partai PDI Perjuangan untuk menjadi partai politik pemenang pemilu adalah dengan mengisi daftar calon legislatifnya oleh kader-
kader partai yang memiliki pengabdian kepada partai, memiliki visi dan misi sesuai garis perjuangan dan ideologi partai. Partai PDI Perjuangan sebagai partai
politik pemenang pemilu secara nasional, namun secara lokal di Kabupaten Langkat menempati posisi ketiga partai politik pemenang pemilu, yaitu berhasil
mengantarkan 6 kadernya menjadi anggota DPRD Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
Adapun strategi yang dilakukan masing-masing caleg PDI Perjuangan yang berhasil memperoleh suara terbanyak pada pemilu legislatif tahun 2014
adalah dengan menjalin kedekatan dengan masyarakat.Pembangunan citra untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing calon legislatif partai bukan hanya
dilakukan pada pada masa kampanye saja, tapi jauh sebelum masa kampanye berlangsung.Para caleg yang berhasil lolos juga menawarkan program-program
yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan dan sosial.Para caleg mengkemas ideologi dan program partai menjadi pesan
kampanye dan program kerja untuk memperjuangkan nasib masyarakat miskin. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh penerapan sistem pemilu
proporsional terbuka di dalam pemilu terjadi perubahan-perubahan perubahan peran partai politik begitu pula kampanye pemilu partai politik.Dimana peran
partai untuk melahirkan wakil rakyat digantikan oleh kekuasaan rakyat.Perubahan pola kampanye yaitu penyampaian ideologi dan program partai adalah tugas partai
politik atau struktural partai.Partai politik tidak mempromosikan atau menjual calegnya pada saat kampanye.Sehingga individu caleg partai bekerja sendiri untuk
merebut simpati rakyat. Masing-masing caleg diberi kebebasan untuk bersosialisai dengan masyarakat, termasuk materi kampanye yang akan mereka sosialisasikan.
Hal yang kemudian muncul adalah para caleg lebih cenderung membangun citra pribadi daripada memperkenalkan ideologi partai.
Pengaruh lain yang seiring muncul dengan penerapan sistem pemilu proporsional terbuka adalah tingginya dana kampanye yang harus dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
oleh calon legislatif. Hal tersebut dikarenakan calon legislatif cenderung bekerja sendiri untuk memperoleh suara rakyat sebanyak banyaknya.Persaingan bukan
hanya antar partai, tetapi juga antara caleg di internal partai.sehingga untuk menang di dalam kompetisi pemilu memerlukan biaya kampanye yang cukup
tinggi. Dana kampanye yang dikeluarkan calon legislatif selama masa kampanye setidaknya mencapai ratusan bahkan milyaran rupiah.
B. Saran