tapi tidak dia ketika kampanye itu kita berikan.. kalok kira-kira perkiraan mungkin milyaran habis.karena saya selama lima tahun jadi anggota DPR
tidahk satu rupiah pun tersimpan. sepedaMotor pun tak terbeli,berapapun penghasilan saya habis semua untuk mmelakukan pelayanan-pelayanan
tersebut. Tapi ketika masuk tahapan pemilu saya tidak ada mengeluarkan
uanga kecuali membuatt alat peraga”.
64
6. Suwanto
Bapak suwanto merupakan caleg partai PDI Perjuaangan yang berasal dari daerah pemilihan Langkat 1.Beliau menduduki nomor urut 8 dalam daftar calon
legislatif partai PDI Perjuangan Kabupaten langkat dan berhasil lolos menjadi anggota DPRD kabupaten langkat pada pemilu legislatif tahun 2014.
Berdasarkan wawancara dengan beliau faktor utama yang menjadikan dia terpilih menjadi anggota dewan adalah tidak terlepas dari faktor kedekatan dengan
masyarakat.Menurutnya untuk menjadi seorang yang mendapat mandat dari rakyat seorang calon wakil rakyat harus selalu berada di dalam setiap
permasalahan yang ada di tengah- masyarakat.Selain itu, faktor pendudung lainnya yaitu gencar memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat seperti
pendidikan, kesehatan, dan sosial.Jadi dengan kedekatan dengan masyarakat, masyarakat merasa diperdulikan, merasa calon wakil rakyat dekat dengan
rakyat.Intinya seorang wakil rakyat harus merakyat jika mau terpilih.
65
Pesan kampanye yang beliau sampaikan saat besosialisasi adalah sebagai wakil rakyat memiliki tugas yang berat karena harus menjaga amanat
rakyat.Slogan beliau d alam pesan kampanyenya yaitu “jujur dan mengabdi kepada
64
Wawancara dengan Bapak Ralin Sinulingga, di: Kantor DPRD Kabupaten Langkat pada tanggal 10 Juni 2015
65
Wawancara dengan Bapak Suwanto, di: Kantor DPRD Kabupaten Langkat pada tanggal 10 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
rakyat”. Jadi seorang calon wakil rakyat untuk bisa menjalankan amanat rakyat terutama harus jujur, dan berjanji kepada rakyat bahwa tugas yang akan
diembannya kelak adalah memperjuangkan nasib rakyat yang masih hidup dalam kemiskinan.
Metode yang beliau lakukan untuk mendapatkan simpati rakyat dengan hadir di tengah-tengah masyarakat.Sering menghadiri dan sedikit membantu
kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat seperti acara hajatan dan kegiatan kegiatan keagamaan seperti pengajian, perwiritan dan lain sebagainya. Adapun
strategi beliau untuk dapat terpilih meskipun di dalam urutan yang bisa dikatakan nomor bawah, beliau membentuk tim sukses yang terdiri dari orang-orang yang di
dalam masyarakat memiliki kredibelitas di dalam masyarakat sehingga dapat membujuk dan meyakinkan masyarakat untuk memilih beliau pada saat
pemilihan. “ saya ketika itu selama masa kampanye selain sosialisasi ke famili,
tetangga-tetangga sekitar rumah, saya membentuk juga tim sukses. Dan memang saya mengambil orang-orang untuk jadi tim sukses saya, saya
ambil dari setiap desa memang orang-oraang yang punya nama lah di masyarakat, dikenal lah sama masyarakat disekitarnya. Karena apa, itu
strategi, supaya dengan orang-orang yang dikenal dan dipercaya masyarakat mereka mau mengikuti merekaa-mereka tim sukses saya untuk
memilih saya”.
66
Selama masa kampanye beliau menuturkan bahwa kurang lebih mengeluarkan biaya Rp 200.000.000 dua ratus juta rupiah selama masa
kampanye. Dana tersebut termasuk untuk keperluan tim sukses, memberikan
66
Wawancara dengan Bapak Suwanto, di: Kantor DPRD Kabupaten Langkat pada tanggal 10 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
bantuan-bantuan, biaya sosialisasi dan mengumpulkan masyarakat, dan juga alat peragga, spanduk dan kartu nama.
“jadi kalau saya, saya jujur saya selama massa kampanye itu lebih kurang habis saya Rp. 200.000.000. memang kalau kampanye itu kan kita
berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat, jadi untuk bantu-bantu kegiatan masyarakat, alat peraga, itu juga upah tim sukses, disitu juga
spanduk, ya lain-lain sebagainya lah. Ya, lebih kurang segitu lah yang saya
keluarkan”.
67
D. Hubungan Pengaruh Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Terhadap Sosialisasi Ideologi Partai Dalam Kampanye.
Akhir tahun 2008, Mahkamah Konstitusi MK resmi memutuskan penentuan kursi caleg berdasarkan suara terbanyak, dengan merevisi UU nomor
10 tahun 2008 tentang penetapan caleg terpilih sebagaimana yang tertera pada pasal 214. Sehingga berdasarkan putusan MK No 22-24PUU-VI2008 resmi
mencabut ketentuan pasal 214 yang mengatur penetapan caleg terpilih berdasarkan ketentuan minimal 30 dari angka BPP menjadi berdasarkan suara
terbanyak. Dengan demikian pasca keputusan MK maka penerapan sistem pemilu proporsional terbuka diikuti dengan mekanisme penetapan caleg terpilih
berdasarkan suara terbanyak. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang pemilu
legislatif, penetapan caleg terpilih diatur dalam pasal 215. Dijelaskan dalam Pasal 215 tentang penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD
Kabupatenkota dari partai politik perserta pemilu didasarkan pada perolehan
67
Wawancara dengan Bapak Suwanto, di: Kantor DPRD Kabupaten Langkat pada tanggal 10 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
kursi partai politik peserta pemilu di suatu daerah pemilihan dengan ketentuan sebagai berikut :
a Calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD Kabupatenkota
ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh suara terbanyak. b
Dalam hal dua calon atau lebih yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a dengan perolehan suara yang sama, penentuan calon
terpilih ditentukan berdasarkan persebaran perolehan suara calon pada daerah pemilihan dengan mempertimbangkan keterwakilan perempuan.
c Dalam hal calon yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, jumlahnya kurang dari jumlah kursi yang diperoleh partai politik peserta pemilu, kursi yang belum terbagi diberikan kepada calon
berdasarkan perolehan suara terbanyak berikutnya. Seiring dengan revisi UU pemilu, maka dengan demikian sistem pemilu
proporsional terbuka menekankan penetapan caleg dengan ketentuan suara terbanyak yang diperoleh caleg.Dengan sistem ini pemilu dianggap lebih
demokratis karena menempatkan rakyat sebagai pemegang otoritas memilih wakil mereka di parlemen, namun tidak menutup kemungkinan terjadi berbagai
perubahan peran partai sebagai organisasi yang melahirkan wakil rakyat. Berdasarkan keputusan MK diatas terjadi beberapa pergeseran peran partai
politik. Salah satunya yaitu partai politik yang sebelumnya berperan memilih dan mengatur siapa-siapa yang akan menjadi wakil rakyat dengan berdasarkan nomor
urut namun kini peran tersebut digantikan oleh rakyat. Rakyatlah yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
penentu siapa-siapa yang berhak menjadi wakil mereka berdasarkan suara terbanyak.Ini artinya rakyat memiliki kebebasan memilih caleg mana yang dia
anggap layak menjadi wakilnya diparlemen sesuai dengan nuraninya, bukan lagi otoritas partai.
Di dalam kampanye pemilu terdapat unsur sosialisasi partai dan sosialisasi individu. Di dalam sosialisasi partai partai melalui juru kampanyenya memberikan
wejangan kepada peserta kampanye berupa ideologi partai, program partai, perjuangan partai,serta visi dan misi partai. di dalam sosialisasi individu, masing-
masing caleg memiliki kurang lebih waktu satu tahun untuk berkampanye dan bersosialisasi dengan masyarakat. Hal itu dinyatakan dalm undang-undang
pemilu, bahwa masing-masing caleg diperbolehkan berkampanye setelah tiga hari dinyatakan sebagai calon ledislatif oleh KPU.Maka di dalam kampanye individu
tidak ada batasan waktu untuk berkampnye.Begitu juga dengan materi kampanye yang disosialisaikan kepada masyarakat, karena sosialisasi pribadi caleg, caleg
dibiarkan otonom untuk bergerak. Sehingga tidak ada kontrol terhadap individu mengenai materi apa yang dia sampaikan saat bersosialisasi.
Dapat dikatakan dengan sitem pemilu proporsioanl terbuka terjadi perubahan pola kampanye. Jika sebelumnya dengan sistem pemilu tertutup
ditandai dengan rakyat hanya disuguhi nama dan lambang partai. Pada sistem tersebut peran partai sangat besar dalam melakukan kampanye untuk
memenangkan kader-kadernya, sedangkan sistem pemilu proporsional yang ditandai dengan transparansi caleg baik dari poto dan nama caleg, dimana rakyat
Universitas Sumatera Utara
yang memiliki kebebasan memilih caleg yang disukainya. Pada sistem ini terjadi transformasi peran partai kepada calegnya atas kemenagan individu caleg.Artinya
masing-masing individu caleg diberi kebebasan bersosialisasi selama kampanye dan mendekatkan diri dengan masyarakat untuk meningkatkan elektabilitas
dirinya, terlebih elektabilitas partainya.Artinya masing-masing individu caleg harus bekerja ekstra jika hendak menjadi pemenang di dalam kompetisi pemilu.
Jadi partai tidak lagi bertugas untuk “menjual” kader-kadernya, namum masing-
masing kader berjuang sendiri untuk “menjual” dirinya untuk mendapatkan simpati rakyat agar memilihnya pada saat pemilihan tiba. Partai
politik hanya bertugas meningkatkan elektabilitas partainya dengan menjual program dan visi-misi partai. Kemenangan caleg sangat bergantung kepada
kemapanan dalm bersosialisasi dan merebut simpati rakyat dengan berbagai cara. Sistem pemilu proporsional terbuka yang ditandai dengan kedaulatan
rakyat untuk memilih wakil mereka.Maka seorang calon wakil rakyat juga diberi kebebasan
untuk bersosialisasi
langsung mendekatkan
diri dengan
masyarakat.Oleh karena adanya kebebasan rakyat memilih wakil mereka. Seiring dengan itu terjadi pergeseran peran partai yang mulanya partai
politik menjadi satu kesatuan yang bersatu padu membentuk jaringan elektoral untuk meningkatkan elektabilitas partai di dalam masyarakat.Demikian pula
terjadi perubahan peran caleg, masing-masing caleg juga diberi kebebasan untutuk bersosialisasi membentuk jaringan elektoral pribadi untuk meningkatkan
elektabilitas pribadinya di tengah masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Jadi berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem pemilu proporsional terbuka, dimana rakyat yang menentukan siapa yang
akan duduk menjadi wakil mereka di parlemen melalui pemilu legislatif dengan penetapan caleg terpilih dengan suara tebanyak. Maka dengan ini setiap individu
calon legislatif tiap-tiap partai politik akan melakukan strategi khusus untuk memperoleh suara sebanyak-banyaknya. Tentunya masing-masing caleg akan
meningkatkan metode kampanyenya untuk merebut simpati rakyat. Dalam kaitannya untuk memperoleh suara terbanyak, maka dapat dilihat
bagaimana usaha caleg memperoleh dukungan rakyat agar memilihnya saat pemilu.Apakah dengan diberikannya kebebasan bagi caleg untuk berkampanye
dan bersosialisasi kepada masyarakat dengan masa kampanye yang terbilang cukup panjang, mereka masih berprinsip terhadap garis perjuangan partai ataupun
ideologi partai.Apakah mereka masih tetap menjual partai serta programnya atau malah mengabaikan ideologi partai saat berkampanye.
Berdasarkan hasil wawancara dengan enam caleg partai PDI Perjuangan yang berhasil lolos menjadi nggota DPRD melalui pemilu legislatif tahun 2014,
dapat diketahui bagaimana strategi kampanye mereka dengan melihat pesan atau isu yang mereka sampaikan, metode kampanye yang mereka gunakan dan biaya
kampanye yang mereka alokasikan untuk berkampanye. Dari enam caleg partai PDI Perjuangan yang berhasil lolos tersebut
diketahui bahwa dalam sosialisai mereka saat masa kampanye, mereka tidak menyampaikan ideologi maupun program partai, karena tugas mengkampanyekan
Universitas Sumatera Utara
ideologi dan program partai adalah peran dari struktural partai. Peran caleg adalah mengemas program partai dan ideologi menjadi visi-misi atau pesan kampanye
individu caleg yang kemudian disampaikan masyarakat saat mereka bersosialisasi. Partai politik memberikan kebebasan mengenai materi apa yang akan mereka
sampaikan saat bersosialisasi dengan masyarakat. Namum partai politik mengharuskan garis perjuangan kader tidak boleh lari dari ideologi partai yaitu
Pancasila 1 Juni 1945 yang berjuangn untuk wong cilik. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa perjuangan caleg partai PDI
Perjuagan adalah berjuang untuk kesejahteraan masyarakat miskin.Cara mereka mendekatkan diri dengan masyarakat untuk memperoleh dukungan dan simpati
masyarakat adalah dengan menawarkan program-progrm yang langsung menyentuh masyarakat, contohnya yaitu program kesehatan.Hal ini menunjukkan
bahwa kesehatan adalah permasalahan yang sangat krusial dan harus diperjuangkan bagi wakil rakyat.
Untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan untuk memperoleh simpati masyarakat selama masa kampanye dana yang dikeluarkan oleh masing-
masing caleg memiliki alokasi yang cukup besar, rata-rata caleg mengalokasikan ratusan juta untuk berkampanye, namun ada juga caleg yang tidak mengeluarkan
biaya kampanye tapi dapat terpilih. Berdasarkan hasil keseluruhan wawancara bahwa caleg terpilih partai PDI
Perjuangan adalah kader partai yang loyal terhadap perjuangan dan ideologi partai.Mereka mengemas perjuangan dan ideologi partai pesan dan program yang
Universitas Sumatera Utara
langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.Dan terakhir hubungan antara sistem pemilu proporsional terbuka dan sosialisai ideologi partai dalam kampanye adalah
dengan sistem pemilihan proprosional terbuka dimana penetapan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak, maka setiap caleg melakukan strategi khusus dalam
berkampanye untuk merebut simpati rakyat.Dan dalam kampanyenya dapat dilihat apakah mereka mempromosikan ideologi dan program partai atau malah hanya
sekedar sosialisasi pribadi, membangun pencitraan tanpa memperhatikan garis perjuangan partai.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan